05 Oktober 2016
Wulung UAV (photo : Antara)
REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Markas Besar TNI Angkatan Udara akan menempatkan drone atau pesawat tanpa awak di wilayah perbatasan RI-Republik Demokrat Timor Leste (RDTL), Atambua. Tujuannya untuk membantu patroli mengawasi daerah tersebut dan mencegah terjadinya penyelundupan.
"Saya belum tahu pasti kapan akan diberlakukan namun hal ini sudah dibicarakan. Namun yang pasti pesawat tanpa awak ini akan sangat membantu Satgas Pamtas dalam mencegah terjadinya masalah penyelundupan," kata Komandan Lapangan Udara El Tari Kupang, Kolonel Pnb Jorry S. Koloay kepada wartawan di Kupang, Selasa (4/10).
Hal ini disampaikannya usai menjadi pembicara dalam seminar sehari yang berbicara soal peran TNI dalam mengamanakan wilayah perbatasan khususnya perbatasan RI-RDTL yang dihadiri oleh sejumlah Bupati, mahasiswa serta pejabat-pejabat terkait di daerah itu.
Jorry menambahkan, drone yang ditempatkan di wilayah perbatasan itu nantinya akan berpatroli serentak menyusuri daerah perbatasan untuk mengecek hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran hukum.
Penempatan drone di Atambua juga adalah salah satu strategi dalam hal penguatan militer baik itu udara maupun darat. "Nantinya kalau sudah ada akan dilakukan patroli serentak untuk melakukan pengawasan serta pengintaian melalui udara," katanya.
Sehingga efektivitas serta integrasi seluruh satuan TNI di wilayah-wilayah perbatasan khususnya di Kabupaten Belu serta di Kabupaten Kupang, bisa semakin kuat dan solid dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pertahanan baik udara laut dan darat.
Rencana penempatan drone di wilayah perbatasan ini juga telah diusulkan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk membantu kerja TNI.
Disamping drone, Menhan juga mengusulkan penambahan pasukan TNI di wilayah perbatasan khususnya di daerah-daerah yang tergolong terpencil, dan pulau-pulau terdepan Indonesia.
(Republika)
Wulung UAV (photo : Antara)
REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Markas Besar TNI Angkatan Udara akan menempatkan drone atau pesawat tanpa awak di wilayah perbatasan RI-Republik Demokrat Timor Leste (RDTL), Atambua. Tujuannya untuk membantu patroli mengawasi daerah tersebut dan mencegah terjadinya penyelundupan.
"Saya belum tahu pasti kapan akan diberlakukan namun hal ini sudah dibicarakan. Namun yang pasti pesawat tanpa awak ini akan sangat membantu Satgas Pamtas dalam mencegah terjadinya masalah penyelundupan," kata Komandan Lapangan Udara El Tari Kupang, Kolonel Pnb Jorry S. Koloay kepada wartawan di Kupang, Selasa (4/10).
Hal ini disampaikannya usai menjadi pembicara dalam seminar sehari yang berbicara soal peran TNI dalam mengamanakan wilayah perbatasan khususnya perbatasan RI-RDTL yang dihadiri oleh sejumlah Bupati, mahasiswa serta pejabat-pejabat terkait di daerah itu.
Jorry menambahkan, drone yang ditempatkan di wilayah perbatasan itu nantinya akan berpatroli serentak menyusuri daerah perbatasan untuk mengecek hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran hukum.
Penempatan drone di Atambua juga adalah salah satu strategi dalam hal penguatan militer baik itu udara maupun darat. "Nantinya kalau sudah ada akan dilakukan patroli serentak untuk melakukan pengawasan serta pengintaian melalui udara," katanya.
Sehingga efektivitas serta integrasi seluruh satuan TNI di wilayah-wilayah perbatasan khususnya di Kabupaten Belu serta di Kabupaten Kupang, bisa semakin kuat dan solid dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pertahanan baik udara laut dan darat.
Rencana penempatan drone di wilayah perbatasan ini juga telah diusulkan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk membantu kerja TNI.
Disamping drone, Menhan juga mengusulkan penambahan pasukan TNI di wilayah perbatasan khususnya di daerah-daerah yang tergolong terpencil, dan pulau-pulau terdepan Indonesia.
(Republika)