22 April 2017
Pesawat tempur Su-30MK2 nomor ekor TS-3009 yang terhindar dari musibah (photo : Erwege)
RILIS.ID, Jakarta— Penerbang TNI Angkatan Udara, Letkol Pnb Anton Palaguna dan Lettu Pnb Ahmad Finandika berhasil menyelamatkan diri bersama Sukhoi-30 MK setelah salah satu mesin pesawatnya mendadak bermasalah karena ditabrak seekor burung.
Penerbang dari Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin Makassar itu mengalami kejadian tersebut pada saat gladi bersih HUT TNI AU, 7 April 2017 lalu di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta.
Anton menjelaskan, kejadian itu dialaminya pada saat Sukhoi yang dibawanya itu berada di ketinggian 700-800 kaki. Menurutnya, mesin sebelah kiri ditabrak burung, setelah Sukhoi yang dibawanya itu baru saja melakukan take off.
"Kami take off dengan benar, yaitu dengan daya dorong yang maksimum, tapi pada saat kami sudah melaksanakan clean konfiguration, tiba-tiba di ketinggian kurang lebih 700-800 feet, ada sesuatu yang menabrak kami," kata Anton di Mabesau Cilangkap, Jakarta, Jumat (21/4/2017).
Setelah mengetahui mesin sebelah kiri Sukhoi itu mengalami masalah, Anton kemudian meminta Ahmad yang berada di belakangnya untuk mengecek keadaan. Ternyata, mesin itu sudah mengalami ledakan api sebanyak lima kali.
Anton kemudian segera mengambil tindakan untuk menghindari resiko besar yang bakal terjadi. Dia memutuskan, untuk mematikan mesin sebelah kiri sambil mempertahankan yang kanan untuk menyelamatkan diri dan pesawat yang dibawanya.
Penyerahan sertifikat Well Done oleh KSAU (photo : Angkasa)
"Karena kalau kami tidak mematikan engine itu, maka pesawat ini akan meledak. Kami matikan," ujarnya.
Anton menegaskan, bisa saja keduanya melakukan penyelamatan diri dengan keluar melalui kursi lontar dari pesawat tersebut. Namun apabila itu dilakukan, katanya, maka Sukhoi-30 yang merupakan alutsista milik TNI AU dan juga masyarakat yang ada di sekitarnya akan mengalami bahaya.
Anton kemudian memutuskan untuk tetap melakukan landing dengan satu mesin sebelah kanan. Ia mencoba mengurangi bahan bakar dengan memutar-mutar dulu untuk memudahkan mendarat.
"Ini sulit, karena biasanya pada saat landing pilot akan mengurangi power, tapi kita harus dengan full power," ungkap dia.
Keberhasilan kedua perwira TNI AU itu kemudian mendapatkan apresiasi dari Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Keduanya langsung diberikan 'Penghargaan Welldone' atas tindakan berani dan tepat yang dilakukannya tersebut.
"Semoga penghargaan ini dapat memberikan motivasi yang baik bagi seluruh personel TNI AU," kata Hadi.
(Rilis)
Pesawat tempur Su-30MK2 nomor ekor TS-3009 yang terhindar dari musibah (photo : Erwege)
RILIS.ID, Jakarta— Penerbang TNI Angkatan Udara, Letkol Pnb Anton Palaguna dan Lettu Pnb Ahmad Finandika berhasil menyelamatkan diri bersama Sukhoi-30 MK setelah salah satu mesin pesawatnya mendadak bermasalah karena ditabrak seekor burung.
Penerbang dari Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin Makassar itu mengalami kejadian tersebut pada saat gladi bersih HUT TNI AU, 7 April 2017 lalu di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta.
Anton menjelaskan, kejadian itu dialaminya pada saat Sukhoi yang dibawanya itu berada di ketinggian 700-800 kaki. Menurutnya, mesin sebelah kiri ditabrak burung, setelah Sukhoi yang dibawanya itu baru saja melakukan take off.
"Kami take off dengan benar, yaitu dengan daya dorong yang maksimum, tapi pada saat kami sudah melaksanakan clean konfiguration, tiba-tiba di ketinggian kurang lebih 700-800 feet, ada sesuatu yang menabrak kami," kata Anton di Mabesau Cilangkap, Jakarta, Jumat (21/4/2017).
Setelah mengetahui mesin sebelah kiri Sukhoi itu mengalami masalah, Anton kemudian meminta Ahmad yang berada di belakangnya untuk mengecek keadaan. Ternyata, mesin itu sudah mengalami ledakan api sebanyak lima kali.
Anton kemudian segera mengambil tindakan untuk menghindari resiko besar yang bakal terjadi. Dia memutuskan, untuk mematikan mesin sebelah kiri sambil mempertahankan yang kanan untuk menyelamatkan diri dan pesawat yang dibawanya.
Penyerahan sertifikat Well Done oleh KSAU (photo : Angkasa)
"Karena kalau kami tidak mematikan engine itu, maka pesawat ini akan meledak. Kami matikan," ujarnya.
Anton menegaskan, bisa saja keduanya melakukan penyelamatan diri dengan keluar melalui kursi lontar dari pesawat tersebut. Namun apabila itu dilakukan, katanya, maka Sukhoi-30 yang merupakan alutsista milik TNI AU dan juga masyarakat yang ada di sekitarnya akan mengalami bahaya.
Anton kemudian memutuskan untuk tetap melakukan landing dengan satu mesin sebelah kanan. Ia mencoba mengurangi bahan bakar dengan memutar-mutar dulu untuk memudahkan mendarat.
"Ini sulit, karena biasanya pada saat landing pilot akan mengurangi power, tapi kita harus dengan full power," ungkap dia.
Keberhasilan kedua perwira TNI AU itu kemudian mendapatkan apresiasi dari Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Keduanya langsung diberikan 'Penghargaan Welldone' atas tindakan berani dan tepat yang dilakukannya tersebut.
"Semoga penghargaan ini dapat memberikan motivasi yang baik bagi seluruh personel TNI AU," kata Hadi.
(Rilis)