Quantcast
Channel: DEFENSE STUDIES
Viewing all 14862 articles
Browse latest View live

India plans to offer HAL’s Dhruv and LCH to Vietnam

$
0
0
13 Juni 2016


HAL Light Combat Helicopter (photo : Visal Jolapara)

Supersonic BrahMos Cruise missile is not the only weapons system which India plans to Export to Vietnam well informed and highly reliable sources close to idrw.org and now Defence Ministry plans to allow HAL and DRDO officials to hold further talks with Vietnam officials to explore export of other defence weapons to Vietnam. 

State-owned Hindustan Aeronautics Limited (HAL) plans to revive previously held discussions with Vietnam officials on sale of Advanced Light Helicopter “Dhruv” Helicopters and also plans to offer Light Combat Helicopter which is still under development but lately has been generating lot of interest from various countries due to its cheaper price tags and its ability to perform exceptionally well in higher altitudes. 

HAL also plans to explore the possibility of collaboration on training crews and supply of spares for Sukhoi Su-30MK2 fighter fleet operated by Vietnam . DRDO on other hand wants to offer indigenously developed Ground level radars , communication , Surveillance equipment along with many Naval Types of equipment developed by its associated labs for equipment in warships. 

India and Vietnam recently discussed the sale of Mobile Coastal Battery equipped with BrahMos missile for use against sea-based targets .

(IDRW)

Pindad Targetkan Penjualan 2016 Tembus Rp 3 Triliun

$
0
0
13 Juni 2016


Tank AMX retrofit Pindad (photo : kaskus militer)

Jakarta (ANTARA News) - PT Pindad (Persero), perusahaan milik negara yang memproduksi senjata, amunisi, dan kendaraan tempur menargetkan mampu membukukan penjualan sekitar Rp3 triliun pada 2016, meningkat dibanding 2015 yang mencapai sekitar Rp2 triliun.

"Target penjualan 2016 menembus angka Rp3 triliun, sejalan dengan meningkatnya nilai kontrak pesanan senjata, amunisi dan kendaraan tempur," kata Direktur Utama Pindad Silmy Karim di sela peluncuran empat senjata baru Pindad di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis.

Keempat senjata baru yang peluncurannya disaksikan langsung Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu itu yaitu Senapan Serbu SS3, Senapan Serbu SS2 subsonic 5,66 mm, Sub Machine Gun dan Pistol G2 Premium.

Menurut Silmy, senjata baru yang merupakan hasil pengembangan produk dan inovasi Pindad itu mendapat perhatian dari sejumlah negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara.

Ia tidak merinci nama negara yang berpotensi memesan senjata yang dimaksud karena alasan masih dalam tahap negosiasi.

Namun tambahnya, selain pesanan senjata laras pendek dan laras panjang, sejumlah negara lainnya juga berminat memesan kendaraan tempur buatan Pindad.

"Pertumbuhan penjualan 2016 ini merupakan kelanjutan dari tahun 2015 yang didorong peningkatan kapasitas produksi sekitar 130 persen dari tahun sebelumnya," ujarnya.

Untuk merealisasikan pertumbuhan dan target penjualan itu, Pindad melakukan berbagai langkah strategis antara lain memperkuat lini bisnis, pengembangan serta melakukan beragam inovasi produk berorientasi masa depan.

Setiap tahun dikatakan Silmy, Pindad memproduksi sekitar 30.000-60.000 unit senjata laras pendek dan laras panjang.

"Selain memenuhi kebutuhan TNI-Polri yang mencapai 70 persen, Pindad juga terus menggenjot pasar ekspor yang saat ini masih berkisar sekitar 5 persen," katanya.

Dalam memenuhi pemesanan senjata, Pindad mengedepankan tiga hal yaitu prospek industri dalam negeri terkait dengan potensi pasar ekspor, hubungan luar negeri, dan kemudahan investasi.

"Polanya, kita bisa memproduksi di dalam negeri kemudian diambil oleh pemesan, atau diproduksi di negara importir dengan mengunakan fasilitas pabrik di sana," ujarnya.

Selain pesanan senjata dari dua negara Timur Tengah tersebut, sejumlah negara lainya juga berminat terhadap kendaraan tempur, munisi kaliber besar buatan Pindad.

Menurutnya, saat ini porsi penjualan terbesar Pindad masih berasal dari munisi yang mencapai 50 persen, selebihnya 30 persen dari kendaraan tempur dan 20 persen dari senjata.

Selain senjata laras panjang dan pendek dengan aksesoris, kendaraan tempur antara lain Paner Anoa 6x6, Panser Badak 4x4 dan Komodo, retrofit Tank AMX-13, Pindad juga melakukan ekspansi dengan memproduksi excavator yang akan diluncurkan pada Juni 2016.

(Antara)

Beginilah Kesaktian Su-30MKM Flanker Malaysia

$
0
0
14 Juni 2016

Su-30MKM (Modernizirovannyi Komercheskiy Malaysia) (photo : carl brent)

Sebagai sesama pengguna Su-30 di Asia Tenggara, varian Su-30MKM (Flanker-G) yang dikembangkan khusus untuk TUDM (Tentara Udara Diraja Malaysia), memiliki spesifikasi jauh lebih jaguh (jago) dibandingkan Angkatan Udara Vietnam dan Indonesia. TUDM diuntungkan oleh India, yang bersusah payah mengintegrasikan seluruh subsistem ke dalam Su-30MKI. Su-30MKM (Modernizirovannyi Komercheskiy Malaysia = Modernisasi, Komersial pesanan Malaysia) memang dikembangkan dari basis Su-30MKI.


