07 Juni 2016
Pangkalan TNI AL Lhokseumawe, Provinsi Aceh, mendapatkan dua tambahan alutsista baru yang dibawa oleh KRI Teluk Cirebon-543, berupa Swamp Boad, yang diturunkan di Pelabuhan Umum Krueng Geukuh, Aceh Utara, Sabtu (4/6). (photo : Antara, Defense Studies)
Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pangkalan TNI AL Lhokseumawe, Provinsi Aceh, mendapatkan dua tambahan alutsista baru yang dibawa oleh KRI Teluk Cirebon-543 di Pelabuhan Umum Krueng Geukuh, Kabuopaten Aceh Utara, Sabtu.
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Lhokseumawe Kolonel Mar Nasruddin mengatakan, kedatangan KRI Teluk Cirebon adalah untuk mengantarkan dua unit alusista Swamp Boad alusista milik Lanal Lhokseumawe.
Dua alat pendukung pertahanan wilayah perairan tersebut adalah, Swamp Boat, di mana kendaraan tersebut dapat dioperasikan di daerah rawa-rawa yang berair dangkal serta di danau serta sungai.
"Swamp Boat ini merupakan tambahan alusista dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL)," ungkap Dan Lanal.
Ia menjelaskan, Swamp Boad rencananya akan ditempatkan di Pos AL Langsa dan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, karena alat tersebut dapat menjangkau medan yang berat, khususnya rawa-rawa, serta dapat membawa lima pasukan dan dikendalikan oleh seorang juru mudi, sehingga mampu menunjang mobilitas, kegiatan pengamanan wilayah perairan.
Keunggulan Swamp Boat, mampu beroperasi tanpa memerlukan dukungan mekanisme dari lingkungan, seperti air untuk pendingin, tidak memerlukan dukungan pendorong (waterjet propulsion), serta tidak membutuhkan kedalaman air untuk mengakomodir propeller.
Swamp boad dapat melaju di air yang amat dangkal dan keruh, terang Dan Lanal.
Sementara itu, Komandan KRI Teluk Cirebon, Mayor Laut (P) Yustus Nassarius Rossi yang didampingi oleh Kepala Departemen Operasi Letda Arif, mengatakan selain mengantarkan alusista Swamp Boat, juga melakukan operasi pemantaaun keamanan laut.
KRI Teluk Cerebon dilengkapi dengan meriam laras ganda kaliber 25 mm dan 37 mm, memiliki panjang 90,78 meter, dan lebar 11,12 meter, yakni jenis Landing Ship Tank (LST).
KRI Teluk Cirebon, selain berfungsi untuk mendukung operasi amfibi, mengangkut pasukan pendarat yang akan didaratkan ke pantai, juga mampu mengangkut tujuh tank amfibi dengan ukuran 6-7 meter serta peralatan tempur lainnya.
"KRI Teluk Cirebon bukan termasuk armada tempur maupun pemukul, namun sebagai armada pendarat dan pengangkut logistik," ungkap Mayor Yustus.
Tambahnya lagi, selama berlabuh di Pelabuhan Krueng Geukuh, pihaknya juga mempersilahkan kepada masyarakat dan pelajar yang ingin melihat KRI Teluk Cerebon lebih dekat.
(Antara)
Pangkalan TNI AL Lhokseumawe, Provinsi Aceh, mendapatkan dua tambahan alutsista baru yang dibawa oleh KRI Teluk Cirebon-543, berupa Swamp Boad, yang diturunkan di Pelabuhan Umum Krueng Geukuh, Aceh Utara, Sabtu (4/6). (photo : Antara, Defense Studies)
Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pangkalan TNI AL Lhokseumawe, Provinsi Aceh, mendapatkan dua tambahan alutsista baru yang dibawa oleh KRI Teluk Cirebon-543 di Pelabuhan Umum Krueng Geukuh, Kabuopaten Aceh Utara, Sabtu.
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Lhokseumawe Kolonel Mar Nasruddin mengatakan, kedatangan KRI Teluk Cirebon adalah untuk mengantarkan dua unit alusista Swamp Boad alusista milik Lanal Lhokseumawe.
Dua alat pendukung pertahanan wilayah perairan tersebut adalah, Swamp Boat, di mana kendaraan tersebut dapat dioperasikan di daerah rawa-rawa yang berair dangkal serta di danau serta sungai.
"Swamp Boat ini merupakan tambahan alusista dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL)," ungkap Dan Lanal.
Ia menjelaskan, Swamp Boad rencananya akan ditempatkan di Pos AL Langsa dan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, karena alat tersebut dapat menjangkau medan yang berat, khususnya rawa-rawa, serta dapat membawa lima pasukan dan dikendalikan oleh seorang juru mudi, sehingga mampu menunjang mobilitas, kegiatan pengamanan wilayah perairan.
Keunggulan Swamp Boat, mampu beroperasi tanpa memerlukan dukungan mekanisme dari lingkungan, seperti air untuk pendingin, tidak memerlukan dukungan pendorong (waterjet propulsion), serta tidak membutuhkan kedalaman air untuk mengakomodir propeller.
Swamp boad dapat melaju di air yang amat dangkal dan keruh, terang Dan Lanal.
Sementara itu, Komandan KRI Teluk Cirebon, Mayor Laut (P) Yustus Nassarius Rossi yang didampingi oleh Kepala Departemen Operasi Letda Arif, mengatakan selain mengantarkan alusista Swamp Boat, juga melakukan operasi pemantaaun keamanan laut.
KRI Teluk Cerebon dilengkapi dengan meriam laras ganda kaliber 25 mm dan 37 mm, memiliki panjang 90,78 meter, dan lebar 11,12 meter, yakni jenis Landing Ship Tank (LST).
KRI Teluk Cirebon, selain berfungsi untuk mendukung operasi amfibi, mengangkut pasukan pendarat yang akan didaratkan ke pantai, juga mampu mengangkut tujuh tank amfibi dengan ukuran 6-7 meter serta peralatan tempur lainnya.
"KRI Teluk Cirebon bukan termasuk armada tempur maupun pemukul, namun sebagai armada pendarat dan pengangkut logistik," ungkap Mayor Yustus.
Tambahnya lagi, selama berlabuh di Pelabuhan Krueng Geukuh, pihaknya juga mempersilahkan kepada masyarakat dan pelajar yang ingin melihat KRI Teluk Cerebon lebih dekat.
(Antara)