17 September 2015
Drone akan mengawasi perbatasan laut dengan Vietnam dan Thailand (photo : Kaskus Militer)
Satu Drone Ditempatkan di Pulau Sekatung
Natuna (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menyatakan akan menempatkan satu unit drone di perbatasan Pulau Sekatung, Kepulauan Riau, yang berbatasan dengan Vietnam dan Thailand guna menjaga pertahanan Indonesia.
"Nanti, akan kita tempatkan drone di Pulau Sekatung. Ini dilakukan agar prajurit yang berada di Pulau Sekatung bisa melakukan pengawasan dengan jarak sekitar 40 kilometer hingga 50 kilometer ke depan. Sehingga, mereka ini betul-betul menjadi mata dan telinga kita di Natuna dan di Jakarta," kata Menhan usai mengunjungi Pospamtas Pulau Sekatung, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu.
Menhan mengunjungi Pulau Sekatung dengan menggunakan dua helikopter dari Lanud Ranai, Kabupaten Natuna, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit.
Menhan ingin melihat 20 orang prajurit dari TNI Angkatan Darat dan Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang menjaga pulau terdepan Indonesia itu.
"Mereka sudah bertugas selama enam bulan. Mereka pun telah menjalankan tugasnya dengan baik," kata Ryamizard.
Hasil kunjungannya itu, kata dia, masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, seperti persediaan air bersih, listrik dan pembangunan barak bagi prajurit yang bertugas di Pospamtas Pulau Sekatung.
Rymizard berjanji akan memperbaiki sollar cell di sana yang kadang rusak, selain membangun dua barak dan aula, termasuk pos penjagaan di pospamtas itu.
Menhan mengakui jaringan komunikasi bagi pengguna telepon seluler masih mengalami kendala karena tidak ada menara, namun jaringan komunikasi untuk militer tidak bermasalah.
"Saya akan berkoordinasi dengan Menhub Ignasius Jonan agar memperhatikan masalah ini. Perhatian terhadap masalah jaringan komunikasi ini, tak hanya di Natuna saja melainkan di setiap perbatasan, seperti Kalimantan dan Papua," kata Menhan. (Antara)
Kapal Perang dan 4 Pesawat Tempur Secara Permanen
Metrotvnews.com, Natuna: Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memperkuat perairan Natuna dengan menambah sejumlah kapal perang dan kapal patroli serta pesawat tempur guna mengamankan wilayah Pulau Natuna dari kejahatan laut dan konflik Laut Tiongkok Selatan.
"Kita akan perkuat di sini (Natuna), baik dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut maupun Angkatan Udara," kata Menhan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu saat melakukan kunjungan kerja ke Pulau Natuna, Kepulauan Riau,
Rabu (16/9/2015).
Sejumlah kapal perang turut menjaga Natuna (photo : MetroTVNews)
Menurut dia, Pulau Natuna wajib diperkuat sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI. Sebab, pulau ini berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan yang saat ini dirundung konflik.
"Di sini pulau yang paling jauh di utara, salah satu pintu gerbang Indonesia. Di utara, di Laut Cina Selatan masih ada ketegangan, antara Tiongkok dan beberapa negara ASEAN, seperti Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Tentu Amerika juga akan hadir di tengah-tengah ketegangan ini," katanya.
Selain memberikan rasa aman bagi masyarakat Natuna, peningkatan keamanan juga akan berdampak pada sektor pembangunan dan ekonomi masyarakat. Rakyat Natuna akan merasa aman dan nyaman dalam mengembangkan kegiatan ekonomi.
"Kedatangan saya akan memberikan rasa aman, terutama di Natuna. Kalau pintu gerbang kemasukan, artinya orang lewat tidak tahu, ini bisa berbahaya jika sampai masuk ke jantungnya," ujarnya.
