08 Agustus 2015
Situasi visualisasi tracking pesawat musuh oleh sensor radar unit Oerlikon Skyshield yang ada di Ground Controll System (GCS), dimana keberadaan pesawat Sukhoi Su-27/30 milik “Sonora”, telah terkunci (garis putih putus-putus) dan dalam posisi siap ditembak meriam Skyshield Orliecon. (photo : Dispenau)
Oerlikon Skyshield TNI AU Lumpuhkan Pesawat Tempur “Sonora”
Kecanggihan senjata Oerlicon Skyshield TNI AU sebagai alutsista pertahanan udara (Hanud) titik tidak terbantahkan. Dalam sebuah latihan Pernika & Cyber Defence, senjata andalan Detasemen Hanud Korpaskhas buatan Swiss ini mampu melumpuhkan pesawat tempur jenis Sukhoi Su-27/30 milik negara “Sonora”.
Pesawat Sukhoi Su-27/30 “Sonora” yang sedang melakukan penerbangan provokasi di atas Alur Laut kepulauan Indonesia (ALKI) II, selat Makasar Sulawesi Selatan, awalnya tertangkap oleh Radar Kosekhanudnas II Makassar. Dengan kecanggihannya, ternyata pesawatSukhoi Su-27/30 Sonora mampu menerobos masuk wilayah Indonesia hingga mendekati obyek vital (Obvit) Lanud Sultan Hasanudin, Makassar.
Karena membahayakan keamanan obvit tersebut, Detasemen Hanud 472 Paskhas Lanud Sultan Hasanudin, Makassar, yang berperan sebagai Hanud titik segera menyiagakan alutsista andalannya Oerlikon Skyshield untuk menghadapi ancaman pesawat Sukhoi Su-27/30 milik“Sonora”. Aksi saling serang dalam sebuah adegan perang elektronika pun tidak bisa dihindari.
Prajurit Paskhasau menyiapkan senjata penangkis udara Oerlikon Skyshield. (photo : TNI AU)
Dengan berbagai cara, Sukhoi Su-27/30 “Sonora” melakukan aksi manuver membahayakan. Aksi tersebut tertangkap sensor unit yang berfungsi sebagai radar (electronic optic radar) yang terpasang pada firing unit Oerlikon Skyshield. Sejak terbang pada jarak 20 Km dan ketinggian 1500 m, Oerlikon Skyshield mampu mendeteksi keberadaan pesawat Sukhoi Su-27/30, bahkan akhirnya mampu menguncinya (lock on). Meskipun pesawat Sukhoi “Sonora” berusaha mengelabuhi sistem Radar Oerlikon Skyshield dengan melepas Chafft, tetapi keberadaan pesawat Sukhoi Su-27/30 Sonora tetap terkunci.
Hingga pada akhirnya setelah pesawat Sukhoi Su-27/30 “Sonora” memasuki jarak tembak efektif (4000 m dan ketinggian 1000 m), meriam Oerlikon Skyshoield tanpa ampun memuntahkan peluru-pelurunya ke arah pesawat Sonora. Semburan ribuan mortir caliber 35 mm akhirnya merontokkan pesawat Sukhoi Su-27/30 milik Sonora.
Adegan menegangkan ini dapat disaksikan dalam tampilan layar yang ada di ruang Komando Latihan (Kolat) Mabesau, Cilangkap, Jakatrta maupun Lanud Sultan Hasanudin Makassar, melalui fasilitas video conference (Vicon). Dengan “tertembaknya” pesawat Sukhoi Su-27/30 “Sonora” oleh Oerlikon Skyshield Denhanud 472 Paskhas, maka aksi penerbangan provokasi “Sonora” di wilayah selat Makassar dapat dinetralisir oleh TNI AU.
(TNI AU)
Situasi visualisasi tracking pesawat musuh oleh sensor radar unit Oerlikon Skyshield yang ada di Ground Controll System (GCS), dimana keberadaan pesawat Sukhoi Su-27/30 milik “Sonora”, telah terkunci (garis putih putus-putus) dan dalam posisi siap ditembak meriam Skyshield Orliecon. (photo : Dispenau)
Oerlikon Skyshield TNI AU Lumpuhkan Pesawat Tempur “Sonora”
Kecanggihan senjata Oerlicon Skyshield TNI AU sebagai alutsista pertahanan udara (Hanud) titik tidak terbantahkan. Dalam sebuah latihan Pernika & Cyber Defence, senjata andalan Detasemen Hanud Korpaskhas buatan Swiss ini mampu melumpuhkan pesawat tempur jenis Sukhoi Su-27/30 milik negara “Sonora”.
Pesawat Sukhoi Su-27/30 “Sonora” yang sedang melakukan penerbangan provokasi di atas Alur Laut kepulauan Indonesia (ALKI) II, selat Makasar Sulawesi Selatan, awalnya tertangkap oleh Radar Kosekhanudnas II Makassar. Dengan kecanggihannya, ternyata pesawatSukhoi Su-27/30 Sonora mampu menerobos masuk wilayah Indonesia hingga mendekati obyek vital (Obvit) Lanud Sultan Hasanudin, Makassar.
Karena membahayakan keamanan obvit tersebut, Detasemen Hanud 472 Paskhas Lanud Sultan Hasanudin, Makassar, yang berperan sebagai Hanud titik segera menyiagakan alutsista andalannya Oerlikon Skyshield untuk menghadapi ancaman pesawat Sukhoi Su-27/30 milik“Sonora”. Aksi saling serang dalam sebuah adegan perang elektronika pun tidak bisa dihindari.
Prajurit Paskhasau menyiapkan senjata penangkis udara Oerlikon Skyshield. (photo : TNI AU)
Dengan berbagai cara, Sukhoi Su-27/30 “Sonora” melakukan aksi manuver membahayakan. Aksi tersebut tertangkap sensor unit yang berfungsi sebagai radar (electronic optic radar) yang terpasang pada firing unit Oerlikon Skyshield. Sejak terbang pada jarak 20 Km dan ketinggian 1500 m, Oerlikon Skyshield mampu mendeteksi keberadaan pesawat Sukhoi Su-27/30, bahkan akhirnya mampu menguncinya (lock on). Meskipun pesawat Sukhoi “Sonora” berusaha mengelabuhi sistem Radar Oerlikon Skyshield dengan melepas Chafft, tetapi keberadaan pesawat Sukhoi Su-27/30 Sonora tetap terkunci.
Hingga pada akhirnya setelah pesawat Sukhoi Su-27/30 “Sonora” memasuki jarak tembak efektif (4000 m dan ketinggian 1000 m), meriam Oerlikon Skyshoield tanpa ampun memuntahkan peluru-pelurunya ke arah pesawat Sonora. Semburan ribuan mortir caliber 35 mm akhirnya merontokkan pesawat Sukhoi Su-27/30 milik Sonora.
Adegan menegangkan ini dapat disaksikan dalam tampilan layar yang ada di ruang Komando Latihan (Kolat) Mabesau, Cilangkap, Jakatrta maupun Lanud Sultan Hasanudin Makassar, melalui fasilitas video conference (Vicon). Dengan “tertembaknya” pesawat Sukhoi Su-27/30 “Sonora” oleh Oerlikon Skyshield Denhanud 472 Paskhas, maka aksi penerbangan provokasi “Sonora” di wilayah selat Makassar dapat dinetralisir oleh TNI AU.
(TNI AU)