12 April 2017
Pesawat tempur F-16 dan Sukhoi TNI AU (photo : Indonesian Military)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- TNI Angkatan Udara (AU) berencana menambah alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk mendukung pertahanan wilayah udara Indonesia. Khusus untuk pesawat terdapat 134 pesawat dari berbagai jenis.
"Tergantung pemerintah memberikan berapa tahun ini, totalnya 134 pesawat sasaran dari berbagai jenis. Dari PT DI ada pesawat Puma/Superpuma. Belum ada rencana mengganti Hercules, tetap jadi tulang punggung TNI AU," ujar Kepala Dinas Penerangan (Dispen) TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya di Jakarta, Ahad (9/4).
Ia mengatakan transparansi dalam hal ini juga menjadi tujuan TNI AU dalam pengadaan alutsista, termasuk pesawat. Ada beberapa upaya yang sudah dilakukan menuju kepada transparansi, seperti manjemen yang baik, di antaranya melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa serta melakukan sistem informasi terintegrasi.
Yang dimaksud barang dan jasa, yaitu kebutuhan mulai dari titik bawah, bekal diajukan kepada satuan atas, semua bisa termonitor dengan baik, termasuk jenis barang dan harga. Perencanaan di bawah, paling penting sudah memiliki dasar bahwa barang yang dibutuhkan, apakah barang bisa dimonitor secara daring dan terukur. Sehingga tidak terjadi penumpukkan zona barang yang tidak dibutuhkan.
Dalam Renstra ke-2 tahun 2015-2019, TNI Angkatan Udara akan menambah berbagai macam alutsista di antaranya pengganti pesawat F-5, penambahan Radar dari yang ada 20 radar menjadi 32 radar dengan penambahan 12 radar lagi, penambahan pesawat angkut ringan Cassa 212 sebanyak sembilan pesawat.
Kemudian penambahan pesawat helikopter untuk Combat SAR yang sedang berjala dan penambahan pesawat helikopter multi fungsi yang dapat digunakan untuk angkut pasukan maupun digunakan untuk SAR. Ke depan, menurut Jemi, TNI AU ingin pesawat early warning (peringatan dini) yang bisa mengkover kegiatan wilayah operasi udara.
(Republika)
Pesawat tempur F-16 dan Sukhoi TNI AU (photo : Indonesian Military)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- TNI Angkatan Udara (AU) berencana menambah alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk mendukung pertahanan wilayah udara Indonesia. Khusus untuk pesawat terdapat 134 pesawat dari berbagai jenis.
"Tergantung pemerintah memberikan berapa tahun ini, totalnya 134 pesawat sasaran dari berbagai jenis. Dari PT DI ada pesawat Puma/Superpuma. Belum ada rencana mengganti Hercules, tetap jadi tulang punggung TNI AU," ujar Kepala Dinas Penerangan (Dispen) TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya di Jakarta, Ahad (9/4).
Ia mengatakan transparansi dalam hal ini juga menjadi tujuan TNI AU dalam pengadaan alutsista, termasuk pesawat. Ada beberapa upaya yang sudah dilakukan menuju kepada transparansi, seperti manjemen yang baik, di antaranya melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa serta melakukan sistem informasi terintegrasi.
Yang dimaksud barang dan jasa, yaitu kebutuhan mulai dari titik bawah, bekal diajukan kepada satuan atas, semua bisa termonitor dengan baik, termasuk jenis barang dan harga. Perencanaan di bawah, paling penting sudah memiliki dasar bahwa barang yang dibutuhkan, apakah barang bisa dimonitor secara daring dan terukur. Sehingga tidak terjadi penumpukkan zona barang yang tidak dibutuhkan.
Dalam Renstra ke-2 tahun 2015-2019, TNI Angkatan Udara akan menambah berbagai macam alutsista di antaranya pengganti pesawat F-5, penambahan Radar dari yang ada 20 radar menjadi 32 radar dengan penambahan 12 radar lagi, penambahan pesawat angkut ringan Cassa 212 sebanyak sembilan pesawat.
Kemudian penambahan pesawat helikopter untuk Combat SAR yang sedang berjala dan penambahan pesawat helikopter multi fungsi yang dapat digunakan untuk angkut pasukan maupun digunakan untuk SAR. Ke depan, menurut Jemi, TNI AU ingin pesawat early warning (peringatan dini) yang bisa mengkover kegiatan wilayah operasi udara.
(Republika)