Oleh karena itu, Kemhan akan berkoordinasi dengan TNI untuk menambahkan alutsista di Natuna. Pemerintah Indonesia akan meletakkan satu flight atau empat unit pesawat tempur, tiga kapal perang jenis korvet, lima kapal patroli, dan dilengkapi dengan beberapa unit drone atau pesawat tanpa awak.
"Kapal perang dan patroli juga harus siap menangkap pencuri-pencuri ikan yang berkeliaran di perairan Natuna. Pokoknya akan kita bikin aman," tuturnya.
Empat pesawat tempur yang akan ditempatkan di Pangkalan Udara Ranai, Natuna, kata Ryamizard, bisa pesawat tempur Hawk 100/200 dari Lanud Pontianak dan F-16 dari Lanud Roesmin Noeryadin, Pekanbaru, Riau.
Empat pesawat F-16 akan ditempatkan secara permanen di Natuna (photo : Kaskus Militer)
"Pesawat yang akan ditempatkan akan kita lihat lagi. Kita punya banyak F-16, sekitar dua skuadron, di Lanud Iswahjudi (Madiun) dan Lanud Roesmin Noeryadin, Pekanbaru. Di Pontianak kita juga punya Hawk. Penempatan empat pesawat ini akan dilakukan secara permanen," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.
Selain itu, Kemhan juga akan melebarkan Landasan Udara (Lanud) Ranai di Natuna, sehingga di lanud bisa dilandasi dua pesawat tempur sekaligus. Lanud juga akan dilengkapi alutsista penangkis serangan udara dan drone yang akan terus memantau.
"Panjang landasan 2.500 meter saya kira sudah cukup. Lebarnya saja akan ditambah menjadi 35-45 meter, supaya dua pesawat tempur bisa terbang sekaligus. Paling tidak, tahun baru akan dimulai. Landasan akan bagus, nanti pesawat komersial juga enak mendarat di sini," ucapnya. (MetroTVNews)
Penambahan Pasukan Berkualifikasi Khusus
[JAKARTA] Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (Pur) Ryamizard Ryacudu mengungkapkan TNI akan menambah 2.000 personel untuk menjaga perairan Natuna, Kepulauan Riau.
"Kita tidak hanya menambah alutsitanya di wilayah Natuna, namun jumlah personel TNI akan ditambah," kata Menhan dalam kunjungan kerjanya ke Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (16/9).
Jumlah personel TNI itu, kata dia, berasal dari sejumlah pasukan elit di tubuh TNI, seperti Korps Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI Angkatan Udara, Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Raider TNI Angkatan Darat.
Pasukan Raider turut menjaga Natuna (photo : TribunNews)
Natuna, kata dia, nantinya akan dijaga satu kompi Kopaskhas, dua kompi Raider dan dua kompi Korps Marinir. "Nanti Raider yang ditaruh di Natuna adalah pasukan Raider plus, yang mampu menggunakan 'sea rider' dan mampu melalukan pertempuran di laut," kata Ryamizard.
Selain Pulau Natuna, wilayah perbatasan di Marauke, Maluku, Tarakan, serta wilayah antara Sulawesi dan Kalimantan juga akan diperkuat alutsista dan personel TNI.
Bela Negara Menhan menambahkan pihaknya juga akan membekali penduduk Natuna yang berjumlah 85 ribu jiwa dengan pengetahuan bela negara agar rakyat memiliki rasa cinta terhadap Tanah Air.
"Ini wilayah perbatasan. Rakyat Natuna harus lebih dahulu dibekali bela negara, rakyat terlatih, rakyat militan, yang akan mengerti tentang perang. Nanti kita akan tempa di tempat-tempat tertentu," ujarnya.
Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung mengatakan sebagai pulau paling utara Indonesia, Natuna perlu mendapat tambahan pasukan dan alutsista.
