11 September 2016
KRI Bimasuci (image : Oliver)
RMOL - TNI Angkatan Laut akan segera memiliki sebuah kapal latih tiang tinggi (tall ship) penerus sang legenda KRI Dewaruci.
Sebagaimana kita ketahui, KRI Dewaruci telah lebih dari 6 dasawarsa mendarmabaktikan segenap kemampuannya mengawal para perwira handal TNI AL.
The Legend Dewaruci yang merupakan kapal latih taruna AAL akan menyerahkan kepercayaan dalam mencetak para pemimpin masa depan bangsa kepada generasi selanjutnya. Kepercayaan tersebut jatuh kepada sang penggantinya, KRI Bimasuci.
Pemotongan perdana baja (steel cutting) sebagai tanda dimulainya pembangunan KRI Bimasuci berlangsung medio November 2015 di Galangan Contruccion Navales Freire Shipyard, Kota Vigo, Spanyol.
Bimasuci adalah kapal layar kelas Barque, yang memiliki dua tiang dengan layar persegi. Kapal layar tiang tinggi ini memiliki panjang 110 meter dan lebar 13,5 meter melebihi KRI Dewaruci yang hanya memiliki panjang 58 meter dan lebar 8 meter.
Dengan ketinggian mencapai 50 meter, KRI Bimasuci jauh lebih menjulang daripada KRI Dewaruci yang memiliki ketinggian 35 meter.
Keunggulan lainnya yang dimiliki KRI Bimasuci, antara lain, jumlah layar 26 buah, sedangkan KRI Dewaruci 16 buah. Jika di KRI Dewaruci tidak terdapat ruang kelas, sebaliknya KRI Bimasuci menyediakan khusus sebagai tempat belajar para taruna AAL saat berlatih dalam operasi Kartika Jala Krida. Ruang kelas yang tersedia mampu memuat 100 orang taruna.
KRI Dewaruci memanfaatkan geladak terbuka sebagai ruang rekreasi, sementara KRI Bimasuci menyiapkan ruang rekreasi dalam sebuah ballroom berukuran 11 x 10,5 m2. Tingkat kenyamanan juga jauh lebih meningkat sebab KRI Bimasuci menyiapkan perangkat multimedia.
Selain itu, KRI Bimasuci mampu menyediakan akomodasi bagi 203 personel. Kecepatan maksimal mencapai 12 knot jika menggunakan daya dorong mesin dan 15 knot jika menggunakan layar.
Sementara untuk tingkat endurance (ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM) dapat mencapai 30 hari. Kapal layar tiang tinggi ini pun dilengkapi dengan lima dek, tujuh kompartemen, dan 48 blok.
Medio Januari lalu atau tepatnya 27 Januari 2016 lalu, KRI Bimasuci memasuki tahap peletakan lunas (keel laying).
Dalam sambutannya, Direktur Galangan Guillermo Freire Garcia menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan pemerintah Indonesia kepada perusahaannya untuk membuat kapal layar latih.
"Sebuah kepercayaan, sekaligus tantangan bagi kami, karena kami tahu bahwa pendahulu kapal ini, yakni KRI Dewaruci telah menjadi kapal yang terkenal dan menjadi legenda dunia," kata Guillermo dalam bahasa Indonesia yang lancar dan mendapatkan tepuk tangan dari hadir sebagaimana rilis Kadispenal Laksma TNI Edi Sucipto yang diterima redaksi, Minggu (11/9).
Keel laying merupakan bagian dari empat tradisi yang melekat pada setiap pembangunan kapal angkatan Laut. Urutan lengkapnya adalah peletakan Lunas (keel laying), peluncuran (launching), peresmian kapal (commissioning) dan purnatugas (decommissioning).
Pihak galangan rencananya akan meluncurkan kapal layar tiang tinggi tersebut ke laut pada pada akhir September 2016 ini. Kemudian pada Januari hingga Mei 2017 kapal layar itu akan menjalani tahap harbour trial dan sea trial.
