16 Agustus 2016
KRI Karimata 960 kapal bantu umum jenis kargo di Kolinlamil (photo : Rosenkranz)
Kaskolimlamil Pimpin Upacara Penurunan Ular-ular Perang
Kepala Staf Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksamana Pertama TNI Roberth Wolter Tappangan, S.H. mewakili Panglima Kolinlamil Laksda TNI Aan Kurnia, S.Sos. memimpin Upacara Penurunan Ular-Ular Perang Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis angkut tank (AT)/Landing Ship Tank (LST) di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/8).
Panglima Kolinlamil dalam amanatnya mengatakan pada masa 51 tahun yang lalu dilaksanakan upacara yang sama yaitu penaikan ular-ular perang keempat KRI tersebut yang merupakan tanda dimulainya pengabdian sebuah kapal menjadi kapal perang dan selalu berkibar di tiang gapel, oleh sebab itu maka upacara penurunan ular-ular perang saat ini merupakan upacara resmi yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian sebuah KRI sebagai unsur kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.
KRI Karimata 960 adalah kapal jenis Coaster yang dibuat di Galangan Hungaria Shipyards and Crane work Budapest Angyafold pada tahun 1964 dan masuk jajaran TNI Angkatan Laut pada tanggal 18 Maret 1965.
Lebih lanjut dikatakan bahwa beban tugas yang dipercayakan oleh Angkatan Laut telah begitu banyak, dan sejak masuk dalam jajaran Kolinlamil pada tahun 1965, tugas-tugas yang diemban dapat diselesaikan dengan sukses. Oleh karena itu pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia melalui Kolinlamil selama 51 tahun patut kita kenang dan kita banggakan.
Sepanjang pengabdiannya, keempat KRI ini telah berjasa bagi bangsa dan negara di dalam pelaksanaan tugas operasi baik dalam operasi militer perang maupun operasi militer selain perang serta operasi bakti lainnya diantaranya yang terkini Operasi Baksos Tsunami 2004 di Aceh, Operasi Rakata Jaya 2013 di wilayah Sulawesi dan Operasi Ekspedisi NKRI tahun 2014 di wilayah Nusa Tenggara Timur. Dari kondisi yang ada KRI Karimata 960 yang telah jauh melebihi batas usia pakainya, oleh karena itu sudah waktunya keempat KRI tersebut untuk diistirahatkan dalam memperkuat jajaran TNI AL, khususnya Kolinlamil.
Di akhir amanatnya, orang nomor satu di Kolinlamil ini mengatakan sehubungan dengan keputusan penghapusan ini, Pemimpin TNI Angkatan Laut sudah mempertimbangkan secara matang, berdasarkan efisiensi dan efektifitas, baik dari segi operasi maupun pemeliharaan dihadapkan dengan keterbatasan anggaran dan kondisi alutsista. Dengan demikian sudah selayaknya apabila kapal tersebut mengakhiri masa baktinya dan dihapuskan dari susunan kekuatan TNI Angkatan Laut.
Hadir pada upacara tersebut para pejabat dilingkungan Komando Lintas Laut Militer.
(TNI AL)
KRI Karimata 960 kapal bantu umum jenis kargo di Kolinlamil (photo : Rosenkranz)
Kaskolimlamil Pimpin Upacara Penurunan Ular-ular Perang
Kepala Staf Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksamana Pertama TNI Roberth Wolter Tappangan, S.H. mewakili Panglima Kolinlamil Laksda TNI Aan Kurnia, S.Sos. memimpin Upacara Penurunan Ular-Ular Perang Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis angkut tank (AT)/Landing Ship Tank (LST) di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/8).
Panglima Kolinlamil dalam amanatnya mengatakan pada masa 51 tahun yang lalu dilaksanakan upacara yang sama yaitu penaikan ular-ular perang keempat KRI tersebut yang merupakan tanda dimulainya pengabdian sebuah kapal menjadi kapal perang dan selalu berkibar di tiang gapel, oleh sebab itu maka upacara penurunan ular-ular perang saat ini merupakan upacara resmi yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian sebuah KRI sebagai unsur kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.
KRI Karimata 960 adalah kapal jenis Coaster yang dibuat di Galangan Hungaria Shipyards and Crane work Budapest Angyafold pada tahun 1964 dan masuk jajaran TNI Angkatan Laut pada tanggal 18 Maret 1965.
Lebih lanjut dikatakan bahwa beban tugas yang dipercayakan oleh Angkatan Laut telah begitu banyak, dan sejak masuk dalam jajaran Kolinlamil pada tahun 1965, tugas-tugas yang diemban dapat diselesaikan dengan sukses. Oleh karena itu pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia melalui Kolinlamil selama 51 tahun patut kita kenang dan kita banggakan.
Sepanjang pengabdiannya, keempat KRI ini telah berjasa bagi bangsa dan negara di dalam pelaksanaan tugas operasi baik dalam operasi militer perang maupun operasi militer selain perang serta operasi bakti lainnya diantaranya yang terkini Operasi Baksos Tsunami 2004 di Aceh, Operasi Rakata Jaya 2013 di wilayah Sulawesi dan Operasi Ekspedisi NKRI tahun 2014 di wilayah Nusa Tenggara Timur. Dari kondisi yang ada KRI Karimata 960 yang telah jauh melebihi batas usia pakainya, oleh karena itu sudah waktunya keempat KRI tersebut untuk diistirahatkan dalam memperkuat jajaran TNI AL, khususnya Kolinlamil.
Di akhir amanatnya, orang nomor satu di Kolinlamil ini mengatakan sehubungan dengan keputusan penghapusan ini, Pemimpin TNI Angkatan Laut sudah mempertimbangkan secara matang, berdasarkan efisiensi dan efektifitas, baik dari segi operasi maupun pemeliharaan dihadapkan dengan keterbatasan anggaran dan kondisi alutsista. Dengan demikian sudah selayaknya apabila kapal tersebut mengakhiri masa baktinya dan dihapuskan dari susunan kekuatan TNI Angkatan Laut.
Hadir pada upacara tersebut para pejabat dilingkungan Komando Lintas Laut Militer.
(TNI AL)