07 Desember 2013
Kapal selam Kilo class buatan Rusia (photo : Indian Navy)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi pejabat dari Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Laut jumat pagi 06/12 mengundang wartawan untuk memberikan penjelasan mengenai rencana pengadaan kapal selam dari Rusia.
KSAL mengungkapkan bahwa secara geografis, untuk mengamankan wilayah nusantara ini idealnya diperlukan 12 unit kapal selam. Saat ini telah dimiliki 2 unit kapal selam U-209 buatan Jerman, dan Kemhan telah memesan tiga unit kapal selam U-209 buatan Korea Selatan berdasar lisensi Jerman, oleh karenanya masih dibutuhkan lagi 7 unit kapal selam untuk mencapai jumlah ideal tersebut.
Pengadaan armada kapal selam besar-besaran
Pada dasarnya Indonesia adalah negara yang luas dimana 2/3 luasannya berupa laut, dan 1/3-nya berupa daratan sehingga Indonesia memerlukan armada kapal permukaan dan kapal selam dalam jumlah yang banyak.
Menhan mengatakan bahwa Indonesia akan membangun kekuatan armada kapal selam secara besar-besaran, artinya meskipun Indonesia baru saja meng-upgrade 2 kapal selam buatan Jerman, lalu membeli 3 kapal selam buatan Korea Selatan sekaligus meminta ToT untuk dapat mebangun sendiri unit selanjutnya di Indonesia, Kementerian Pertahanan tetap akan memproses tambahan beberapa unit kapal selam Kilo class buatan Rusia.
Sesuai permintaan dari TNI AL. kapal selam kelas medium yang dikehendaki adalah yang dapat membawa rudal anti kapal jarak jauh dengan moda peluncuran dari bawah permukaan air.
Menjaga choke point
Dalam buku putih pertahanan Indonesia tidak disebutkan adanya ancaman dari selatan, namun ada potensi ancaman dari utara. Pengadaan kapal selam kelas Kilo dari Rusia ini tidak ada hubungannya dengan memanasnya hubungan diplomatik Indonesia-Australia karena kasus penyadapan.
Kapal selam ini memang akan beroperasi di Indonesia bagian timur karena dipakai untuk menjaga choke point. Indonesia mempunyai 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia/SLOC, dimana pada ALKI III choke point ini pecah menjadi tiga jalur. Dengan demikian corong untuk masuk ke Indonesia dari arah selatan ada lima jalur.
Sesuai dengan UNCLOS maka kapal-kapal asing hanya bisa masuk melalui choke point ini, oleh karenanya TNI AL akan menempatkan kapal selamnya disana. Kilo class sangat efektif digunakan karena kedalaman laut disana mencapai 150 m, jauh lebih dalam dibandingkan laut di Indonesia bagian barat.
Percepatan pembangunan armada kapal selam
Menhan mengatakan bahwa selama 20 tahun Indonesia tidak melakukan pembangunan kekuatan pertahanan, oleh karenanya mulai tahun 2010 disusun rencana strategis selama lima tahunan, masing-masing Renstra I (2010-2014), Renstra II (2015-2019), dan Renstra III (2020-2024).
Percepatan pembangunan kekuatan pertahanan dilakukan karena anggaran untuk itu tersedia, ada dukungan dari pemerintah dan juga DPR. Dengan deterrent effect maka merupakan modal yang baik untuk menjaga kedaulatan Indonesia.
Rudal Club S
Studi yang dilakukan oleh TNI AL tidak mempermasalahkan adanya perbedaan teknologi kapal selam bila akan mengkombinasikan teknologi dari tiga negara : Jerman, Korea Selatan dan Rusia. Pada dasarnya TNI AL pernah mengoperasikan kapal selam Whiskey class pada jaman dahulu, bahkan salah satu perwiranya saat ini ada yang telah menjadi jenderal bintang dua.
Menurut hitungan TNI AL satu kapal selam yang dilengkapi persenjataan rudal dan torpedo dalam jumlah yang yang cukup dapat dipakai untuk menghadapi 10 kapal perang permukaan.
Menhan menyatakan bahwa Rusia telah bersedia melengkapi kapal selam Kilo class yang ditawarkan dengan rudal Club S, Club S adalah rudal anti kapal jarak jauh yang diluncurkan dari bawah permukaan air. Club S termasuk kategori killer missile karena mempunyai jarak tembak 300-400 km. Rudal ini akan melengkapi rudal jarak jauh lainnya yang telah dioperasikan TNI AL yaitu Yakhont.