Dua sayap canard merupakan sayap aktif (photo : sgroader)

Dari tampilan luar, Su-30MKM menggunakan fuselage, mesin TVC AL-31FP, dan sistem kendali fly by wire yang serupa dan setara dengan milik AU India. Su-30MKM diawaki dua awak, pilot dan operator sistem senjata.

Ragam persenjataan yang dapat dibawa berupa rudal jarak menengah, sedang, dan jauh serta rudal udara ke permukaan tidak dibedakan dengan milik India, mampu menggotong seluruh sistem senjata buatan Rusia.


Sistem optronik pasif IRST (Infra Red Track and Scan) OLS-30 dan Cobham 754 buddy refueling pod. (photo : vivawariors)


Perbedaannya, sebagai negara Islam tentu haram mengadopsi teknologi negeri Yahudi. Oleh karena itu, seluruh perangkat made in Israel diminta dilepas dan dicari gantinya, barulah Malaysia mau menandatangani kontrak senilai 900 juta dolar AS untuk 18 pesawat.

Nah, varian Su-30MKM mempertahankan sistem radar dan elektro optik yang sama dengan Su-30MKI. Radar N011M sudah jadi standar, begitu juga sistem optronik pasif IRST (Infra Red Track and Scan) OLS-30 yang mampu mendeteksi sasaran di udara sejauh 90 km dari belakang, atau 50 km dari depan.


Mesin AL-31FP dengan Thrust Vector Control (TVC) (photo : korsakul)

Pilot bisa memilih pembesaran (Field of View) lebar dengan cakupan 20×5 derajat atau sempit dengan lebar 3×3 derajat. Cakupan sempit digunakan untuk membidikkan rudal BVR (Beyond Visual Range). Sistem laser range finder akurat sampai jarak 3 km untuk sasaran udara dan 5 km untuk sasaran darat.

Sistem avioniknya mengandalkan produk Perancis yang memang sudah lama punya pasar di Malaysia. HUD menggunakan sistem Thales CTH3022 wide angle holographic, begitu pula sistem IFF (Identification Friend or Foe) yang juga dibuat Thales. Sistem pod pencari sasaran dan pengarah rudal menggunakan, lagi-lagi, produk Thales yaitu Damocles targeting & NAVLIR pod. Untuk sistem komputer pada Su-30MKM tetap menggunakan sistem S101 buatan Rusia.


Sistem pod pencari sasaran dan pengarah rudal buatan Thales yaitu Damocles targeting & NAVLIR pod (photo : cmano)

Su-30MKM memiliki kekhasan dengan fokus pada sistem pertahanan yang cukup lengkap daftarnya, meliputi Saab Avitronics MAW300 Missile Warning Sensor dan LWS350 Laser Warning Sensor untuk mendeteksi sistem laser pemandu rudal antipesawat yang digunakan sistem rudal seperti Saab Bofors RBS-70. Untuk mendeteksi rudal dengan pemandu radar ada sistem RWS-50RWR. Sama seperti Su-30MKI, Su-30MKM memiliki kemampuan diisi dan mengisi bahan bakar di udara melalui Cobham 754 buddy refueling pod.

Satu sistem yang terpasang pada Su-30MKM dan tidak ada pada Su-30MKI adalah sistem pod ECM (Electronic Counter Measure) buatan perusahaan Kaluzhsky Rusia yaitu KNIRTI SAP-518 yang dipasang di ujung-ujung sayap Su-30MKM. Pod ini memungkinkan Su-30MKM melaksanakan misi SEAD (Suppression of Enemy Air Defence), dengan mengacak gelombang radar yang bermain di frekuensi G-J. Malaysia dirumorkan mengakuisisi sistem pod pengacak SAP-14, yang sampai saat ini belum terkonfirmasikan kehadirannya.


Sistem pod ECM (Electronic Counter Measure) buatan Kaluzhsky yaitu KNIRTI SAP-518 (photo : kret)

Purwarupa Su-30MKM terbang Mei 2006, dan versi produksinya setahun kemudian pada musim semi 2007. TUDM menyatakan purwarupa sudah layak produksi pada Mei 2007. Bandingkan dengan pengembangan Su-30MKI yang berlangsung selama bertahun-tahun, Malaysia jelas diuntungkan dengan inisiatif India mengembangkan varian Su-30MKI.

Seluruh pesawat pesanan sudah diterima TUDM mulai Juni 2007, dan yang terakhir pada Agustus 2009. Su-30MKM di TUDM ditempatkan di Skadron No 11 di Gong Kedak, Malaysia Barat yang merupakan salah satu pangkalan militer tertua di Malaysia bersama skadron latih PLTB3 dengan pesawat latih Pilatus PC7 Mk11.

(Angkasa)

FA-50PH Need Php 37,6 Mio for Engine Overhaul

$
0
0
14 Juni 2016


PAF FA-50PH (photo : rappler)

PAF in the Market for FA-50PH Engine Assy Service Providers

MANILA (PNA) --- The Philippine Air Force (PAF) is allocating the sum of PHP37,602,175.63 for service providers capable of repairing and overhauling the engine assy for the use of its brand-new South Korean-made FA-50PH light-interim fighter jet aircraft.

Pre-bid conference is on Wednesday, 9:00 a.m. at the PAF Procurement Center Conference Room, Villamor Air Base, Air Force bids and awards committee chair Brig. Gen. Nicolas Parilla said.

While submission and opening of bids is on July 8, 9:00 a.m. at the same venue.

The PAF's first two FA-50PH jet aircraft arrived in the Philippines on Nov. 28, 2015. The rest remaining 10 aircraft, out of a 12-plane order from Korea Aerospace Industries (KAI) worth PHP18.9 billion, will be delivered between 2016 to 2017.

