10 November 2016
KRI Fatahillah 361 setelah menjalani MLM di dok PT DPS (all photos : IMF)
PT Dok dan Perkapalan Surabaya perkuat daya saing di industri pertahanan
JAKARTA, kabarbisnis.com: BUMN perkapalan, PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), terus memperkuat posisinya di industri perkapalan di Indonesia salah satunya dengan ikut serta dalam ajang pameran Indodefence 2016, yang digelar pada 2-5 November 2016 di JIExpo Kemayoran Jakarta. Dalam pameran ini, DPS memamerkan hasil inovasi perkapalan di bidang pertahanan matra laut.
Sekretaris Perusahaan PT Dok dan Perkapalan Surabaya Diana Rosa, mengatakan hasil inovasi produk pertahanan unggulan yang dipamerkan pada ajang kali ini adalah keberhasilan dalam melaksanakan program modernisasi kapal perang ketika usia kapal perang yang dioperasikan sudah mencapai fase batas usia ekonomis (Mid Life Modernization/MLM).
"Target yang ingin kami capai dalam ajang pameran kali ini adalah memperkenalkan produk unggulan pertahanan kepada calon pelanggan potensial, yaitu angkatan laut negara-negara sahabat, serta mendapatkan proyek MLM kapal-kapal kombatan milik TNI-AL lainnya yang saat ini akan memasukan fase batas usia ekonomis. Disamping tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan proyek pembuatan kapal kombatan baru dari TNI-AL untuk Tahun Anggaran 2017," kata Diana kepada wartawan, Jumat (4/11/2016).
Ia menambahkan, pengerjaan terhadap kapal perang dalam proyek MLM ini meliputi repowering, replating, overhaul berbagai paralatan penggerak, serta penggantian peralatan elektronika dan CMS (Combat Management System) untuk menyesuaikan perkembangan teknologi dan strategi pertempuran laut di masa depan.
Hingga saat ini, proyek MLM dilakukan terhadap Flagship Korvet milik TNI AL, KRI. Fatahillah - 361 dari era 80-an dan sukses diselesaikan pertama kali di galangan kapal nasional dengan kualitas yang baik.
Produk unggulan PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (persero) lainnya adalah reparasi berbagai tipe KRI milik TNI AL, diantaranya adalah KRI Dr. Soeharso (990), KRI Surabaya (591), KRI Makassar (590), KRI Hasan Basri (382), KRI Salawaku (842).
"Hal ini membuktikan bahwa galangan PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) memiliki kompetensi yang unggul dalam reparasi kapal militer milik TNI AL sesuai dengan standar internasional yang dimiliki perusahaan yaitu ISO 9001:2008 dan OHSAS 18001:2007," imbuh Diana.
KRI Fatahillah saat berada di dok PT DPS (photo : Ibrahim Yusuf)
Dalam pameran ini, DPS tergabung dalam satu pavilliun Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yang terbagi menjadi 2 cluster, yaitu National Defence and Hitech Industry (NDHI) dan National Shipbuilding and Heavy Industry (NSHI) bersama-sama dengan 12 BUMN lainnya.
DPS yang berdiri sejak 1910 terus mendukung penuh program Poros Maritim pemerintah dengan menghasilkan produk kapal-kapal yang berkualitas tinggi dan handal untuk menggerakkan sektor perekonomian Indonesia.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Startegis dan Media Kementerian BUMN RI, Harry Sampurno mengapresiasi keikutsertaan BUMN di ajang Indodefence 2016 ini. Harry mengatakan sudah saatnya produk pertahanan nasional bicara di level internasional.
"Ajang ini sangat baik, apalagi kita sebagai tuan rumah untuk membuktikan kualitas produk pertahanan dalam negeri tidak kalah dengan produk asing. Dalam ajang ini juga, beberapa BUMNIS melakukan penandatanganan MoU dengan partner luar negeri, termasuk menyepakati sejumlah transaksi produk pertahanan," kata Harry Sampurno.
