09 Desember 2015
Battlefield Management System buatan PT Hariff Daya Tunggal Engineering (photo : SindoNews)
BMS Alat Kendali Perang Buatan Indonesia
BANDUNG - Tidak hanya hadirkan jaringan dan handphone anti sadap, PT Hariff Daya Tunggal Engineering juga memperkenalkan Battlefield Management System (BMS) di hadapan Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
"Saat mendevelop BMS, kami terinspirasi dari sebuah kejadian nyata. Jadi, dulu ada pasukan militer yang menembak kendaraan perang temannya sendiri di medan perang. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem yang dimiliki oleh tentara perang tersebut tidak dapat membedakan mana teman mana lawan," ujar Presiden Direktur PT Hariff, Budi Permana, Selasa (8/12/2015).
"BMS yang kami kembangkan ini dapat mencegah terjadinya hal demikian," tambahnya.
Namun yang terpenting, semua sistem BMS dikembangkan dengan protokol dan enkripsi data buatan sendiri, maka kerahasiaan manuver pasukan dan komunikasi data hanya dapat diketahui dan diterima oleh pasukan sendiri.
"Saat sistem dijalankan dengan jaringan yang sudah ada, maka markas besar, dapat mengetahui apa yang sedang dilaksanakan oleh pasukannya di lapangan," papar Budi .
BMS sendiri sudah diuji coba dalam Panser Anoa, Tank Marder dan Main Battle Tank (MBT) pada 2014 lalu. Tidak hanya itu, BMS juga telah menjadi bagian dari kurikulum di Pusat Pendidikan Kavaleri TNI Angkatan Darat. (SindoNews)
Teknologi Android Dimanfaatkan Militer Indonesia di Medan Tempur
ArenaLTE.com – Adaptasi Android sebagai OS (operating system) dan perangkat memang telah masuk ke segala sektor. Termasuk pemanfaatan Android untuk militer, pertahanan dan keamanan. Sebagai OS, sifatnya yang user friendly menjadi alasan utama penggunaan Android. Begitu juga dari sisi perangkat (hardware), tebaran jenis smartphone dan tablet Android sangat mudah ditemui dipasaran.
Seperti yang dilakukan PT Hariff Daya Tunggal Engineering (DTE), perusahaan asal kota Kembang ini kemarin (7/12/2015), telah meluncurkan aplikasi BMS (Battlefield Management Systems) yang dipersiapkan untuk satuan Kavaleri TNI AD. BMS adalah sistem manajemen kendali dan komando taktis untuk prajurit di medan tempur.
Lewat BMS yang wujudnya berupa hardware dan software, prajurit di lapangan dapat saling mengetahui posisi dan kedudukan rekan-rekannya, sehingga tidak lagi terjadi salah tembak (friendly fire). Maklum dalam jalannnya peperangann, kekisruhan komunikasi dan visual kerap menjadi masalah yang serius.
Untuk menjamin komunikasi yang aman, BMS dipersiapkan untuk dapat melakukan interoperability dengan sistem atau alat komunikasi TNI yang sudah ada, baik di frekuensi HF, VHF dan UHF. Lebih hebatnya BMS menerapkan jaringan WiMax (Worldwide Interoperability for Microwave Access) Broadband Wireless Network yang juga dibuat PT Hariff DTE. Dengan WiMax, komunikasi antar prajurit tak hanya bicara soal voice, tapi juga mencakup komunikasi data dan multimedia yang kesemuanya ditawarkan dalam skema JAM (Jaringan Aman dan Mandiri) yang dilengkapi enkripsi.
BMS dengan smartphone Caterpilar untuk prajurit infanteri (photo : ArenaLTE)
Nah, pemanfaatan Android untuk militer di sini digunakan pada sisi terminal. Untuk perangkat BMS yang ditempatkan di ranpur (kendaraan tempur) berupa perangkat monitor terminal K230. Uniknya perangkat ini menggunakan tablet Android dari salah satu brand lokal. Meski begitu, tak terlihat fisik sebuah tablet, mengingat perangkat dilapisi moudling casing besi yang kuat. PT Hariff DTE merancang aplikasi khusus di tablet ini, sehingga tampilan user interface-nya lebih mirip Windows, sementara sambungan OS-nya mengusung Linux.
BMS juga dipersiapkan digunakan oleh prajurit infanteri. Dengan modal smartphone Caterpilar dan Sony Xperia yang punya kemampuan tahan banting dan anti air, prajurit dengan arm band dapat selalu memantau kondisi tempur di lapangan secara real time. Tapi jangan salah, meski menggunakan smartphone Android, tapi sistem seluler GSM-nya tidak digunakan. Seperti pada smartphone Caterpilar B15Q, prajurit di lapangan terkoneksi dengan WiFi ke modul BMS yang terpasang di perangkat manpack.