The FA-50PHs has a top speed of Mach 1.5 or one and a half times the speed of sound and is capable of being fitted air-to-air missiles, including the AIM-9 "Sidewinder" air-to-air and heat-seeking missiles aside from light automatic cannons.

It will act as the country's interim fighter until the Philippines get enough experience of operating fast jet assets and money to fund the acquisition of more capable fighter aircraft.

Korea Aerospace Industries (KAI)'s FA-50PH design is largely derived from the F-16 "Fighting Falcon", and they have many similarities: use of a single engine, speed, size, cost, and the range of weapons.

KAI's previous engineering experience in license-producing the KF-16 was a starting point for the development of the FA-50PH.

The aircraft can carry two pilots in tandem seating. The high-mounted canopy developed by Hankuk Fiber is applied with stretched acrylic, providing the pilots with good visibility, and has been tested to offer the canopy with ballistic protection against four-pound objects impacting at 400 knots.

The altitude limit is 14,600 meters (48,000 feet), and airframe is designed to last 8,000 hours of service.

There are seven internal fuel tanks with capacity of 2,655 liters (701 US gallons), five in the fuselage and two in the wings.

An additional 1,710 liters (452 US gallons) of fuel can be carried in the three external fuel tanks.

Trainer variants have a paint scheme of white and red, and aerobatic variants white, black, and yellow.

The FA-50PH uses a single General Electric F404-102 turbofan engine license-produced by Samsung Techwin, upgraded with a full authority digital engine control system jointly developed by General Electric and KAI.

The engine consists of three-staged fans, seven axial stage arrangement, and an afterburner.

Its engine produces a maximum of 78.7 kN (17,700 lbf) of thrust with afterburner. 

(PNA)

Su-30MK2 of the VPAF will be Suspended for Operation

$
0
0
14 Juni 2016
Su-30MK2 fighter Vietnam missile Kh-31 (photo : Soha)

Lieutenant General Vo Van Tuan said the current entire Su-30MK2 aircraft of the Air Force Vietnam will be suspended all flight operations training.

Related to Su- 30MK2 aircraft lost contact this morning, talk to us, Lieutenant General Vo Van Tuan, deputy chief of the Vietnam People's Army said the entire aircraft Su-30MK2 will be suspend all flight operations training, are only allowed to take off when combat duty.

"The suspension is to evaluate the incident happened on the plane was missing", Minister Tuan said.
He also added information, after finding the plane and the pilots missing, the functional unit will proceed to clarify the causes of this incident.

Up to now, the functional forces are still actively involved in the search planes and pilots.

Defense Ministry is mobilizing forces to conduct search, check the above waters, looking forward to find the pilot and the plane. 

Lieutenant General Vo Van Tuan is also directly in Nghe An to direct the search.

For information on detecting oil slicks at sea are searching the area, Minister Tuan said, does not define exactly this.

(Soha)

Licensed Production of Ammunition for the BMP-3 can be Opened in Indonesia

$
0
0
15 Juni 2016


BMP3F of the Korps Marinir (photo : Jose)

MOSCOW -. RIA Novosti Moscow and Jakarta are negotiating to establish licensed production of ammunition for fighting vehicles BMP-3, standing on the arms of the Marine Corps in Indonesia, told RIA Novosti on Tuesday, the general director of the enterprise developer shells - Group "Tehmash" Sergey Rusakov .

"Currently, under the aegis of" Rosoboronexport "is negotiating with representatives of the military-industrial complex of Indonesia on the organization of the territory of the foreign partner of the license production of ammunition for BMP-3" - a spokesman said.

Today BMP-3F (modification for the Marine Corps) operated successfully in the Marine Corps of the Armed Forces of Indonesia. The first batch of 17 vehicles was delivered within the framework of an agreement on a state loan from Russia Indonesia a billion dollars, was signed in September 2007 during a visit to Jakarta of Russian President Vladimir Putin.

BMP-3F first arrived in Indonesia in November 2010 and in May 2013 Jakarta signed a new contract for the purchase of 37 vehicles total cost of $ 114 million for the Marine Corps. In January 2014 the second batch of machines was transferred to the military.

In addition, now Jakarta is considering the purchase of a new batch of 50 machines.

Scientific-Production Concern "Tehmash" - a holding company of state corporation "Rostec" in the field of industry of munitions and special chemicals. Enterprise "Tehmash" produce high-precision artillery munitions and artillery rounds of various purpose, small-caliber ammunition, grenade shots, mines, missiles and unguided aviation bomb ordnance, military pyrotechnics, and more. Military products of the holding is in service in 100 countries.

(RIA Novosti)

Third A400M Arrived in Subang

$
0
0
15 Juni 2016


M54-03 prepared to landing at Subang airport. (photo : Malaysian Defence)

SHAH ALAM: RMAF’s third A400M air-lifter arrived at the Subang airbase last Monday – four days after it was officially delivered to the service. The A400M – tail number M54-03 – flew some 9,100 km to get to Subang from the Airbus D&S A400M Final Assembly Line in Seville, Spain.

The ferry flight from Seville, took two days with one stop-over at the Al Bateen executive airport in Abu Dhabi. Both the previous deliveries, took the same route and stop-overs.

Unlike the arrival of 02 late last year, 03’s arrival today was rather subdued. There was no fly past over Subang and there was no escorts.

An official welcoming ceremony for the aircraft is only expected after Ramadan. It will be a good excuse to hold a Raya open house at 22nd Squadron spanking new hangar.

The prompt arrival of the RMAF third aircraft must be a welcome relief to Airbus D&S which have come under pressure due to delivery delay caused by engine and air-frame issues.

