20 Juli 2015
DTI RTN KSM 150 jenis VTOL UAV bersama kendaraan pembawanya (photo : TAF)
Pada tanggal 16 Juli lalu Institut Teknologi Pertahanan atau DTI menyelenggarakan DTI UAV Airshow di Thanarat Infantry Camp provinsi Prachuap Khiri Khan, Thailand untuk mempromosikan hasil penelitian DTI dan mitra dalam pengembangan UAV. Turut serta dalam pameran ini adalah pihak swasta baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Mini UAV jenis hand launched (photo : DTI)
Untuk DTI sendiri memiliki 4 sistem UAV yang dikembangkan :
- Quad rotor UAV,
- Hand Launched UAV (UAV luncur-tangan),
- DTI RTN KSM 150 (Vertical Take Off dan Landing UAV),
- Fixed Wing UAV dikembangkan MALE UAV (Medium Altitude Long Endurance).
Hand launched UAV sedang dilontarkan untuk memulai terbang (photo : TAF)
Untuk Mini UAV (Quad Rotor dan Hand Launched), DTI telah melakukan penelitian bersama dengan Akademi Angkatan Laut dan Angkatan Udara dan telah mengirimkan UAV ke Angkatan Darat untuk digunakan di tiga provinsi dari empat provinsi di Thailand Selatan, menggunakan satu sistem yang terdiri dari 2 pesawat.
Display monitor hand launched UAV (photo : DTI)
Operasi pesawat pada saat itu dilakukan pada siang dan malam, masing-masing dengan kamera poros berputar. Jarak operasi pada kisaran 10 km dengan waktu operasi lebih dari 1,5 jam. Untuk mendaratkannya tidak perlu mencari landasan pendaratan atau mengeluarkan payung pendaratan, namun cukup memperlambat multi rotor jenis Quad rotor yang dikembangkan bekerja sama dengan tentara. Jarak operasi mencapai 1,6 km dan dapat beroperasi pada lebih dari 0,5 - 1 jam.
Multi rotor jenis quad rotor UAV (photo : TAF)
Untuk UAV Sayap Tetap, yang merupakan proyek penelitian bersama dengan Angkatan Darat, pada pameran ini DTI membawa hasil program pengembangan UAV di masa lalu. Divisi Artileri membutuhkan untuk misi pemantauan yang ditempatkan di depan untuk jarak dekat maupun jangkauan operasi hingga 100-150 km, kecepatan 100 km/jam, waktu operasi lebih dari 6 jam, muatan 40 kg. Pada tahun fiskal 2015 akan diserahkan UAV sayap tetap untuk Angkatan Darat. Satu sistem UAV sayap tetap terdiri dari dua pesawat misi dan dua pesawat untuk latihan (dengan skala setengah kalinya), dan stasiun kontrol (ground control station) yang terpasang pada truk untuk mendukung dan mengontrol UAV tersebut.
Fixed wing UAV (photo : TAF)
Terakhir adalah DTI RTN KSM 150 atau VTOL UAV, yang merupakan pengembangan bersama antara DTI, Angkatan Laut dan Kasama Helicopters Limited. Pesawat tanpa awak dengan dua sumbu radial ini dapat beroperasi hingga jarak 50 km, kecepatan 100 km/jam waktu operasi lebih dari dua jam. muatan 2 kg yang digunakan untuk pengawasan, pengintaian dan misi penargetan dari kapal perang yang beroperasi dengan ruang terbatas.
Ground control station UAV jenis fixed wing (photo : DTI)
KSM 150 saat ini bisa terbang lebih dari dua jam dan tidak ada kekhawatiran tentang komunikasi ataupun transmisi gambar, namun untuk Angkatan Darat untuk penggunaan di Thailand Selatan mensyaratkan waktu operasi minimal 3 jam, sehingga diperlukan uji lagi.
KSM 150 Vertical Taje Off and Landing UAV (photo : TAF)
Kasama mengungkapkan bahwa saat ini kepada Angkatan Laut telah diserahkan dua sistem dan dua sistem lagi sedang dalam proses. Dua yang telah diserahkan digunakan dalam armada untuk misi patroli maritim. Pengujian di kapal perang mungkin akan tertunda.
Tiger Shark III UAV milik Suadron 404 (photo : TAF)
Selain dari DTI pada pameran ini juga tampil UAV dari beberapa instansi lainnya seperti Tiger Shark III, yang merupakan proyek bersama untuk pengembangan UAV MALE oleh Angkatan Udara dan DTI. Pesawat itu telah dimasukkan ke dalam layanan di Skuadron 404, satuan UAV Angkatan Udara pertama yang didirikan di Thailand yang mengoperasikan UAV Aerostar. Tiger Shark III yang ditempatkan bernomor refistrasi GST006.
UAV yang dikembangkan oleh Avia Satcom (photo : TAF)
Perusahaan Avia Satcom juga menampilkan UAV yang sedang dikembangkan dengan anggaran perusahaan sendiri. UAV dan sistem pengujian dan simulasi penggunaan perangkat keras (Hardware In-the-Loop) turut dipamerkan juga.
