13 Maret 2017
Pesawat terbang dan helikopter yang telah diproduksi PT DI (image : PTDI)
Liputan6.com, Jakarta PT Dirgantara Indonesia (DI) akan mengekspor 11 pesawat produksinya ke negara lain pada tahun ini. Pemesanan terbanyak berasal dari Filipina untuk pesawat jenis NC212.
Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT DI Budiman Saleh mengatakan, saat ini pihaknya telah mendapatkan pesanan pesawat dari sejumlah negara di Afrika dan ASEAN. Jenis pesawat yang dipesan yaitu CN235 dan NC212.
"Kalau lihat dari Senegal 1 unit CN235, Ivory Coast (Pantai Gading) 1 unit CN235. Thailand kita mau jual 2 unit 212 pada Ministry of Agriculture langsung business to goverment dan Filipina ada permintaan 7 unit 212," ujar dia di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Dia menjelaskan, untuk pesawat PTDI jenis CN235 dibanderol dengan harga sekitar US$ 25 juta-US$ 30 juta per uni. Sedangkan NC212 dibanderol seharga US$ 12 juta per unit.
Budiman mengungkapkan, tingginya minat negara-negara di Afrika dan ASEAN terhadap pesawat buatan Indonesia lantaran dinilai mempunyai teknologi terkini, memiliki jaminan garansi yang pasti, adanya fasilitas perawatan dan karena kesamaan budaya.
"Pertama teknologi, competitiveness, dan culture people to people. Jadi untuk menyesuaikan keinginan dari mereka dan pemenuhan teknologi dari produk kita too easy to communicate, open mind. Pada saat sudah dikirim itu ada warranty, services. Dan kita menempatkan technical representative kita di Afrika," jelas dia.
Namun demikian, lanjut Budiman, pesawat produksi Indonesia juga bersaing ketat dengan produk sejenis dari negara lain. Bahkan dengan pesawat bekas dari China.
"Ada Spanyol, Italia, China. China juga bisa masukkan pesawat bekas," tandas dia.
(Liputan6)
Pesawat terbang dan helikopter yang telah diproduksi PT DI (image : PTDI)
Liputan6.com, Jakarta PT Dirgantara Indonesia (DI) akan mengekspor 11 pesawat produksinya ke negara lain pada tahun ini. Pemesanan terbanyak berasal dari Filipina untuk pesawat jenis NC212.
Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT DI Budiman Saleh mengatakan, saat ini pihaknya telah mendapatkan pesanan pesawat dari sejumlah negara di Afrika dan ASEAN. Jenis pesawat yang dipesan yaitu CN235 dan NC212.
"Kalau lihat dari Senegal 1 unit CN235, Ivory Coast (Pantai Gading) 1 unit CN235. Thailand kita mau jual 2 unit 212 pada Ministry of Agriculture langsung business to goverment dan Filipina ada permintaan 7 unit 212," ujar dia di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Dia menjelaskan, untuk pesawat PTDI jenis CN235 dibanderol dengan harga sekitar US$ 25 juta-US$ 30 juta per uni. Sedangkan NC212 dibanderol seharga US$ 12 juta per unit.
Budiman mengungkapkan, tingginya minat negara-negara di Afrika dan ASEAN terhadap pesawat buatan Indonesia lantaran dinilai mempunyai teknologi terkini, memiliki jaminan garansi yang pasti, adanya fasilitas perawatan dan karena kesamaan budaya.
"Pertama teknologi, competitiveness, dan culture people to people. Jadi untuk menyesuaikan keinginan dari mereka dan pemenuhan teknologi dari produk kita too easy to communicate, open mind. Pada saat sudah dikirim itu ada warranty, services. Dan kita menempatkan technical representative kita di Afrika," jelas dia.
Namun demikian, lanjut Budiman, pesawat produksi Indonesia juga bersaing ketat dengan produk sejenis dari negara lain. Bahkan dengan pesawat bekas dari China.
"Ada Spanyol, Italia, China. China juga bisa masukkan pesawat bekas," tandas dia.
(Liputan6)