Mean-while, a PDRM Super King Air 350 fitted with the ISR fit also made a landing at the runway after what appears to be a test flight following maintenance.

(Malaysian Defence)

Rheinmetall's Lynx Infantry Vehicle Targets Australian Market

$
0
0
15 Juni 2016

Rheinmetall new Lynx infantry fighting vehicle (photos : Rheinmetall)

PARIS — Rheinmetall took the wraps off it’s new Lynx infantry fighting vehicle at the Eurosatory show in Paris on Tuesday, signaling not just the entry of a new contender in world export markets for this type of platform but that Australia was one of the German company’s main early sales target.


“As we launched it in Australian camouflage it’s a pretty good indication that we are targeting it as one of the key starting markets for the Lynx,” said Ben Hudson, the head of Rheinmetall’s vehicle systems division.

The company is already expecting to hear in the next few week whether its Boxer 8x8 armored personnel carrier bid has been successful as part of Australia’s Land 400 requirement.

Hudson said the vehicle was already generating considerable interest among potential infantry fighting vehicle purchasers other than Australia.

“Several potential customers in Europe are already discussing it with us,” he said.


In partnership with Krauss-Maffai Wegmann, the company already produces the Puma infantry fighting vehicle for the German Army but its high-end requirements help make it a costly machine compared to the Lynx, which is planned to be a more affordable and flexible offering for export customers.

The Lynx comes in two tracked variants. The KF31, which was revealed at Eurosatroy on Tuesday, can carry six troops and three crew members, while the KF41 is able to carry eight soldiers and three crew members.

The vehicle revealed Tuesday had a 35mm cannon, but Rheinmetall offers a 30mm weapon as an option. The KF31 also had an anti-tank missile launcher holding two Spike LRs (Long Range).

The KF31 weighs up to 38 tons. KF simply stands for Kettenfahrzeug, or "tracked vehicle," in German.

The platforms can be configured for command-and-control, armored-reconnaissance, repair-and-recovery, and ambulance operations.

"Lynx is an advanced, new modular family of vehicles that offers our customers the highest levels of survivability, mobility, lethality and capacity while utilizing proven technologies to deliver a compelling value proposition for our global customers," Hudson said.

(DefenseNews)

Pesawat NC212i Akhirnya 100% Diproduksi di Bandung

$
0
0
15 Juni 2016

Pesawat NC212i (photos : PTDI)

Jakarta -Pesawat NC212i telah sepenuhnya dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI). Artinya PTDI adalah satu-satunya industri pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat baling-baling itu. 

Seluruh proses pembuatan pesawat tersebut telah dilakukan di Bandung pada kawasan produksi PTDI karena Airbus Defence and Space telah menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi ke PTDI mulai dari jig dan tools hingga pergudangannya (Slow Mover Material) yang semula berada di Spanyol telah dikirimkan seluruhnya ke PTDI.

"Apabila Airbus Defence and Space mendapatkan pesanan NC212i, pembuatan pesawat tersebut sepenuhnya akan tetap dikerjakan PTDI di Bandung. Airbus Defence and Space telah memberikan kepercayaan kepada PTDI karena mereka akan lebih fokus mengembangkan pesawat besar, oleh karenanya Final Assembly Line khusus NC212i telah disiapkan di fasilitas PTDI sejak bulan Oktober tahun 2011 silam," tulis keterangan tertulis PTDI, Rabu (15/6/2016).

Pesawat NC212i adalah pesawat multiguna generasi terbaru dari NC212 dengan daya angkut 28 penumpang, memiliki ramp door, kabin yang luas di kelasnya, sistem navigasi dan komunikasi yang lebih modern, biaya operasi yang lebih rendah namun tetap kompetitif di pasar pesawat kecil. 


Pesawat NC212i dapat juga digunakan sebagai pembuat hujan, patroli maritim dan penjaga pantai. Pesawat generasi sebelumnya C212 berbagai seri telah digunakan lebih dari 600 unit oleh 38 negara di antaranya yaitu Thailand, Filipina, Afrika Selatan, Spanyol, Uni Emirat Arab, Cile dan Meksiko.

PTDI saat ini juga sedang membuat pesawat NC212i sebanyak 2 unit pesanan dari Filipina dan 3 unit pesanan dari Vietnam yang seluruh proses pembuatan struktur pesawat mulai dari Fuselage, Center Wing, Outer Wing, Outer Flap, Inner Flap, Aileron, Vertical Stabilizer, Rudder, Horizontal Stabilizer, Elevator serta semua Door mulai Pilot Door, Passenger Door, Ramp Door, Forward Door dan Emergency Door itu dikerjakan seluruhnya di PTDI yang akan mendapatkan sertifikasi EASA ditargetkan akhir tahun 2016 atau awal tahun 2017. 

"Hal ini menjadi keuntungan bagi PTDI karena peluang pasar NC212i masih menjanjikan serta untuk layanan purnajual pasti dilakukan di PTDI," tambahnya. 

Perbedaan konfigurasi antara NC212-400 dan NC212i ada pada Avionic, di mana NC212i telah menggunakan Digital Avionic dan telah dilengkapi Autopilot sehingga memudahkan pilot melakukan konfigurasi terbang sedangkan perbedaan dengan NC212-200 terletak pada Avionic Rack yang semula diletakkan di dalam pesawat, pesawat NC212i Avionic Rack diletakkan di bagian depan moncong pesawat sehingga dapat menambah jumlah penumpang, perbedaan lainnya pesawat NC212i menggunakan winglet untuk mengurangi hambatan udara di sekitar ujung sayap dan menggunakan kaca kotak untuk menambah kenyamanan penumpang melihat keluar pesawat.