(TAF)
DTI RTN KSM 150 jenis VTOL UAV bersama kendaraan pembawanya (photo : TAF)
Pada tanggal 16 Juli lalu Institut Teknologi Pertahanan atau DTI menyelenggarakan DTI UAV Airshow di Thanarat Infantry Camp provinsi Prachuap Khiri Khan, Thailand untuk mempromosikan hasil penelitian DTI dan mitra dalam pengembangan UAV. Turut serta dalam pameran ini adalah pihak swasta baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Mini UAV jenis hand launched (photo : DTI)
Untuk DTI sendiri memiliki 4 sistem UAV yang dikembangkan :
- Quad rotor UAV,
- Hand Launched UAV (UAV luncur-tangan),
- DTI RTN KSM 150 (Vertical Take Off dan Landing UAV),
- Fixed Wing UAV dikembangkan MALE UAV (Medium Altitude Long Endurance).
Hand launched UAV sedang dilontarkan untuk memulai terbang (photo : TAF)
Untuk Mini UAV (Quad Rotor dan Hand Launched), DTI telah melakukan penelitian bersama dengan Akademi Angkatan Laut dan Angkatan Udara dan telah mengirimkan UAV ke Angkatan Darat untuk digunakan di tiga provinsi dari empat provinsi di Thailand Selatan, menggunakan satu sistem yang terdiri dari 2 pesawat.
Display monitor hand launched UAV (photo : DTI)
Operasi pesawat pada saat itu dilakukan pada siang dan malam, masing-masing dengan kamera poros berputar. Jarak operasi pada kisaran 10 km dengan waktu operasi lebih dari 1,5 jam. Untuk mendaratkannya tidak perlu mencari landasan pendaratan atau mengeluarkan payung pendaratan, namun cukup memperlambat multi rotor jenis Quad rotor yang dikembangkan bekerja sama dengan tentara. Jarak operasi mencapai 1,6 km dan dapat beroperasi pada lebih dari 0,5 - 1 jam.
Multi rotor jenis quad rotor UAV (photo : TAF)
Untuk UAV Sayap Tetap, yang merupakan proyek penelitian bersama dengan Angkatan Darat, pada pameran ini DTI membawa hasil program pengembangan UAV di masa lalu. Divisi Artileri membutuhkan untuk misi pemantauan yang ditempatkan di depan untuk jarak dekat maupun jangkauan operasi hingga 100-150 km, kecepatan 100 km/jam, waktu operasi lebih dari 6 jam, muatan 40 kg. Pada tahun fiskal 2015 akan diserahkan UAV sayap tetap untuk Angkatan Darat. Satu sistem UAV sayap tetap terdiri dari dua pesawat misi dan dua pesawat untuk latihan (dengan skala setengah kalinya), dan stasiun kontrol (ground control station) yang terpasang pada truk untuk mendukung dan mengontrol UAV tersebut.
Fixed wing UAV (photo : TAF)
Terakhir adalah DTI RTN KSM 150 atau VTOL UAV, yang merupakan pengembangan bersama antara DTI, Angkatan Laut dan Kasama Helicopters Limited. Pesawat tanpa awak dengan dua sumbu radial ini dapat beroperasi hingga jarak 50 km, kecepatan 100 km/jam waktu operasi lebih dari dua jam. muatan 2 kg yang digunakan untuk pengawasan, pengintaian dan misi penargetan dari kapal perang yang beroperasi dengan ruang terbatas.
Ground control station UAV jenis fixed wing (photo : DTI)
KSM 150 saat ini bisa terbang lebih dari dua jam dan tidak ada kekhawatiran tentang komunikasi ataupun transmisi gambar, namun untuk Angkatan Darat untuk penggunaan di Thailand Selatan mensyaratkan waktu operasi minimal 3 jam, sehingga diperlukan uji lagi.
KSM 150 Vertical Taje Off and Landing UAV (photo : TAF)
Kasama mengungkapkan bahwa saat ini kepada Angkatan Laut telah diserahkan dua sistem dan dua sistem lagi sedang dalam proses. Dua yang telah diserahkan digunakan dalam armada untuk misi patroli maritim. Pengujian di kapal perang mungkin akan tertunda.
Tiger Shark III UAV milik Suadron 404 (photo : TAF)
Selain dari DTI pada pameran ini juga tampil UAV dari beberapa instansi lainnya seperti Tiger Shark III, yang merupakan proyek bersama untuk pengembangan UAV MALE oleh Angkatan Udara dan DTI. Pesawat itu telah dimasukkan ke dalam layanan di Skuadron 404, satuan UAV Angkatan Udara pertama yang didirikan di Thailand yang mengoperasikan UAV Aerostar. Tiger Shark III yang ditempatkan bernomor refistrasi GST006.
UAV yang dikembangkan oleh Avia Satcom (photo : TAF)
Perusahaan Avia Satcom juga menampilkan UAV yang sedang dikembangkan dengan anggaran perusahaan sendiri. UAV dan sistem pengujian dan simulasi penggunaan perangkat keras (Hardware In-the-Loop) turut dipamerkan juga.
(TAF)