04 November 2015
Pesawat intai maritim Boeing MSA (photo : Antara)
Boeing Tawarkan Pesawat Pengintai Maritim, Rizal Ramli Minta Diskon
Jakarta -Produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, menawarkan pesawat pengintai untuk keperluan kemaritiman kepada pemerintah Indonesia. Pesawat yang ditawarkan adalah Boeing jenis Maritime Surveillance Aircraft N614BA.
Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkesempatan mencoba pesawat canggih tersebut pagi ini. Kedua menteri tersebut take off pukul 09.00 WIB, sempat terbang selama 1,5 jam.
Setelah mendarat, Rizal menyatakan bahwa Indonesia memang membutuhkan pesawat pengintai semacam ini untuk menjaga sumber daya kelautan. Saat ini TNI Angkatan Udara (AU) memang sudah memiliki pesawat sejenis, tapi usianya sudah tua dan teknologinya tertinggal.
"Tadi saya bicara dengan salah satu perwira tinggi TNI AU, kita punya tapi sudah tua, sistem monitoringnya sudah tertinggal. Jadi kita perlu beli ini," kata Rizal saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Boeing MSA di bandara Halim Perdanakusumah (photo : TribunNews)
Rizal meminta Boeing memberikan diskon khusus pada pemerintah Indonesia untuk pembelian pesawat ini. Jika tidak ada diskon yang memuaskan, Rizal menyatakan Indonesia tidak akan membeli dari Boeing.
"Memang diperlukan tapi tergantung deal. Kalau diskonnya nggak jelas kita nggak beli," ujarnya.
Ia menambahkan, pembelian pesawat pengintai untuk kemaritiman akan digunakan bersama-sama oleh berbagai kementerian dan lembaga pemerintahan supaya tidak boros anggaran.
"Penggunaan kalau bisa dikoordinasikan, jangan tiap lembaga beli. Kalau bisa beli 1 tapi data dishare. Harus ada sharing penggunaan dan data supaya kedaulatan laut udara bisa ditegakkan," tandasnya.
Sementara itu, Menteri Susi menyatakan bahwa Indonesia belum berencana membeli pesawat pengintai untuk kemaritiman di 2016. Pembelian pun masih akan dikaji, bisa saja dari produsen pesawat selain Boeing.
"Kita belum ada rencana untuk 2016. Pesawatnya bisa apa saja, bisa CN, bisa Bombardier. Tergantung kebutuhan, tentu yang biaya operasional lebih murah, dan sebagainya," tutupnya.
(Detik)
Pesawat intai maritim Boeing MSA (photo : Antara)
Boeing Tawarkan Pesawat Pengintai Maritim, Rizal Ramli Minta Diskon
Jakarta -Produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, menawarkan pesawat pengintai untuk keperluan kemaritiman kepada pemerintah Indonesia. Pesawat yang ditawarkan adalah Boeing jenis Maritime Surveillance Aircraft N614BA.
Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkesempatan mencoba pesawat canggih tersebut pagi ini. Kedua menteri tersebut take off pukul 09.00 WIB, sempat terbang selama 1,5 jam.
Setelah mendarat, Rizal menyatakan bahwa Indonesia memang membutuhkan pesawat pengintai semacam ini untuk menjaga sumber daya kelautan. Saat ini TNI Angkatan Udara (AU) memang sudah memiliki pesawat sejenis, tapi usianya sudah tua dan teknologinya tertinggal.
"Tadi saya bicara dengan salah satu perwira tinggi TNI AU, kita punya tapi sudah tua, sistem monitoringnya sudah tertinggal. Jadi kita perlu beli ini," kata Rizal saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Boeing MSA di bandara Halim Perdanakusumah (photo : TribunNews)
Rizal meminta Boeing memberikan diskon khusus pada pemerintah Indonesia untuk pembelian pesawat ini. Jika tidak ada diskon yang memuaskan, Rizal menyatakan Indonesia tidak akan membeli dari Boeing.
"Memang diperlukan tapi tergantung deal. Kalau diskonnya nggak jelas kita nggak beli," ujarnya.
Ia menambahkan, pembelian pesawat pengintai untuk kemaritiman akan digunakan bersama-sama oleh berbagai kementerian dan lembaga pemerintahan supaya tidak boros anggaran.
"Penggunaan kalau bisa dikoordinasikan, jangan tiap lembaga beli. Kalau bisa beli 1 tapi data dishare. Harus ada sharing penggunaan dan data supaya kedaulatan laut udara bisa ditegakkan," tandasnya.
Sementara itu, Menteri Susi menyatakan bahwa Indonesia belum berencana membeli pesawat pengintai untuk kemaritiman di 2016. Pembelian pun masih akan dikaji, bisa saja dari produsen pesawat selain Boeing.
"Kita belum ada rencana untuk 2016. Pesawatnya bisa apa saja, bisa CN, bisa Bombardier. Tergantung kebutuhan, tentu yang biaya operasional lebih murah, dan sebagainya," tutupnya.
(Detik)