23 April 2016
Beberapa tipe Fuze produksi Junghanz Defence (all photos : Junghans Defence)
Perkuat Alutsista RI, Pindad Gandeng Perusahaan Jerman
Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor industri pertahanan dan keamanan, PT Pindad (Persero), menyepakati nota kesepahaman di bidang sistem fuze munisi dengan perusahaan supplier fuze asal Jerman, Junghans Defence.
Kesepakatan sinergi sistem fuze munisi antara lain pada produk alutsista seperti mortar, artileri, tank, roket, dan amunisi angkatan laut.
“Pindad dan Junghans Defence telah sepakat melakukan sinergi di bidang solusi sistem fuze untuk mortar, artileri, tank, roket, dan amunisi angkatan laut yang akan dimulai tahun ini dengan investasi awal US$ 5 juta dan di masa depan bisa mencapai US$ 20 juta,” tutur Direktur Utama Pindad Silmy Karim di Jakarta, Jumat (22/4/2016).
Silmy Karim menyatakan, penandatanganan nota kesepahaman menjadi salah satu bentuk komitmen Pindad untuk melakukan ekspansi pemasaran ke luar Indonesia.
Silmy mengaku beberapa tahapan kerja sama awal telah direncanakan bersama dengan Junghans Defence. Mulai dari persiapan alih teknologi mekanikal mortar fuze, menyiapkan lini produksi dan perakitan di Pindad, serta pemberian hak ekspor dan pemasaran kepada Pindad dengan fokus pasar di luar Indonesia, khususnya wilayah Asia Pasifik.
Fuze merupakan suatu perangkat yang menginisiasi proses peledakan pada munisi dalam suatu kondisi tertentu. Pada pengadaan fuze ini, Pindad menghabiskan biaya yang cukup besar.
Dia mengatakan hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan untuk dapat memproduksi fuze secara mandiri. Alhasil, kemampuan industri pertahanan dan keamanan dalam negeri meningkat dan total devisa yang dikeluarkan negara untuk pengadaan fuze pun dapat dihemat.
“Dalam setahun, Pindad mengeluarkan biaya sekitar US$ 4 juta untuk pengadaan fuze. Kerja sama ini diharapkan tidak hanya mendukung Pindad untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan dan keamanan, tetapi juga dapat menghemat devisa yang dikeluarkan negara,” terang Silmy.
Melalui kegiatan tersebut, Pindad menambah daftar panjang kerja samanya dengan perusahaan asal Jerman.
Sebelumnya, perusahaan pelat merah yang berkantor pusat di Bandung ini telah menjalin kesepakatan kerja sama dengan beberapa perusahaan besar dunia asal Jerman, antara lain Daimler AG, MAN Diesel & Turbo, dan Rheinmetall Landsysteme GmbH.
Menjalin kerja sama strategis dengan banyak perusahaan dunia dikatakan merupakan salah satu komitmen Pindad untuk mencapai visi perusahaan menjadi perusahaan alutsist a terkemuka di Asia pada tahun 2023.
(Liputan6)
Beberapa tipe Fuze produksi Junghanz Defence (all photos : Junghans Defence)
Perkuat Alutsista RI, Pindad Gandeng Perusahaan Jerman
Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor industri pertahanan dan keamanan, PT Pindad (Persero), menyepakati nota kesepahaman di bidang sistem fuze munisi dengan perusahaan supplier fuze asal Jerman, Junghans Defence.
Kesepakatan sinergi sistem fuze munisi antara lain pada produk alutsista seperti mortar, artileri, tank, roket, dan amunisi angkatan laut.
“Pindad dan Junghans Defence telah sepakat melakukan sinergi di bidang solusi sistem fuze untuk mortar, artileri, tank, roket, dan amunisi angkatan laut yang akan dimulai tahun ini dengan investasi awal US$ 5 juta dan di masa depan bisa mencapai US$ 20 juta,” tutur Direktur Utama Pindad Silmy Karim di Jakarta, Jumat (22/4/2016).
Silmy Karim menyatakan, penandatanganan nota kesepahaman menjadi salah satu bentuk komitmen Pindad untuk melakukan ekspansi pemasaran ke luar Indonesia.
Silmy mengaku beberapa tahapan kerja sama awal telah direncanakan bersama dengan Junghans Defence. Mulai dari persiapan alih teknologi mekanikal mortar fuze, menyiapkan lini produksi dan perakitan di Pindad, serta pemberian hak ekspor dan pemasaran kepada Pindad dengan fokus pasar di luar Indonesia, khususnya wilayah Asia Pasifik.
Fuze merupakan suatu perangkat yang menginisiasi proses peledakan pada munisi dalam suatu kondisi tertentu. Pada pengadaan fuze ini, Pindad menghabiskan biaya yang cukup besar.
Dia mengatakan hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan untuk dapat memproduksi fuze secara mandiri. Alhasil, kemampuan industri pertahanan dan keamanan dalam negeri meningkat dan total devisa yang dikeluarkan negara untuk pengadaan fuze pun dapat dihemat.
“Dalam setahun, Pindad mengeluarkan biaya sekitar US$ 4 juta untuk pengadaan fuze. Kerja sama ini diharapkan tidak hanya mendukung Pindad untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan dan keamanan, tetapi juga dapat menghemat devisa yang dikeluarkan negara,” terang Silmy.
Melalui kegiatan tersebut, Pindad menambah daftar panjang kerja samanya dengan perusahaan asal Jerman.
Sebelumnya, perusahaan pelat merah yang berkantor pusat di Bandung ini telah menjalin kesepakatan kerja sama dengan beberapa perusahaan besar dunia asal Jerman, antara lain Daimler AG, MAN Diesel & Turbo, dan Rheinmetall Landsysteme GmbH.
Menjalin kerja sama strategis dengan banyak perusahaan dunia dikatakan merupakan salah satu komitmen Pindad untuk mencapai visi perusahaan menjadi perusahaan alutsist a terkemuka di Asia pada tahun 2023.
(Liputan6)