Pesawat Tempur Sukhoi Mengiringi Sahur

$
0
0
16 Juni 2016


Su-30MK2 TNI AU (photo : TNI AU)

Makasar, Laras Post - Pesawat tempur Sukhoi meraung-raung di pagi buta di atas langit Lanud Sultan Hasanuddin Makassar dan sekitarnya mengiringi waktu sahur. Di pagi buta itu, para penerbang tempur Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin tak kenal lelah berlatih terbang Subuh. Latihan dilaksanakan selama dua minggu mulai tanggal 13 sampai dengan 23 Juni 2016. Para penerbang tempur Skadron Udara 11 terus menempa diri dengan melaksanakan latihan terbang sahur di wilayah udara sekitar Lanud Sultan Hasanuddin, dalam rangka menjaga kesiapan operasi. 

Sebelum melaksanakan terbang malam, diawali dengan briefing penerbangan di ruang briefing Shelter Skadron Udara 11 Wing 5. Latihan terbang malam sengaja dilakukan  untuk meningkatkan kesiapan, keahlian dan kemampuan, profesiensi guna meraih profesionalisme sebagai seorang penerbang tempur TNI Angkatan Udara yang senantiasa siap siaga. 

Latihan terbang sahur pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 dan SU-27 SKM Skadron Udara 11 yang dilaksanakan secara terjadwal tersebut, selain melibatkan para teknisi dan crew dari Skadron Udara 11, juga unsur personel pendukung penerbangan seperti petugas PLLU, Meteorologi, Crashteam serta petugas pendukung lainnya dari Dinas Operasi, Dinas Logistik serta Dinas Personel, serta Kesehatan yang merupakan aplikasi dari pelaksanaan program kerja Lanud Sultan Hasanuddin.

(LarasPost)

Australia Selects Raytheon ELCAN Weapon Sight for Land Forces

$
0
0
16 Juni 2016


ELCAN Specter® DR 1-4x dual role weapon sight (photo : snitactical)

PARIS/PRNewswire/ -- Australia's Department of Defence has selected Raytheon's ELCAN Optical Technologies division to supply the ELCAN Specter® DR 1-4x dual role weapon sight. The $54 million contract award followed an open competition.

The ELCAN Specter® dual field-of-view (1X and 4X) sight will replace the ADF's standard 1.5X magnified sight on the new Enhanced F88 rifle in the Land 125 Phase 3C program. The dual magnification provides both long-range targeting and short-range rapid aiming in a single package.

"Our Specter DR 1-4x sight will significantly enhance the soldiers' ability to observe and effectively engage targets," said Cameron Perry, vice president Sales, Marketing and Business Development at Raytheon ELCAN. "We look forward to delivering this critical capability to Australia's land forces."

As part of the contract, Raytheon ELCAN will begin deliveries later this year.

About Raytheon ELCAN Optical Technologies 

Raytheon ELCAN Optical Technologies, a thought and technology leader in the global optics industry, specializes in technologically sophisticated and superior-quality optical solutions that meet strict military and commercial specifications. Raytheon ELCAN offers superior design and engineering capabilities, proprietary production technologies and fully integrated manufacturing to provide custom, turn-key solutions.

Raytheon ELCAN also offers ELCAN Specter® rifle sights – a complete line of battle-tested, premium-quality military tactical weapon sights. Well over 600,000 ELCAN Specter® Sights have been fielded with allied forces around the world. For more information about Raytheon ELCAN Optical Technologies, visit www.raytheon.com/ELCAN.

(Raytheon)

PT DI Targetkan Enam Pesawat NC212i Setiap Tahunnya

$
0
0
16 Juni 2016

Pesawat NC212i (photo : PTDI)

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menargetkan membangun enam pesawat NC212i setiap tahunnya.

Hal itu dikatakan Direktur Utama PTDI, Budi Santoso, seperti dalam rilis yang diterima, Rabu (15/6/2016).

"Untuk pemasaran sendiri, negara-negara di wilayah Asia Pasifik akan dilakukan PT DI, sedangkan negara di luar itu dilakukan Airbus Defence and Space," kata Budi.

Siapapun yang melakukan pemasaran pesawat NC212i tersebut, kata Budi, Indonesia tetap diuntungkan lantaran seluruh proses pembuatan pesawat tersebut dikerjakan PTDI di Bandung.
Selain itu, hal tersebut tentunya dapat menciptakan lapangan kerja yang besar.

"Di masa depan pesawat NC212i merupakan pesawat yang kompetitif dan menjanjikan di banyak negara di dunia," ujar Budi.

Kerja sama antara PT Dirgantara Indonesia PT DI dan Airbus Defence and Space dimulai sejak tahun 1976.

Sejak saat itu PT DI telah memproduksi ratusan pesawat atas lisensi dari Airbus Defence and Space.
Satu di antaranya Cassa 212 yang kemudian untuk yang diproduksi PTDI diubah namanya menjadi NC212.

Kerja sama PT DI dan Airbus Defence and Space terus mengalami penguatan.

PT DI dan Airbus Defence and Space telah menandatangani Kerjasama di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta pada 2012.

Kesepakatan kerjasama itu untuk memperkuat kerjasama strategis dalam pembuatan pesawat NC212i.

"Kerja sama itu merupakan peningkatan status kerjasama dengan mitra lama PT DI di Eropa. Selain itu, kerjasama tersebut juga memperkuat posisi PT DI sebagai Industri pesawat terbang terdepan di wilayah Asia Pasifik," ujar Budi.

Seperti diberitakan sebelumnya, PT DI menjadi satu-satunya industri pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat NC212i.

Seluruh proses pembuatan pesawat tersebut telah dilakukan di Bandung pada kawasan produksi PTDI setelah Airbus Defence and Space menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi.