Rudal anti kapal Club-S (photo : Vitaly Kuzmin)
Pembiayaan pembelian kapal selam dari Rusia
Mengenai pembiayaan untuk pembelian kapal selam dari Rusia, Menhan mengatakan bahwa ada 2 opsi pembiayaan yang akan dipakai. Opsi pertama berupa penggunaan state credit dari Rusia, dimana dari alokasi 1 miliar dollar baru terpakai sebesar 300-an juta dollar, berarti masih ada sisa 600-an juta dollar. Kedua negara telah menanda-tangani perpanjangan state credit ini tanpa ada ketentuan untuk melampirkan daftar alutsisa yang akan dibeli, artinya terbuka untuk segala jenis alusista sepanjang Indonesia membutuhkan.
Opsi kedua terbuka kemungkinan untuk menggunakan dana on top. Pada awal Kabinet Indonesia Bersatu II yang lalu Kemhan mendapatkan dana on top dalam jumlah besar, sampai saat ini dana on top tersebut sisanya masih banyak dan dapat digunakan untuk pembelian kapal selam itu. Sisa dana on top yang masih ada ini harus diselesaikan pada tahun depan seiring dengan selesainya masa tugas Kabinet Indonesia Bersatu II.
Pilihan kapal selam baru atau bekas
Menuruf Menhan ada dua pilihan kapal selam Kilo Class yang akan dijajagi, yaitu kapal selam bekas yang masih operasional kemudian dilakukan modernisasi atau pesan kapal selam baru, oleh karenanya dibentuk tim untuk melihat secara fisik kapal selam yang ditawarkan termasuk spesifikasinya.
Kemudian diperbandingkan terhadap kebutuhan TNI AL, termasuk kelengkapan avionik dan rudalnya. Terhadap kapal selam yang bekas dihitung berapa biaya untuk melakukan modernisasi berikut kelengkapannya dan berapa lama masih dapat digunakan, kemudian dibandingkan bila pesan yang baru.
Kapal selam bekas masih dioperasikan Armada Utara
Kapal selam bekas yang ditawarkan dari Rusia tersebut bukan termasuk kapal selam yang telah dipensiunkan, namun merupakan kapal selam yang masih aktif digunakan untuk operasional oleh Armada Utara Angkatan Laut Rusia.
Armada Utara (North Fleet) Angkatan Laut Rusia saat ini mengoperasikan puluhan kapal selam termasuk diantaranya kapal selam Kilo class yang ditawarkan kepada TNI AL.
(Defense Studies)
Kapal selam Kilo class buatan Rusia (photo : Indian Navy)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi pejabat dari Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Laut jumat pagi 06/12 mengundang wartawan untuk memberikan penjelasan mengenai rencana pengadaan kapal selam dari Rusia.
KSAL mengungkapkan bahwa secara geografis, untuk mengamankan wilayah nusantara ini idealnya diperlukan 12 unit kapal selam. Saat ini telah dimiliki 2 unit kapal selam U-209 buatan Jerman, dan Kemhan telah memesan tiga unit kapal selam U-209 buatan Korea Selatan berdasar lisensi Jerman, oleh karenanya masih dibutuhkan lagi 7 unit kapal selam untuk mencapai jumlah ideal tersebut.
Pengadaan armada kapal selam besar-besaran
Pada dasarnya Indonesia adalah negara yang luas dimana 2/3 luasannya berupa laut, dan 1/3-nya berupa daratan sehingga Indonesia memerlukan armada kapal permukaan dan kapal selam dalam jumlah yang banyak.
Menhan mengatakan bahwa Indonesia akan membangun kekuatan armada kapal selam secara besar-besaran, artinya meskipun Indonesia baru saja meng-upgrade 2 kapal selam buatan Jerman, lalu membeli 3 kapal selam buatan Korea Selatan sekaligus meminta ToT untuk dapat mebangun sendiri unit selanjutnya di Indonesia, Kementerian Pertahanan tetap akan memproses tambahan beberapa unit kapal selam Kilo class buatan Rusia.
Sesuai permintaan dari TNI AL. kapal selam kelas medium yang dikehendaki adalah yang dapat membawa rudal anti kapal jarak jauh dengan moda peluncuran dari bawah permukaan air.
Menjaga choke point
Dalam buku putih pertahanan Indonesia tidak disebutkan adanya ancaman dari selatan, namun ada potensi ancaman dari utara. Pengadaan kapal selam kelas Kilo dari Rusia ini tidak ada hubungannya dengan memanasnya hubungan diplomatik Indonesia-Australia karena kasus penyadapan.
Kapal selam ini memang akan beroperasi di Indonesia bagian timur karena dipakai untuk menjaga choke point. Indonesia mempunyai 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia/SLOC, dimana pada ALKI III choke point ini pecah menjadi tiga jalur. Dengan demikian corong untuk masuk ke Indonesia dari arah selatan ada lima jalur.