(RMOL)
KRI Bimasuci (image : Oliver)
RMOL - TNI Angkatan Laut akan segera memiliki sebuah kapal latih tiang tinggi (tall ship) penerus sang legenda KRI Dewaruci.
Sebagaimana kita ketahui, KRI Dewaruci telah lebih dari 6 dasawarsa mendarmabaktikan segenap kemampuannya mengawal para perwira handal TNI AL.
The Legend Dewaruci yang merupakan kapal latih taruna AAL akan menyerahkan kepercayaan dalam mencetak para pemimpin masa depan bangsa kepada generasi selanjutnya. Kepercayaan tersebut jatuh kepada sang penggantinya, KRI Bimasuci.
Pemotongan perdana baja (steel cutting) sebagai tanda dimulainya pembangunan KRI Bimasuci berlangsung medio November 2015 di Galangan Contruccion Navales Freire Shipyard, Kota Vigo, Spanyol.
Bimasuci adalah kapal layar kelas Barque, yang memiliki dua tiang dengan layar persegi. Kapal layar tiang tinggi ini memiliki panjang 110 meter dan lebar 13,5 meter melebihi KRI Dewaruci yang hanya memiliki panjang 58 meter dan lebar 8 meter.
Dengan ketinggian mencapai 50 meter, KRI Bimasuci jauh lebih menjulang daripada KRI Dewaruci yang memiliki ketinggian 35 meter.
Keunggulan lainnya yang dimiliki KRI Bimasuci, antara lain, jumlah layar 26 buah, sedangkan KRI Dewaruci 16 buah. Jika di KRI Dewaruci tidak terdapat ruang kelas, sebaliknya KRI Bimasuci menyediakan khusus sebagai tempat belajar para taruna AAL saat berlatih dalam operasi Kartika Jala Krida. Ruang kelas yang tersedia mampu memuat 100 orang taruna.
KRI Dewaruci memanfaatkan geladak terbuka sebagai ruang rekreasi, sementara KRI Bimasuci menyiapkan ruang rekreasi dalam sebuah ballroom berukuran 11 x 10,5 m2. Tingkat kenyamanan juga jauh lebih meningkat sebab KRI Bimasuci menyiapkan perangkat multimedia.
Selain itu, KRI Bimasuci mampu menyediakan akomodasi bagi 203 personel. Kecepatan maksimal mencapai 12 knot jika menggunakan daya dorong mesin dan 15 knot jika menggunakan layar.
Sementara untuk tingkat endurance (ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM) dapat mencapai 30 hari. Kapal layar tiang tinggi ini pun dilengkapi dengan lima dek, tujuh kompartemen, dan 48 blok.
Dalam sambutannya, Direktur Galangan Guillermo Freire Garcia menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan pemerintah Indonesia kepada perusahaannya untuk membuat kapal layar latih.
"Sebuah kepercayaan, sekaligus tantangan bagi kami, karena kami tahu bahwa pendahulu kapal ini, yakni KRI Dewaruci telah menjadi kapal yang terkenal dan menjadi legenda dunia," kata Guillermo dalam bahasa Indonesia yang lancar dan mendapatkan tepuk tangan dari hadir sebagaimana rilis Kadispenal Laksma TNI Edi Sucipto yang diterima redaksi, Minggu (11/9).
Keel laying merupakan bagian dari empat tradisi yang melekat pada setiap pembangunan kapal angkatan Laut. Urutan lengkapnya adalah peletakan Lunas (keel laying), peluncuran (launching), peresmian kapal (commissioning) dan purnatugas (decommissioning).
Pihak galangan rencananya akan meluncurkan kapal layar tiang tinggi tersebut ke laut pada pada akhir September 2016 ini. Kemudian pada Januari hingga Mei 2017 kapal layar itu akan menjalani tahap harbour trial dan sea trial.
(RMOL)