"Penyerahan fasilitas produksi itu mulai dari jig dan tools hingga pergudangannya (Slow Mover Material) yang semula berada di Spanyol telah dikirimkan seluruhnya ke PTDI," Simet Kaban, Program Manager NC212 PT DI, melalui rilis yang diterima Tribun, Rabu (15/6/2016).

Apabila Airbus Defence and Space mendapatkan pesanan NC212i, kata Simet, pembuatan pesawat tersebut sepenuhnya akan tetap dikerjakan PT DI di Bandung.

Airbus Defence and Space telah memberikan kepercayaan kepada PTDI karena mereka akan lebih fokus mengembangkan pesawat besar.

"Oleh karenanya Final Assembly Line khusus NC212i telah disiapkan di fasilitas PTDI sejak bulan Oktober tahun 2011 silam," kata Simet.

(TribunNews)

Ujicoba Embarkasi dan Debarkasi Tank Leopard ke KRI Teluk Bintuni 520

$
0
0
16 Juni 2016

MBT Leopard 2 TNI AD (photo : TNI AL)

Pangarmatim Terima Kunjungan Kapuskon Baranahan Kemhan RI

Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto, S.H.,M.A.P., menerima kunjungan Kepala Pusat Konstruksi  Badan Sarana Pertahanan (Kapuskom Baranahan) Kemhan RI, Brigjen TNI Zaenal Arifin, S.IP, bertempat di ruang VIP Nala Koarmatim Ujung, Surabaya. Kamis, (16/6).

Usai melaksanakan pertemuan singkat, Brigjen TNI Zaenal Arifin beserta Pangarmatim dan rombongan meninjau Uji Coba dengan menggunakan metoda pengamatan fisik, embarkasi dan debarkasi Tank Leopard  ke atau dari KRI melewati Dermaga Beaching yang telah  selesai dibangun. Dan sebagai penyelenggara pelaksanaan Uji Coba Beaching Plate dan uji rampa, turn table serta snatchwinch  KRI Teluk Bintuni-520 yang sandar di Dermaga E Koarmatim.

KRI Teluk Bintuni 520 (photo : pojokmedia)

Kegiatan ini merupakan tindaklanjut pembangunan kekuatan TNI AL pada TA.2014, yang telah dilaksanakan pembangunan fasilitas Beaching Plate di kolam labuh Koarmatim. Selain itu, uji coba tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan Beaching Plate yang dibangun dan kemampuan rampa, turn table serta snatchwinch KRI Teluk Bintuni-520, dalam mengangkut Tank MBT Leopard.

Pengujian secara bersamaan dimaksudkan agar dalam pelaksanaan operasional KRI dapat berjalan secara maksimal guna mendukung mobilisasi MBT melalui Daerah Basis Angkatan Laut (DBAL) Ujung Surabaya dapat dilaksanakan dengan baik, dan dari sisi pelaksanaan pengujian lebih efektif serta efisien.

Hadir dalam peninjauan tersebut diantaranya, Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Mintoro Yulianto, S.Sos.,M.Si., Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Danguspurlatim) Laksma TNI I.N.G. Ariawan, S.E.,M.M., serta para Pejabat Utama Koarmatim dan seluruh Tim Uji dari Kemhan RI.

(Koarmatim)

ST Kinetics Launches Terrex 3 IFV

$
0
0
17 Juni 2016


A model of the ST Kinetics Terrex 3 IFV, which was launched at Eurosatory 2016. (photo : Jane's)

ST Kinetics launched the Terrex 3 - the latest iteration of the company's Terrex family of infantry fighting vehicles (IFVs) - at Eurosatory 2016 on 14 June.

A model of the ST Kinetics Terrex 3 IFV, which was launched at Eurosatory 2016. (P Felstead/IHS Jane's)

Only a model of the 8x8 vehicle was available for the launch, since only a handful of prototypes exist and one of them is currently on its way to Australia to compete for the Australian Army's Land 400 programme.

With a gross vehicle weight of 35 tonnes, the Terrex 3 has a payload of 12 tonnes, can carry a crew of two plus 11 dismounts, has a top speed of 88 km/h, and has a road range of 520 km.

(Jane's)

Hanwha Thales to Start Radar Development for KF-X Jets Next Month

$
0
0
17 Juni 2016

Hanwha AESA radar (photo : themess)

South Korean defense manufacturer Hanwha Thales plans to kick off the process to develop an advanced radar system to be fitted onto the country's indigenous fighter jets next month, the company's CEO said Thursday.

In April, the defense unit of conglomerate Hanwha Group was picked as the preferred bidder to build active electronically scanned array (AESA) radars for some 120 fighter jets that South Korea seeks to develop by the mid-2020s.

Chang Si-kwon, chief executive of Hanwha Thales, told reporters in Paris that his company plans to produce a model of the AESA and that this will be used in operational tests with the Agency for Defense Development (ADD).

Hanwha Thales, set to clinch the final contract with ADD, plans to produce the first prototype of the radar by June 2017 and another one by the following year if the radar works as planned.

"The parent group is fully supporting us in our efforts to become a world-class defense manufacturer," Chang said. "The group is stressing that we must succeed in developing the AESA radars."

South Korea is seeking to deploy the new planes to be built under the 18 trillion won ($15.4 billion) Korean Fighter Experimental (KF-X) project in a bid to replace its aging jet fleet of F-4s and F-5s.

Last month, U.S. company General Electric (GE) was selected as the preferred bidder to supply engines for South Korea's next-generation fighter jets.

South Korea had initially planned to secure 25 fighter jet technologies from U.S. aerospace giant Lockheed Martin in an offset deal linked to Seoul's purchase of 40 of the company's F-35 Lightning II fighters in 2014.

