11 Februari 2017
Pesawat angkut N245 (photo : Detik)
Jakarta - Pesawat R80 dan N245 masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). R80 akan digarap PT Regio Aviasi Industri, milik mantan Presiden BJ Habibie dan putranya, Ilham Akbar Habibie.
Sedangkan N245 akan digarap PT Dirgantara Indonesia (DI) bersama LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Telekomunikasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, pesawat N245 adalah pengembangan dari CN235 yang juga diproduksi PT DI
"PTDI kembangkan dari CN235, jadi N245 yang tadinya ada ramp door pintu buat barang, itu diubah semuanya untuk penumpang. Kalaupun untuk barang itu di bagasi-bagasi," ujar Putu di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (10/2/2017).
Dua proyek pesawat ini diperkirakan menelan biaya sekitar US$ 180 juta-200 juta. Dengan dimasukannya pengembangan pesawat N245 dan R80 ke dalam PSN, diharapkan bisa meminimalisir risiko dalam pengembangan.
Pesawat angkut R80 (photo : Kompas)
Putu menambahkan, permintaan pesawat N245 dan R80 cukup banyak, baik dari dalam maupun luar negeri.
"Untuk kurangi risiko itu, ini dimasukan ke dalam PSN. Karena demandnya besar sekali ukuran 30-60, demand dunianya 800-an gitu, demand domestiknya bisa mungkin 120-an setahun," terang Putu.
Proyek itu akan dimulai tahun ini seiring dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres). Diharapkan pesawat N245 dan R80 selesai dan dapat terbang di 2020.
"Ini diharapkan kalau disetujui terbang di 2020. Jadi udah bisa terbang, kalau udah bisa terbang kan tinggal diurus sertifikasi. Tinggal dijadiin Perpres saja," tutup Putu.
(Detik)
Pesawat angkut N245 (photo : Detik)
Jakarta - Pesawat R80 dan N245 masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). R80 akan digarap PT Regio Aviasi Industri, milik mantan Presiden BJ Habibie dan putranya, Ilham Akbar Habibie.
Sedangkan N245 akan digarap PT Dirgantara Indonesia (DI) bersama LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Telekomunikasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, pesawat N245 adalah pengembangan dari CN235 yang juga diproduksi PT DI
"PTDI kembangkan dari CN235, jadi N245 yang tadinya ada ramp door pintu buat barang, itu diubah semuanya untuk penumpang. Kalaupun untuk barang itu di bagasi-bagasi," ujar Putu di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (10/2/2017).
Dua proyek pesawat ini diperkirakan menelan biaya sekitar US$ 180 juta-200 juta. Dengan dimasukannya pengembangan pesawat N245 dan R80 ke dalam PSN, diharapkan bisa meminimalisir risiko dalam pengembangan.
Pesawat angkut R80 (photo : Kompas)
Putu menambahkan, permintaan pesawat N245 dan R80 cukup banyak, baik dari dalam maupun luar negeri.
"Untuk kurangi risiko itu, ini dimasukan ke dalam PSN. Karena demandnya besar sekali ukuran 30-60, demand dunianya 800-an gitu, demand domestiknya bisa mungkin 120-an setahun," terang Putu.
Proyek itu akan dimulai tahun ini seiring dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres). Diharapkan pesawat N245 dan R80 selesai dan dapat terbang di 2020.
"Ini diharapkan kalau disetujui terbang di 2020. Jadi udah bisa terbang, kalau udah bisa terbang kan tinggal diurus sertifikasi. Tinggal dijadiin Perpres saja," tutup Putu.
(Detik)