Sesuai dengan UNCLOS maka kapal-kapal asing hanya bisa masuk melalui choke point ini, oleh karenanya TNI AL akan menempatkan kapal selamnya disana. Kilo class sangat efektif digunakan karena kedalaman laut disana mencapai 150 m, jauh lebih dalam dibandingkan laut di Indonesia bagian barat.
Percepatan pembangunan armada kapal selam
Menhan mengatakan bahwa selama 20 tahun Indonesia tidak melakukan pembangunan kekuatan pertahanan, oleh karenanya mulai tahun 2010 disusun rencana strategis selama lima tahunan, masing-masing Renstra I (2010-2014), Renstra II (2015-2019), dan Renstra III (2020-2024).
Percepatan pembangunan kekuatan pertahanan dilakukan karena anggaran untuk itu tersedia, ada dukungan dari pemerintah dan juga DPR. Dengan deterrent effect maka merupakan modal yang baik untuk menjaga kedaulatan Indonesia.
Rudal Club S
Studi yang dilakukan oleh TNI AL tidak mempermasalahkan adanya perbedaan teknologi kapal selam bila akan mengkombinasikan teknologi dari tiga negara : Jerman, Korea Selatan dan Rusia. Pada dasarnya TNI AL pernah mengoperasikan kapal selam Whiskey class pada jaman dahulu, bahkan salah satu perwiranya saat ini ada yang telah menjadi jenderal bintang dua.
Menurut hitungan TNI AL satu kapal selam yang dilengkapi persenjataan rudal dan torpedo dalam jumlah yang yang cukup dapat dipakai untuk menghadapi 10 kapal perang permukaan.
Menhan menyatakan bahwa Rusia telah bersedia melengkapi kapal selam Kilo class yang ditawarkan dengan rudal Club S, Club S adalah rudal anti kapal jarak jauh yang diluncurkan dari bawah permukaan air. Club S termasuk kategori killer missile karena mempunyai jarak tembak 300-400 km. Rudal ini akan melengkapi rudal jarak jauh lainnya yang telah dioperasikan TNI AL yaitu Yakhont.
Rudal anti kapal Club-S (photo : Vitaly Kuzmin)
Pembiayaan pembelian kapal selam dari Rusia
Mengenai pembiayaan untuk pembelian kapal selam dari Rusia, Menhan mengatakan bahwa ada 2 opsi pembiayaan yang akan dipakai. Opsi pertama berupa penggunaan state credit dari Rusia, dimana dari alokasi 1 miliar dollar baru terpakai sebesar 300-an juta dollar, berarti masih ada sisa 600-an juta dollar. Kedua negara telah menanda-tangani perpanjangan state credit ini tanpa ada ketentuan untuk melampirkan daftar alutsisa yang akan dibeli, artinya terbuka untuk segala jenis alusista sepanjang Indonesia membutuhkan.
Opsi kedua terbuka kemungkinan untuk menggunakan dana on top. Pada awal Kabinet Indonesia Bersatu II yang lalu Kemhan mendapatkan dana on top dalam jumlah besar, sampai saat ini dana on top tersebut sisanya masih banyak dan dapat digunakan untuk pembelian kapal selam itu. Sisa dana on top yang masih ada ini harus diselesaikan pada tahun depan seiring dengan selesainya masa tugas Kabinet Indonesia Bersatu II.
Pilihan kapal selam baru atau bekas
Menuruf Menhan ada dua pilihan kapal selam Kilo Class yang akan dijajagi, yaitu kapal selam bekas yang masih operasional kemudian dilakukan modernisasi atau pesan kapal selam baru, oleh karenanya dibentuk tim untuk melihat secara fisik kapal selam yang ditawarkan termasuk spesifikasinya.
Kemudian diperbandingkan terhadap kebutuhan TNI AL, termasuk kelengkapan avionik dan rudalnya. Terhadap kapal selam yang bekas dihitung berapa biaya untuk melakukan modernisasi berikut kelengkapannya dan berapa lama masih dapat digunakan, kemudian dibandingkan bila pesan yang baru.
Kapal selam bekas masih dioperasikan Armada Utara
Kapal selam bekas yang ditawarkan dari Rusia tersebut bukan termasuk kapal selam yang telah dipensiunkan, namun merupakan kapal selam yang masih aktif digunakan untuk operasional oleh Armada Utara Angkatan Laut Rusia.
Armada Utara (North Fleet) Angkatan Laut Rusia saat ini mengoperasikan puluhan kapal selam termasuk diantaranya kapal selam Kilo class yang ditawarkan kepada TNI AL.
(Defense Studies)