Menurutnya, saat ini di Natuna hanya dijada oleh dua kompi Raider TNI AD, yang berjumlah 270 personel. (Berita Satu)
Drone akan mengawasi perbatasan laut dengan Vietnam dan Thailand (photo : Kaskus Militer)
Satu Drone Ditempatkan di Pulau Sekatung
Natuna (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menyatakan akan menempatkan satu unit drone di perbatasan Pulau Sekatung, Kepulauan Riau, yang berbatasan dengan Vietnam dan Thailand guna menjaga pertahanan Indonesia.
"Nanti, akan kita tempatkan drone di Pulau Sekatung. Ini dilakukan agar prajurit yang berada di Pulau Sekatung bisa melakukan pengawasan dengan jarak sekitar 40 kilometer hingga 50 kilometer ke depan. Sehingga, mereka ini betul-betul menjadi mata dan telinga kita di Natuna dan di Jakarta," kata Menhan usai mengunjungi Pospamtas Pulau Sekatung, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu.
Menhan mengunjungi Pulau Sekatung dengan menggunakan dua helikopter dari Lanud Ranai, Kabupaten Natuna, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit.
Menhan ingin melihat 20 orang prajurit dari TNI Angkatan Darat dan Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang menjaga pulau terdepan Indonesia itu.
"Mereka sudah bertugas selama enam bulan. Mereka pun telah menjalankan tugasnya dengan baik," kata Ryamizard.
Hasil kunjungannya itu, kata dia, masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, seperti persediaan air bersih, listrik dan pembangunan barak bagi prajurit yang bertugas di Pospamtas Pulau Sekatung.
Rymizard berjanji akan memperbaiki sollar cell di sana yang kadang rusak, selain membangun dua barak dan aula, termasuk pos penjagaan di pospamtas itu.
Menhan mengakui jaringan komunikasi bagi pengguna telepon seluler masih mengalami kendala karena tidak ada menara, namun jaringan komunikasi untuk militer tidak bermasalah.
"Saya akan berkoordinasi dengan Menhub Ignasius Jonan agar memperhatikan masalah ini. Perhatian terhadap masalah jaringan komunikasi ini, tak hanya di Natuna saja melainkan di setiap perbatasan, seperti Kalimantan dan Papua," kata Menhan. (Antara)
Kapal Perang dan 4 Pesawat Tempur Secara Permanen
Metrotvnews.com, Natuna: Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memperkuat perairan Natuna dengan menambah sejumlah kapal perang dan kapal patroli serta pesawat tempur guna mengamankan wilayah Pulau Natuna dari kejahatan laut dan konflik Laut Tiongkok Selatan.
"Kita akan perkuat di sini (Natuna), baik dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut maupun Angkatan Udara," kata Menhan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu saat melakukan kunjungan kerja ke Pulau Natuna, Kepulauan Riau,
Rabu (16/9/2015).
Sejumlah kapal perang turut menjaga Natuna (photo : MetroTVNews)
Menurut dia, Pulau Natuna wajib diperkuat sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI. Sebab, pulau ini berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan yang saat ini dirundung konflik.
"Di sini pulau yang paling jauh di utara, salah satu pintu gerbang Indonesia. Di utara, di Laut Cina Selatan masih ada ketegangan, antara Tiongkok dan beberapa negara ASEAN, seperti Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Tentu Amerika juga akan hadir di tengah-tengah ketegangan ini," katanya.
Selain memberikan rasa aman bagi masyarakat Natuna, peningkatan keamanan juga akan berdampak pada sektor pembangunan dan ekonomi masyarakat. Rakyat Natuna akan merasa aman dan nyaman dalam mengembangkan kegiatan ekonomi.
"Kedatangan saya akan memberikan rasa aman, terutama di Natuna. Kalau pintu gerbang kemasukan, artinya orang lewat tidak tahu, ini bisa berbahaya jika sampai masuk ke jantungnya," ujarnya.
