23 Februari 2018
Pesawat tempur Sukhoi Su-35 (photo : Maxim Khusainov)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian 11 pesawat tempur asal Rusia dengan skema imbal dagang. Setelah ditandatanganinya kontrak tersebut, maka sebagai bentuk imbal dagang, Rusia juga akan membeli komoditas asal Indonesia senilai 570 juta dolar AS.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, dalam melakukan imbal beli tersebut, pemerintah memprioritaskan produk yang memiliki nilai tambah. Ia tak mau Indonesia hanya mengekspor komoditas mentah yang harganya murah.
"Misalnya karet, saya tidak mau jual karet mentah. CPO boleh, tapi derivatifnya. Kopi juga harus yang sudah diproses," ujar Mendag, saat ditemui wartawan di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/2).
Ia memandang, permintaan agar Rusia membeli komoditas yang memiliki nilai tambah cukup adil. Sebab, Indonesia juga tidak membeli onderdil pesawat dari Negeri Beruang Merah tersebut. "Kita beli pesawat terbang utuh."
Saat ini, pemerintah sedang dalam tahap mempersiapkan pelaksanaan kontrak imbal dagang tersebut. Indonesia akan memberikan daftar panjang komoditas yang dimiliki. Kemudian, Rusia akan memilih komoditas apa saja yang mereka butuhkan.
Ini merupakan pengalaman pertama bagi Indonesia melakukan imbal dagang. Pemerintah menargetkan, semua proses tersebut akan selesai dalam bulan ini.
(Republika)
Pesawat tempur Sukhoi Su-35 (photo : Maxim Khusainov)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian 11 pesawat tempur asal Rusia dengan skema imbal dagang. Setelah ditandatanganinya kontrak tersebut, maka sebagai bentuk imbal dagang, Rusia juga akan membeli komoditas asal Indonesia senilai 570 juta dolar AS.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, dalam melakukan imbal beli tersebut, pemerintah memprioritaskan produk yang memiliki nilai tambah. Ia tak mau Indonesia hanya mengekspor komoditas mentah yang harganya murah.
"Misalnya karet, saya tidak mau jual karet mentah. CPO boleh, tapi derivatifnya. Kopi juga harus yang sudah diproses," ujar Mendag, saat ditemui wartawan di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/2).
Ia memandang, permintaan agar Rusia membeli komoditas yang memiliki nilai tambah cukup adil. Sebab, Indonesia juga tidak membeli onderdil pesawat dari Negeri Beruang Merah tersebut. "Kita beli pesawat terbang utuh."
Saat ini, pemerintah sedang dalam tahap mempersiapkan pelaksanaan kontrak imbal dagang tersebut. Indonesia akan memberikan daftar panjang komoditas yang dimiliki. Kemudian, Rusia akan memilih komoditas apa saja yang mereka butuhkan.
Ini merupakan pengalaman pertama bagi Indonesia melakukan imbal dagang. Pemerintah menargetkan, semua proses tersebut akan selesai dalam bulan ini.
(Republika)