01 Januari 2016
Peninjauan howitzer Atmos 2000 (all photos : Resimen Artileri Medan RTMC)
Komandan Resimen Artileri Medan Royal Thai Marine Corps (RTMC) bersama rombongan melakukan studi terhadap howitzer ATMOS 2000 (Autonomous Truck MOunted howitzer System) yang akan dioperasikan oleh Angkatan Darat Thailand (RTA). Atmos 2000 adalah artileri medan bertipe gerak sendiri (Self Propelled Howitzer/SPH).
Sistem Atmos 2000 pertama akan dioperasikan oleh Batalyon Artileri 721 RTA yang akan menggantikan sistem howitzer SPH tipe M-109A5 Paladin buatan AS. Sebagaimana diketahui, Thailand melalui Weapon Production Centre - Defence Industry and Energy Centre bersama Elbit System telah mengembangkan varian baru Atmos 2000 SPH, dan Thailand telah mendapatkan lisensi untuk memproduksi sendiri di bawah supervisi Elbit System.
Sistem Atmos 2000 SPH versi Thailand ini mempunyai bobot sekitar 22 ton, meriam 155mm/kaliber 52 dengan jangkauan tembakan 42km dibuat oleh Soltam (yang kemudian diakuisisi oleh Elbit System) Israel. Platform kendaraan yang digunakan adalah Tatra 6x6 buatan Ceko.
Ada alasan tersendiri mengapa Angkatan Darat Thailand akhirnya mengadopsi sistem Atmos 2000 ini walaupun sebelumnya mengoperaikan Caesar 155mm SPH, tidak lain karena satuan Artileri Medan RTA saat ini masih mengoperasikan 32 howitzer tarik tipe Soltam M-71 buatan Israel. Dengan memiliki lisensi untuk memproduksi Atmos 2000, maka howitzer tipe tarik tersebut akan dikonversi menjadi SPH berdasarkan sistem Atmos 2000.
Royal Thai Marine Corps saat ini mengoperasikan dua tipe howitzer tarik yaitu kaliber 105mm dan kaliber 155mm. Howitzer 105mm yang digunakan adalah jenis M101 buatan AS sejumlah 36 unit, sedangkan howitzer 155mm sebanyak 18 unit terdiri dari 12 unit howitzer GC-45 dan 6 unit howitzer GHN-45 A1 APU buatan Austria. Howitzer tarik GHN-45 juga digunakan oleh Angkatan Darat Thailand dengan jumlah 92 unit.
(Defense Studies)
Peninjauan howitzer Atmos 2000 (all photos : Resimen Artileri Medan RTMC)
Komandan Resimen Artileri Medan Royal Thai Marine Corps (RTMC) bersama rombongan melakukan studi terhadap howitzer ATMOS 2000 (Autonomous Truck MOunted howitzer System) yang akan dioperasikan oleh Angkatan Darat Thailand (RTA). Atmos 2000 adalah artileri medan bertipe gerak sendiri (Self Propelled Howitzer/SPH).
Sistem Atmos 2000 pertama akan dioperasikan oleh Batalyon Artileri 721 RTA yang akan menggantikan sistem howitzer SPH tipe M-109A5 Paladin buatan AS. Sebagaimana diketahui, Thailand melalui Weapon Production Centre - Defence Industry and Energy Centre bersama Elbit System telah mengembangkan varian baru Atmos 2000 SPH, dan Thailand telah mendapatkan lisensi untuk memproduksi sendiri di bawah supervisi Elbit System.
Sistem Atmos 2000 SPH versi Thailand ini mempunyai bobot sekitar 22 ton, meriam 155mm/kaliber 52 dengan jangkauan tembakan 42km dibuat oleh Soltam (yang kemudian diakuisisi oleh Elbit System) Israel. Platform kendaraan yang digunakan adalah Tatra 6x6 buatan Ceko.
Ada alasan tersendiri mengapa Angkatan Darat Thailand akhirnya mengadopsi sistem Atmos 2000 ini walaupun sebelumnya mengoperaikan Caesar 155mm SPH, tidak lain karena satuan Artileri Medan RTA saat ini masih mengoperasikan 32 howitzer tarik tipe Soltam M-71 buatan Israel. Dengan memiliki lisensi untuk memproduksi Atmos 2000, maka howitzer tipe tarik tersebut akan dikonversi menjadi SPH berdasarkan sistem Atmos 2000.
Royal Thai Marine Corps saat ini mengoperasikan dua tipe howitzer tarik yaitu kaliber 105mm dan kaliber 155mm. Howitzer 105mm yang digunakan adalah jenis M101 buatan AS sejumlah 36 unit, sedangkan howitzer 155mm sebanyak 18 unit terdiri dari 12 unit howitzer GC-45 dan 6 unit howitzer GHN-45 A1 APU buatan Austria. Howitzer tarik GHN-45 juga digunakan oleh Angkatan Darat Thailand dengan jumlah 92 unit.
(Defense Studies)