Oleh karena itu, Kemhan akan berkoordinasi dengan TNI untuk menambahkan alutsista di Natuna. Pemerintah Indonesia akan meletakkan satu flight atau empat unit pesawat tempur, tiga kapal perang jenis korvet, lima kapal patroli, dan dilengkapi dengan beberapa unit drone atau pesawat tanpa awak.
"Kapal perang dan patroli juga harus siap menangkap pencuri-pencuri ikan yang berkeliaran di perairan Natuna. Pokoknya akan kita bikin aman," tuturnya.
Empat pesawat tempur yang akan ditempatkan di Pangkalan Udara Ranai, Natuna, kata Ryamizard, bisa pesawat tempur Hawk 100/200 dari Lanud Pontianak dan F-16 dari Lanud Roesmin Noeryadin, Pekanbaru, Riau.
Empat pesawat F-16 akan ditempatkan secara permanen di Natuna (photo : Kaskus Militer)
"Pesawat yang akan ditempatkan akan kita lihat lagi. Kita punya banyak F-16, sekitar dua skuadron, di Lanud Iswahjudi (Madiun) dan Lanud Roesmin Noeryadin, Pekanbaru. Di Pontianak kita juga punya Hawk. Penempatan empat pesawat ini akan dilakukan secara permanen," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.
Selain itu, Kemhan juga akan melebarkan Landasan Udara (Lanud) Ranai di Natuna, sehingga di lanud bisa dilandasi dua pesawat tempur sekaligus. Lanud juga akan dilengkapi alutsista penangkis serangan udara dan drone yang akan terus memantau.
"Panjang landasan 2.500 meter saya kira sudah cukup. Lebarnya saja akan ditambah menjadi 35-45 meter, supaya dua pesawat tempur bisa terbang sekaligus. Paling tidak, tahun baru akan dimulai. Landasan akan bagus, nanti pesawat komersial juga enak mendarat di sini," ucapnya. (MetroTVNews)
Penambahan Pasukan Berkualifikasi Khusus
[JAKARTA] Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (Pur) Ryamizard Ryacudu mengungkapkan TNI akan menambah 2.000 personel untuk menjaga perairan Natuna, Kepulauan Riau.
"Kita tidak hanya menambah alutsitanya di wilayah Natuna, namun jumlah personel TNI akan ditambah," kata Menhan dalam kunjungan kerjanya ke Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (16/9).
Jumlah personel TNI itu, kata dia, berasal dari sejumlah pasukan elit di tubuh TNI, seperti Korps Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI Angkatan Udara, Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Raider TNI Angkatan Darat.
Pasukan Raider turut menjaga Natuna (photo : TribunNews)
Natuna, kata dia, nantinya akan dijaga satu kompi Kopaskhas, dua kompi Raider dan dua kompi Korps Marinir. "Nanti Raider yang ditaruh di Natuna adalah pasukan Raider plus, yang mampu menggunakan 'sea rider' dan mampu melalukan pertempuran di laut," kata Ryamizard.
Selain Pulau Natuna, wilayah perbatasan di Marauke, Maluku, Tarakan, serta wilayah antara Sulawesi dan Kalimantan juga akan diperkuat alutsista dan personel TNI.
Bela Negara Menhan menambahkan pihaknya juga akan membekali penduduk Natuna yang berjumlah 85 ribu jiwa dengan pengetahuan bela negara agar rakyat memiliki rasa cinta terhadap Tanah Air.
"Ini wilayah perbatasan. Rakyat Natuna harus lebih dahulu dibekali bela negara, rakyat terlatih, rakyat militan, yang akan mengerti tentang perang. Nanti kita akan tempa di tempat-tempat tertentu," ujarnya.
Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung mengatakan sebagai pulau paling utara Indonesia, Natuna perlu mendapat tambahan pasukan dan alutsista.
Menurutnya, saat ini di Natuna hanya dijada oleh dua kompi Raider TNI AD, yang berjumlah 270 personel. (Berita Satu)