Rancananya BMS akan digunakan pada Batalyon Kavaleri TNI AD untum tank Leopard, Scorpion atau panser Anoa. BMS sendiri resmi diperkenalkan di hadapan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada hari Senin kemarin di kantor pusat PT Hariff DTE. (Arena LTE)
Battlefield Management System buatan PT Hariff Daya Tunggal Engineering (photo : SindoNews)
BMS Alat Kendali Perang Buatan Indonesia
BANDUNG - Tidak hanya hadirkan jaringan dan handphone anti sadap, PT Hariff Daya Tunggal Engineering juga memperkenalkan Battlefield Management System (BMS) di hadapan Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
"Saat mendevelop BMS, kami terinspirasi dari sebuah kejadian nyata. Jadi, dulu ada pasukan militer yang menembak kendaraan perang temannya sendiri di medan perang. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem yang dimiliki oleh tentara perang tersebut tidak dapat membedakan mana teman mana lawan," ujar Presiden Direktur PT Hariff, Budi Permana, Selasa (8/12/2015).
"BMS yang kami kembangkan ini dapat mencegah terjadinya hal demikian," tambahnya.
Namun yang terpenting, semua sistem BMS dikembangkan dengan protokol dan enkripsi data buatan sendiri, maka kerahasiaan manuver pasukan dan komunikasi data hanya dapat diketahui dan diterima oleh pasukan sendiri.
"Saat sistem dijalankan dengan jaringan yang sudah ada, maka markas besar, dapat mengetahui apa yang sedang dilaksanakan oleh pasukannya di lapangan," papar Budi .
BMS sendiri sudah diuji coba dalam Panser Anoa, Tank Marder dan Main Battle Tank (MBT) pada 2014 lalu. Tidak hanya itu, BMS juga telah menjadi bagian dari kurikulum di Pusat Pendidikan Kavaleri TNI Angkatan Darat. (SindoNews)
Teknologi Android Dimanfaatkan Militer Indonesia di Medan Tempur
ArenaLTE.com – Adaptasi Android sebagai OS (operating system) dan perangkat memang telah masuk ke segala sektor. Termasuk pemanfaatan Android untuk militer, pertahanan dan keamanan. Sebagai OS, sifatnya yang user friendly menjadi alasan utama penggunaan Android. Begitu juga dari sisi perangkat (hardware), tebaran jenis smartphone dan tablet Android sangat mudah ditemui dipasaran.
Seperti yang dilakukan PT Hariff Daya Tunggal Engineering (DTE), perusahaan asal kota Kembang ini kemarin (7/12/2015), telah meluncurkan aplikasi BMS (Battlefield Management Systems) yang dipersiapkan untuk satuan Kavaleri TNI AD. BMS adalah sistem manajemen kendali dan komando taktis untuk prajurit di medan tempur.
Lewat BMS yang wujudnya berupa hardware dan software, prajurit di lapangan dapat saling mengetahui posisi dan kedudukan rekan-rekannya, sehingga tidak lagi terjadi salah tembak (friendly fire). Maklum dalam jalannnya peperangann, kekisruhan komunikasi dan visual kerap menjadi masalah yang serius.
Untuk menjamin komunikasi yang aman, BMS dipersiapkan untuk dapat melakukan interoperability dengan sistem atau alat komunikasi TNI yang sudah ada, baik di frekuensi HF, VHF dan UHF. Lebih hebatnya BMS menerapkan jaringan WiMax (Worldwide Interoperability for Microwave Access) Broadband Wireless Network yang juga dibuat PT Hariff DTE. Dengan WiMax, komunikasi antar prajurit tak hanya bicara soal voice, tapi juga mencakup komunikasi data dan multimedia yang kesemuanya ditawarkan dalam skema JAM (Jaringan Aman dan Mandiri) yang dilengkapi enkripsi.
BMS dengan smartphone Caterpilar untuk prajurit infanteri (photo : ArenaLTE)
Nah, pemanfaatan Android untuk militer di sini digunakan pada sisi terminal. Untuk perangkat BMS yang ditempatkan di ranpur (kendaraan tempur) berupa perangkat monitor terminal K230. Uniknya perangkat ini menggunakan tablet Android dari salah satu brand lokal. Meski begitu, tak terlihat fisik sebuah tablet, mengingat perangkat dilapisi moudling casing besi yang kuat. PT Hariff DTE merancang aplikasi khusus di tablet ini, sehingga tampilan user interface-nya lebih mirip Windows, sementara sambungan OS-nya mengusung Linux.
BMS juga dipersiapkan digunakan oleh prajurit infanteri. Dengan modal smartphone Caterpilar dan Sony Xperia yang punya kemampuan tahan banting dan anti air, prajurit dengan arm band dapat selalu memantau kondisi tempur di lapangan secara real time. Tapi jangan salah, meski menggunakan smartphone Android, tapi sistem seluler GSM-nya tidak digunakan. Seperti pada smartphone Caterpilar B15Q, prajurit di lapangan terkoneksi dengan WiFi ke modul BMS yang terpasang di perangkat manpack.
Rancananya BMS akan digunakan pada Batalyon Kavaleri TNI AD untum tank Leopard, Scorpion atau panser Anoa. BMS sendiri resmi diperkenalkan di hadapan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada hari Senin kemarin di kantor pusat PT Hariff DTE. (Arena LTE)