11 April 2018
Pesawat CN-235 TNI AU (photo : PosKota)
TEMPO.CO, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menandatangani kerangka kesepakatan penjualan pesawat CN-235 dan NC-212 senilai US$ 75 juta dengan mitra bisnis Angkatan Udara Senegal dan Pantai Gading.
"Pasar Afrika itu menjanjikan karena terdiri dari banyak negara dan secara geografis sama dengan Indonesia, jadi kebutuhan pesawat turboprop ringan dan medium itu masih banyak," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro di BNDCC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa, 10 April 2018.
Penandatanganan kerja sama itu dilakukan Elfien Goentoro dan pemimpin perusahaan Perdagangan Pertahanan Udara dari Belgia, Gaby Peretz, selaku mitra bisnis dari dua negara di Afrika itu di sela-sela Forum Indonesia Afrika (IAF) 2018 di Bali.
Kesepakatan tersebut untuk penjualan dua unit pesawat NC-212 seri 200 yang digunakan untuk pengawasan maritim dan satu unit CN-235 seri 220 untuk pesawat patroli maritim Angkatan Udara Senegal, serta satu unit CN-235 seri 220 untuk transportasi militer Angkatan Udara Pantai Gading.
NC-212 TNI AD (photo : defence.pk)
Elfien menambahkan penandatanganan kontrak lebih lanjut akan dilakukan pada Juli atau Agustus 2018 dan rencananya akan dikirim ke negara pembeli dalam waktu sekitar 1,5 tahun setelah melalui proses pengerjaan di Indonesia.
Sebelumnya, pada 27 Desember 2017 PT DI telah berhasil mengirimkan pesawat CN-235 seri 220 yang bisa dimanfaatkan multiguna untuk Angkatan Udara Senegal yang diterbangkan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung menuju Dakar.
Kemudian, pada 08 Agustus 2017 mitra bisnis Senegal kembali menandatangani kontrak pembelian satu unit pesawat CN-235 seri 220 untuk patroli maritim untuk Angkatan Udara Senegal.
Selain Senegal, pesawat CN-235 buatan PT DI juga telah digunakan oleh Burkina Faso dan Guinea.
(Tempo)
Pesawat CN-235 TNI AU (photo : PosKota)
TEMPO.CO, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menandatangani kerangka kesepakatan penjualan pesawat CN-235 dan NC-212 senilai US$ 75 juta dengan mitra bisnis Angkatan Udara Senegal dan Pantai Gading.
"Pasar Afrika itu menjanjikan karena terdiri dari banyak negara dan secara geografis sama dengan Indonesia, jadi kebutuhan pesawat turboprop ringan dan medium itu masih banyak," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro di BNDCC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa, 10 April 2018.
Penandatanganan kerja sama itu dilakukan Elfien Goentoro dan pemimpin perusahaan Perdagangan Pertahanan Udara dari Belgia, Gaby Peretz, selaku mitra bisnis dari dua negara di Afrika itu di sela-sela Forum Indonesia Afrika (IAF) 2018 di Bali.
Kesepakatan tersebut untuk penjualan dua unit pesawat NC-212 seri 200 yang digunakan untuk pengawasan maritim dan satu unit CN-235 seri 220 untuk pesawat patroli maritim Angkatan Udara Senegal, serta satu unit CN-235 seri 220 untuk transportasi militer Angkatan Udara Pantai Gading.
NC-212 TNI AD (photo : defence.pk)
Elfien menambahkan penandatanganan kontrak lebih lanjut akan dilakukan pada Juli atau Agustus 2018 dan rencananya akan dikirim ke negara pembeli dalam waktu sekitar 1,5 tahun setelah melalui proses pengerjaan di Indonesia.
Sebelumnya, pada 27 Desember 2017 PT DI telah berhasil mengirimkan pesawat CN-235 seri 220 yang bisa dimanfaatkan multiguna untuk Angkatan Udara Senegal yang diterbangkan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung menuju Dakar.
Kemudian, pada 08 Agustus 2017 mitra bisnis Senegal kembali menandatangani kontrak pembelian satu unit pesawat CN-235 seri 220 untuk patroli maritim untuk Angkatan Udara Senegal.
Selain Senegal, pesawat CN-235 buatan PT DI juga telah digunakan oleh Burkina Faso dan Guinea.
(Tempo)