10 Desember 2016
Pesawat tempur Sukhoi Su-35 (photo : Sputnik)
Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan Indonesia dan Rusia belum menyepakati harga pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia.
"Tunggu saja. Saya masih tawar," kata Menhan Ryamizard, Jakarta, Jumat (9/12).
Menhan Ryamizard mengatakan Indonesia berencana membeli delapan unit pesawat tempur Su-35 dari Rusia. Dia mengatakan proses tawar-menawar antara pemerintah Indonesia dengan Rusia masih berlangsung.
"Sekarang masih delapan dulu lah, ini masih nego (tawar-menawar harga)," tuturnya.
Ryamizard enggan memberitahukan nilai yang ditawarkan pemerintah Indonesia kepada Rusia untuk membeli pesawat tempur itu.
Menurutnya, pemerintah Indonesia seharusnya mendapatkan harga beli pesawat yang tidak mahal karena Indonesia banyak memasok alat persenjataan dari Rusia.
"Nggak mau dong kayak dulu dulu beli heli mahal dari Vietnam. Kita ada persenjataan dari mereka (Rusia), tapi mereka (Rusia) tidak ada, tapi kita beli mahal," ujarnya.
Sebelumnya, kepastian Sukhoi Su-35 akan hadir di hanggar TNI AU menggantikan F-5E/F Tiger II masih belum terjadi. Laman rbth.indonesia, Jumat (28/10), menyatakan, negosiasi harga dan transfer teknologi bisa menjadi faktor penghalang keputusan pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35.
Harga yang ditawarkan dan skema serta jenis transfer teknologi yang diberikan Rusia untuk membangun bersama pesawat tempur itu di Indonesia menjadi hal yang masih mengganjal.
Laman www.defenseworld.net, Selasa (27/10), melaporkan, pemerintah Indonesia saat ini menegaskan hanya membeli benda dan peralatan perang dari luar negeri jika ada transfer teknologi dan produksi bersama. Sumber Rusia yang dikutip pada Singapore Air Show 2016 lalu, menyatakan, jumlah unit Sukhoi Su-35 yang akan dibeli Indonesia masih sangat sedikit untuk memungkinkan mereka memberi kedua hal itu, yaitu transfer teknologi dan produksi bersama.
(BeritaSatu)
Pesawat tempur Sukhoi Su-35 (photo : Sputnik)
Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan Indonesia dan Rusia belum menyepakati harga pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia.
"Tunggu saja. Saya masih tawar," kata Menhan Ryamizard, Jakarta, Jumat (9/12).
Menhan Ryamizard mengatakan Indonesia berencana membeli delapan unit pesawat tempur Su-35 dari Rusia. Dia mengatakan proses tawar-menawar antara pemerintah Indonesia dengan Rusia masih berlangsung.
"Sekarang masih delapan dulu lah, ini masih nego (tawar-menawar harga)," tuturnya.
Ryamizard enggan memberitahukan nilai yang ditawarkan pemerintah Indonesia kepada Rusia untuk membeli pesawat tempur itu.
Menurutnya, pemerintah Indonesia seharusnya mendapatkan harga beli pesawat yang tidak mahal karena Indonesia banyak memasok alat persenjataan dari Rusia.
"Nggak mau dong kayak dulu dulu beli heli mahal dari Vietnam. Kita ada persenjataan dari mereka (Rusia), tapi mereka (Rusia) tidak ada, tapi kita beli mahal," ujarnya.
Sebelumnya, kepastian Sukhoi Su-35 akan hadir di hanggar TNI AU menggantikan F-5E/F Tiger II masih belum terjadi. Laman rbth.indonesia, Jumat (28/10), menyatakan, negosiasi harga dan transfer teknologi bisa menjadi faktor penghalang keputusan pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35.
Harga yang ditawarkan dan skema serta jenis transfer teknologi yang diberikan Rusia untuk membangun bersama pesawat tempur itu di Indonesia menjadi hal yang masih mengganjal.
Laman www.defenseworld.net, Selasa (27/10), melaporkan, pemerintah Indonesia saat ini menegaskan hanya membeli benda dan peralatan perang dari luar negeri jika ada transfer teknologi dan produksi bersama. Sumber Rusia yang dikutip pada Singapore Air Show 2016 lalu, menyatakan, jumlah unit Sukhoi Su-35 yang akan dibeli Indonesia masih sangat sedikit untuk memungkinkan mereka memberi kedua hal itu, yaitu transfer teknologi dan produksi bersama.
(BeritaSatu)