15 Juli 2015
Simulator kapal selam TNI AL buatan Rheinmetall Defence (all photos : Tribun News)
Surabaya (ANTARA News) - TNI AL kini memiliki simulator khusus untuk latihan manuver dan pengendalian kapal selam yang disebut Submarine Control Simulator (SCS).
Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman dalam keterangan pers yang diterima Antara di Surabaya, Selasa, melaporkan simulator itu diresmikan KSAL Laksamana TNI Ade Supandi di komplek Kolatarmatim, Koarmatim, Ujung Surabaya, Senin (13/7).
SCS merupakan sarana latihan prajurit kapal selam TNI AL dengan model simulasi kabin bergerak buatan Rheinmetal Defence Jerman. Negara lain yang sudah memiliki SCS yakni Yunani, Jerman, Turki, Korea Selatan, Italia, dan Singapura.
Kabin SCS dapat bergerak dengan kecepatan 10 knot dan mencapai kemiringan hingga 45 derajat, dengan tinggi total 4 meter, serta berat 85 ton.
Fungsi lainnya dari SCS sarana pelatihan dan familisasi pengendalian kapal selam itu adalah penyesuaian personel dengan dinamika gerakan kapal selam, pelatihan prosedur-prosedur, pelatihan keadaan darurat dan integrasi awak kapal selam.
KSAL optimistis SCS akan membuat kemampuan para prajurit TNI AL, khususnya pengawak kapal selam TNI AL, dapat meningkat dengan pesat, terasah dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi tinggi yang ada di kapal selam modern.
Prosesi peresmian SCS diawali dengan penandatangan naskah serah terima dari Dirut PT Pustaka Strategi Legiman Sutrisman kepada Kepala Dinas Pengadaan (Kadisadal) Laksamana Pertama TNI Prasetya Nugraha.
Selanjutnya, penyerahan dari Kadisadal kepada Asisten Logistik (Aslog) KSAL Laksamana Muda TNI Ir. Harry Pratomo, lalu dilanjutkan dengan penyerahan dari Aslog KSAL kepada Pangarmatim Laksda TNI Darwanto selaku "user".
Pada saat yang sama, KSAL juga meletakkan batu pertama pembangunan "Submarine Command and Team Trainer" (SCTT). SCS dan SCTT merupakan bagian dari Submarine Training Center, yaitu fasilitas untuk mengasah kemampuan para awak kapal selam.
Selain SCS dan SCTT, tiga fasilitas Submarine Center lainnya adalah Machinery and Propulsion Control Simulator (MPCS), Fire and Damage Control Simulator (FDCS), dan Submarine Escape Team Trainer (SETT).
"Dari kelima fasilitas Submarine Center tersebut, untuk sementara TNI AL baru menyelesaikan SCS. Fasilitas lainnya akan dibangun secara bertahap, menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia," kata KSAL.
Menurut KSAL, dengan dibangunnya komplek Submarine Training Center dapat mewadahi pelatihan para awak kapal selam yang sedang tidak melaksanakan operasi pelayaran.
Kepada para pengguna SCS, khususnya prajurit pengawak kapal selam, KSAL menyatakan sarana SCS ini merupakan komitmen TNI AL untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit kapal selam.
"Dengan kemampuan yang semakin terasah dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, maka pencapaian TNI AL sebagai World Class Navy akan dapat diraih. World Class Navy hanya dapat diraih dengan memiliki keunggulan teknologi dan SDM, serta organisasi dan kemampuan operasi yang mumpuni," katanya.
(Antara)
Simulator kapal selam TNI AL buatan Rheinmetall Defence (all photos : Tribun News)
Surabaya (ANTARA News) - TNI AL kini memiliki simulator khusus untuk latihan manuver dan pengendalian kapal selam yang disebut Submarine Control Simulator (SCS).
Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman dalam keterangan pers yang diterima Antara di Surabaya, Selasa, melaporkan simulator itu diresmikan KSAL Laksamana TNI Ade Supandi di komplek Kolatarmatim, Koarmatim, Ujung Surabaya, Senin (13/7).
SCS merupakan sarana latihan prajurit kapal selam TNI AL dengan model simulasi kabin bergerak buatan Rheinmetal Defence Jerman. Negara lain yang sudah memiliki SCS yakni Yunani, Jerman, Turki, Korea Selatan, Italia, dan Singapura.
Kabin SCS dapat bergerak dengan kecepatan 10 knot dan mencapai kemiringan hingga 45 derajat, dengan tinggi total 4 meter, serta berat 85 ton.
Fungsi lainnya dari SCS sarana pelatihan dan familisasi pengendalian kapal selam itu adalah penyesuaian personel dengan dinamika gerakan kapal selam, pelatihan prosedur-prosedur, pelatihan keadaan darurat dan integrasi awak kapal selam.
KSAL optimistis SCS akan membuat kemampuan para prajurit TNI AL, khususnya pengawak kapal selam TNI AL, dapat meningkat dengan pesat, terasah dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi tinggi yang ada di kapal selam modern.
Prosesi peresmian SCS diawali dengan penandatangan naskah serah terima dari Dirut PT Pustaka Strategi Legiman Sutrisman kepada Kepala Dinas Pengadaan (Kadisadal) Laksamana Pertama TNI Prasetya Nugraha.
Selanjutnya, penyerahan dari Kadisadal kepada Asisten Logistik (Aslog) KSAL Laksamana Muda TNI Ir. Harry Pratomo, lalu dilanjutkan dengan penyerahan dari Aslog KSAL kepada Pangarmatim Laksda TNI Darwanto selaku "user".
Pada saat yang sama, KSAL juga meletakkan batu pertama pembangunan "Submarine Command and Team Trainer" (SCTT). SCS dan SCTT merupakan bagian dari Submarine Training Center, yaitu fasilitas untuk mengasah kemampuan para awak kapal selam.
Selain SCS dan SCTT, tiga fasilitas Submarine Center lainnya adalah Machinery and Propulsion Control Simulator (MPCS), Fire and Damage Control Simulator (FDCS), dan Submarine Escape Team Trainer (SETT).
"Dari kelima fasilitas Submarine Center tersebut, untuk sementara TNI AL baru menyelesaikan SCS. Fasilitas lainnya akan dibangun secara bertahap, menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia," kata KSAL.
Menurut KSAL, dengan dibangunnya komplek Submarine Training Center dapat mewadahi pelatihan para awak kapal selam yang sedang tidak melaksanakan operasi pelayaran.
Kepada para pengguna SCS, khususnya prajurit pengawak kapal selam, KSAL menyatakan sarana SCS ini merupakan komitmen TNI AL untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit kapal selam.
"Dengan kemampuan yang semakin terasah dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, maka pencapaian TNI AL sebagai World Class Navy akan dapat diraih. World Class Navy hanya dapat diraih dengan memiliki keunggulan teknologi dan SDM, serta organisasi dan kemampuan operasi yang mumpuni," katanya.
(Antara)