But the U.S. government refused last year to approve the export of four core technologies, including those related to the radar, forcing Seoul to find an alternative supplier.

(Korea Times)

Malaysia to Fortify its Naval Forces Through its Procurement Programmes

$
0
0
17 Juni 2016


DSME missile surface corvettes for RMN (photo : asian defence)

The Royal Malaysian Navy (RMN) has requested $2.9bn in funding under the 11th Malaysia Plan 2016-2020 for 36 programmes, which are anticipated to boost the capabilities of the RMN in coming years, says a report by Strategic Defence Intelligence (SDI).

Titled 'Future of the Malaysian Defense Industry - Market Attractiveness, Competitive Landscape and Forecasts to 2021', the report provides insights of the Malaysian defence strategies.

Malaysia's major acquisition programmes include the construction of eight missile corvettes, six anti-submarine warfare (ASW) helicopters and small boats, as well as the replacement of outdated missiles and torpedoes.

The RMN has already placed an order with the South Korean shipyard Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) for six missile surface corvettes, to be delivered from 2018 onwards.

Additionally, the funding will also support the procurement of six Second-Generation Patrol Vessel-Littoral Combat Ships (SGPV-LCS) being built by Boustead Naval Shipyard (BNS). The SGPVs are based on the Gowind-class corvette designed by French shipbuilding company DCNS. The first ship is scheduled to enter service in 2019.

Malaysia imported two submarines, 40 SM-39 Block 2 torpedoes and 30 Black Shark torpedoes and is anticipated to continue with its modernisation and procurement plans to safeguard its coastal waters and exclusive economic zone.

(Naval Technology)

4 Kapal Patroli Buatan Palindo Marine Diserahkan ke TNI AL

$
0
0
18 Juni 2016


Kapal patroli Angkatan Laut (KAL) Bawean adalah kapal kelas PC32 (photos : Bureau Veritas)

4 Kapal Kelas Dunia Buatan Batam Diserahkan ke TNI AL

batampos.co.id – PT Palindo Marine telah merampungkan pembangunan empat kapal patroli pesanan TNI AL. Keempat kapal tersebut akan digunakan oleh jajaran Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) untuk pengamanan wilayah laut.

Serah terima kapal tersebut dilakukan di komplek PT Palindo Marine, Sagulung, Batam, Kamis (16/6/2016).

“Harapan saya agar hasil karya putra putri bangsa akan terus mendapat kepercayaan dari pemerintah dan TNI AL untuk pembangunan kapal kapal patroli,” kata Direktur PT Palindo Marine Batam, Charles Wirawan.

Dalam kesempatan itu Charles mengatakan, proyek empat kapal patroli tersebut dikerjakan bersama PT Karimun Anugerah Sejati. Ini merupakan proyek yang kesekian kalinya yang dikerjakan PT Palindo Marine.

Dia berharap, pemerintah terus berkomitmen memprioritaskan galangan kapal dalam negeri dalam setiap proyek pengadaan kapal. Khususnya galangan kapal di Batam. Ini sebagai wujud nyata upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.



Charles menambahkan, kualitas produk galangan kapal di Batam tak kalah jika dibandingkan dengan daerah lain, bahkan dibandingkan dengan luar negeri. Khususnya di Palindo Marine, kapal-kapal yang dihasilkan merupakan kapal berkelas dunia.

“Galangan kapal dalam negeri, khususnya Batam, sudah mampu bersaing dengan negara lain,” katanya.

Penyerahan empat kapal patroli TNI AL kemarin langsung diterima oleh Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Mulyadi. Selain menyerahkan kapal, Mulyadi turut mengukuhkan Komandan Pertama masing-masing kapal.

Keempat kapal tersebut terdiri dari KAL Bawean, KAL Kelambau, KAL Wayag, dan KAL Tidore.

Mulyadi mengatakan, penambahan dan penyerahan kapal tersebut dapat secara langsung menambah unsur kekuatan TNI.

“Dengan pengamanan ini secara langsung menambah kekuatan TNI. Termasuk menjaga kemanan perairan Indonesia,” ujar Mulyadi.

Mulyadi menjelaskan, pengadaan kapal tersebut menggunakan anggaran APBN melalui Dinas Material Angkatan Laut. Hal ini bagian rencana strategis (renstra) TNI Angkatan Laut dalam upaya mewujudkan kekuatan Pokok Minimum TNI Angkatan Laut Tahun 2010 sampai dengan 2024.

“Semoga ke depannya kita bisa menambah kapal patroli dengan kerjasama yang baik,” tutupnya. 

(BatamPos)

TNI-AU Hentikan Sementara Penggunaan Helikopter Super Puma

$
0
0
18 Juni 2016


Helikopter AS-332 Super Puma TNI AU (photo : Prily AP)

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna memerintahkan satuannya untuk menghentikan sementara operasional Helikopter NAS- 332 L1 Super Puma, sebagai langkah pencegahan, menanti hasil kajian dari tim Lambangja (keselamatan terbang dan kerja) Mabesau.

"Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi inciden/accident. Kasau pun memerintahkan untuk memeriksa seluruh komponen pesawat Helikopter NAS- 332 L1 Super Puma secara lengkap dan menganalisa serta mengevaluasi hasilnya," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Marsekal Pertam TNI Wieko Syofyan, di Jakarta, Jumat.

Hal tersebut dilakukan terkait dengan beberapa kecelakaan yang terjadi pada pesawat jenis ini di berbagai negara, seperti yang terjadi di pantai Norwegia pada April lalu, yang diduga akibat masalah teknis.