(Kabar Bisnis)
KRI Fatahillah 361 setelah menjalani MLM di dok PT DPS (all photos : IMF)
PT Dok dan Perkapalan Surabaya perkuat daya saing di industri pertahanan
JAKARTA, kabarbisnis.com: BUMN perkapalan, PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), terus memperkuat posisinya di industri perkapalan di Indonesia salah satunya dengan ikut serta dalam ajang pameran Indodefence 2016, yang digelar pada 2-5 November 2016 di JIExpo Kemayoran Jakarta. Dalam pameran ini, DPS memamerkan hasil inovasi perkapalan di bidang pertahanan matra laut.
Sekretaris Perusahaan PT Dok dan Perkapalan Surabaya Diana Rosa, mengatakan hasil inovasi produk pertahanan unggulan yang dipamerkan pada ajang kali ini adalah keberhasilan dalam melaksanakan program modernisasi kapal perang ketika usia kapal perang yang dioperasikan sudah mencapai fase batas usia ekonomis (Mid Life Modernization/MLM).
"Target yang ingin kami capai dalam ajang pameran kali ini adalah memperkenalkan produk unggulan pertahanan kepada calon pelanggan potensial, yaitu angkatan laut negara-negara sahabat, serta mendapatkan proyek MLM kapal-kapal kombatan milik TNI-AL lainnya yang saat ini akan memasukan fase batas usia ekonomis. Disamping tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan proyek pembuatan kapal kombatan baru dari TNI-AL untuk Tahun Anggaran 2017," kata Diana kepada wartawan, Jumat (4/11/2016).
Ia menambahkan, pengerjaan terhadap kapal perang dalam proyek MLM ini meliputi repowering, replating, overhaul berbagai paralatan penggerak, serta penggantian peralatan elektronika dan CMS (Combat Management System) untuk menyesuaikan perkembangan teknologi dan strategi pertempuran laut di masa depan.
Hingga saat ini, proyek MLM dilakukan terhadap Flagship Korvet milik TNI AL, KRI. Fatahillah - 361 dari era 80-an dan sukses diselesaikan pertama kali di galangan kapal nasional dengan kualitas yang baik.
Produk unggulan PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (persero) lainnya adalah reparasi berbagai tipe KRI milik TNI AL, diantaranya adalah KRI Dr. Soeharso (990), KRI Surabaya (591), KRI Makassar (590), KRI Hasan Basri (382), KRI Salawaku (842).
"Hal ini membuktikan bahwa galangan PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) memiliki kompetensi yang unggul dalam reparasi kapal militer milik TNI AL sesuai dengan standar internasional yang dimiliki perusahaan yaitu ISO 9001:2008 dan OHSAS 18001:2007," imbuh Diana.
KRI Fatahillah saat berada di dok PT DPS (photo : Ibrahim Yusuf)
Dalam pameran ini, DPS tergabung dalam satu pavilliun Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yang terbagi menjadi 2 cluster, yaitu National Defence and Hitech Industry (NDHI) dan National Shipbuilding and Heavy Industry (NSHI) bersama-sama dengan 12 BUMN lainnya.
DPS yang berdiri sejak 1910 terus mendukung penuh program Poros Maritim pemerintah dengan menghasilkan produk kapal-kapal yang berkualitas tinggi dan handal untuk menggerakkan sektor perekonomian Indonesia.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Startegis dan Media Kementerian BUMN RI, Harry Sampurno mengapresiasi keikutsertaan BUMN di ajang Indodefence 2016 ini. Harry mengatakan sudah saatnya produk pertahanan nasional bicara di level internasional.
"Ajang ini sangat baik, apalagi kita sebagai tuan rumah untuk membuktikan kualitas produk pertahanan dalam negeri tidak kalah dengan produk asing. Dalam ajang ini juga, beberapa BUMNIS melakukan penandatanganan MoU dengan partner luar negeri, termasuk menyepakati sejumlah transaksi produk pertahanan," kata Harry Sampurno.
(Kabar Bisnis)