Dengan alasan yang sama, kata Kadispenau, beberapa negara di Eropa juga telah menghentikan sementara operasi penerbangan yang menggunakan Helikopter Super Puma ini. Bahkan Badan Keamanan Udara Eropa EASA telah melarang terbang Helikopter Airbus Super Puma setelah adanya kecelakaan yang terjadi di Norwegia baru-baru ini.

Helikopter jenis NAS 332 L1 Super Puma buatan Eurocopter Perancis tahun pembuatan 1998 ini mulai digunakan oleh Angkatan Udara pada tahun 2002 untuk memperkuat Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja Bogor dan Skadron Udara 45 VVIP Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta.

(Antara)

Pembangunan Kapal LST AT-4 Dimulai

$
0
0
18 Juni 2016


Kapal AT4 adalah kapal LST ke-4 dari kelas LST 117 meter yang dibangun di dalam negeri untuk TNI AL (photo : defence.pk)

Danlanal Lampung Dampingi Kabaranahan Kemhan Kunjungan Kerja ke PT. Daya Radar Utama

Rabu (20/4), pukul 09.00 WIB Kabaranahan Kemhan Laksamana Muda TNI Leonardi tiba di PT. Daya Radar Utama (DRU) Jl. Alamsyah Prawiranegara KM 12 Srengsem Panjang Bandar Lampung. Dalam kunjungan kerjanya ini, Kabaranahan didampingi Komandan Lanal Lampung Kolonel Laut (P) Yana Hardiyana, S.AP. Turut dalam rombongannya itu antara lain Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi, Kadislaikmatal, Kadismatal, Kapusada, Kapuslaik, Waasrena Kasal, Kolonel Supriyanto, Kolonel Bambang Siswanto, Herman Afriad. ADC Kabaranahan, Fahmi Irfani. Class LR, Kolonel Sriwidodo, Kolonel Edhi Prasetyo, Kolonel M. Nursyid, Letkol Sulastono dan PNS Agung.

Kedatangan Kabaranahan Kemhan disambut di ruang CNC PT DRU oleh Direktur PT DRU. Amir Gunawan, pimpinan Galangan Kapal PT DRU Harry Pronoto, Komandan Satgas Kolonel Harry Wijajanto, JM Produksi PT DRU Edi Wiyono, Direktur Wil cabang Lampung PT DRU Ajid Gunawan. Kunjungan kerja Kabaranahan beserta rombongan dalam rangka First Steel Cutting Kapal LST AT-4 dan penandatanganan berita acara antara Kabaranahan Kemhan, Aslog Kasal dan Direktur PT DRU.


KRI Bintuni 520, kapal LST AT-3 yang telah dibangun sebelumnya oleh PT DRU (photo : TNI AL)

Dalam sambutannya, Amir Gunawan mengatakan bahwa untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, adalah dengan cara penguatan Armada kapal perang. Oleh sebab itu dia bersyukur karena diberi kepercayaan kembali oleh pemerintah Pertahanan Republik Indonesia untuk turut berkontribusi dalam program penguatan Alutsista melalui pembangunan Kapal LST AT -4. Amir menyadari tanpa kepercayaan, binaan dan kerja sama dari kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Laut dan pihak pihak terkait lainnya,sulit bagi dia untuk menghasilkan produk berkualitas.

Di tempat yang sama, Kabaranahan Kemhan Laksda TNI Leonardi menjelaskan bahwa beberapa saat lagi akan dilaksanakan prosesi pemotongan plat pertama ( Steel Cutting) Kapal Angkut Thank untuk TNI AL. Prosesi pemotongan plat ini merupakan salah satu momen penting dimulainya pembangunan struktur badan kapal. Pembangunan satu unit kapal Angkut Thank ini merupakan salah satu bentuk pembinaan industri dalam negeri sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada negara lain dalam pengadaan KRI di masa mendatang.

Setelah acara penyambutan Kabaranahan, dilanjutkan dengan Ceremony First Steel Cutting Kapal AT-4 di Workshop CNC PT. DRU ditandai dengan penekanan tombol sirine. Pada pukul 12.40 WIB rombongan Kabaranahan kembali ke Jakarta melalui Bandara Radin Inten II Natar Lampung Selatan.

(TNI AL)

Russia Unveils New Sprut-SDM1 Light Tank

$
0
0
19 Juni 2016


Sprut-SDM1 new airborne light tank with amphibious capabilty equipped with a 125 mm anti-tank gun (photo : VLAS)

In Russia Unveils in Action a New Sprut-SDM1 Airborne Light Tank

In Russia perform firing exercises of new  Sprut-SDM1 airborne light tank  at the Struga Krasnie range in Pskov region, according by military-informant.com.

The Sprut-SDM1 is an airborne  self-propelled tank destroyer or light tank developed and manufactured by the Russian defence company, Volgograd tractor factory joint stock company. Airborne light tank was designed for the Russian airborne troops.


2S25 Sprut-SD (photo : yuri pasholok)

The first version of the 2S25 Sprut-SD was based on a chassis using the technology of BMD-3 / BMD-4 airborne infantry armoured vehicle, the new version, the Sprut-SDM1 uses components of the BMD-4M chassis as well as the same engine.


The Sprut-SDM1 able to destroy main battle tanks and armoured vehicles. The main armament of the Sprut-SDM1 is the same as the previous version, but the vehicle is fitted with a new fire control system and new panoramic sight mounted to the rear top side of the turret. The panoramic sight is similar to the system used on the T-90MS main battle tank.


BMD4M (photo : skbm)

The Volgograd tractor factory will present a series  of trial on state tests in 2017 and  the production of the new Sprut-SDM1 could be started in the beginning of 2018.

(DefenceBlog)
Viewing all 14862 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>