19 Juni 2015
Bozena 4 kendaraan penyapu ranjau tanpa awak Yonzipur 9/1 Kostrad (photos : pr1v4t33r)
Pengunjung Terpukau dengan Bozena dalam Pameran Alutsista di Lapangan Saburai Bandar Lampung
Saibumi.com, Bandar Lampung – Tidak hanya alutsista macam tank Anoa, Leopard maupun helikopter yang dipamerkan dalam gelaran peralatan perang milik TNI di Lapangan Saburai, Enggal, Bandar Lampung Kamis, 18 Juni 2015.
Salah satu alat yang dipamerkan dan tidak kalah canggih serta modern yakni Bozena, dikenal sebagai penghancur ranjau. Kendaraan yang berbentuk robot ini didatangkan dari Slovakia dan menyita pengunjung pameran dari semua kalangan.
Komandan Peleton 2 Kompi Zipur A dari Yonzipur 9 / 1 Kostrad Letda (Czi) Rendra Yudha Wardhana (24) dan operator robot ini Serda Agus Sofyan (21) ini memaparkan tentang Bozena secara bergantian.
Bozena didemonstrasikan dengan menunjukkan cara kerjanya dari peralatan tempur yang dipamerkan Korem 043 Garuda Hitam di Lapangan Saburai.
"Sistem kerjanya hidrolik. Berfungsi untuk membersihkan ranjau anti personel dan antitank. Tahun 2013 ada di Indonesia dan menambah kekuatan persenjataan TNI AD. Robot ini khusus dipakai didarat. Biasanya dipakai didaerah perbatasan darat yang memang sering ditanami ranjau sebagai penghalang mobilitas pasukan," kata Rendra.
Sepintas, robot ini mirip alat pembajak sawah modern. Bagian depannya terdapat flail unit dari baja. Bisa diatur ketinggian dan kecepatan putarannya saat dipergunakan. "Flail Unit (berbentuk bulatan datar yang tergantung pada rantai baja) dibagian depan dengan gerakan melingkar berfungsi memukul ranjau hingga meledak," ungkapnya.
Masih kata dia, ranjau biasanya ditanam 25-30 sentimeter dibawah permukaan tanah. “Jadi butuh kekuatan yang berbeda untuk mendeteksi, mengaktifkan dan meledakkan ranjau karena ranjau makan waktu untuk dijinakkan secara manual," ujarnya.
"Ini termasuk alat yang sensitif. Tidak semua prajurit Yonzipur 9 bisa mengoperasionalkan robot ini. Cuma ada dua di Indonesia. Satu ada di Yonzipur 9 di Ujung Berung Bandung Provinsi Jawa Barat. Yang sedang anda lihat sekarang. Kemarin robot ini ikut serta dalam latihan tempur di Martapura. Kemudian satu unit lagi ada Yonzipur 10 di Provinsi Jawa Timur," ucap sang operator robot, Serda Agus Sofyan (21).
Pria yang sejak tahun 2014 ini mengendalikan Bozena lewat remot kontrol khusus. "Kekuatan jarak antara remot dan robot ini berbeda tergantung wilayah. Kalau untuk daerah terbuka itu jaraknya lima kilometer. Misalnya seperti daerah gurun. Kalau untuk daerah tertutup seperti hutan, jaraknya dua kilometer saja," ucap pria kelahiran Bima ini.
Dengan kecepatan maksimal 9 km/jam, robot ini lebih sering dipakai setelah suatu areal dikuasai pasukan. "Setelah daerah tertentu dikuasai pasukan, maka Bozena bertugas membersihkan areal tersebut dari ranjau yang sudah ditanam. Boleh juga kalau saat konvoi pasukan tempur, sistem radar mendeteksi bahwa dalam jalur yang akan ditempuh konvoi ada ranjau ditanam. Nah, Bozena akan berada didepan membersihkan ranjau sekaligus membuka jalan," ucap Rendra menjelaskan.
(Saibumi)
Bozena 4 kendaraan penyapu ranjau tanpa awak Yonzipur 9/1 Kostrad (photos : pr1v4t33r)
Pengunjung Terpukau dengan Bozena dalam Pameran Alutsista di Lapangan Saburai Bandar Lampung
Saibumi.com, Bandar Lampung – Tidak hanya alutsista macam tank Anoa, Leopard maupun helikopter yang dipamerkan dalam gelaran peralatan perang milik TNI di Lapangan Saburai, Enggal, Bandar Lampung Kamis, 18 Juni 2015.
Salah satu alat yang dipamerkan dan tidak kalah canggih serta modern yakni Bozena, dikenal sebagai penghancur ranjau. Kendaraan yang berbentuk robot ini didatangkan dari Slovakia dan menyita pengunjung pameran dari semua kalangan.
Komandan Peleton 2 Kompi Zipur A dari Yonzipur 9 / 1 Kostrad Letda (Czi) Rendra Yudha Wardhana (24) dan operator robot ini Serda Agus Sofyan (21) ini memaparkan tentang Bozena secara bergantian.
Bozena didemonstrasikan dengan menunjukkan cara kerjanya dari peralatan tempur yang dipamerkan Korem 043 Garuda Hitam di Lapangan Saburai.
"Sistem kerjanya hidrolik. Berfungsi untuk membersihkan ranjau anti personel dan antitank. Tahun 2013 ada di Indonesia dan menambah kekuatan persenjataan TNI AD. Robot ini khusus dipakai didarat. Biasanya dipakai didaerah perbatasan darat yang memang sering ditanami ranjau sebagai penghalang mobilitas pasukan," kata Rendra.
Sepintas, robot ini mirip alat pembajak sawah modern. Bagian depannya terdapat flail unit dari baja. Bisa diatur ketinggian dan kecepatan putarannya saat dipergunakan. "Flail Unit (berbentuk bulatan datar yang tergantung pada rantai baja) dibagian depan dengan gerakan melingkar berfungsi memukul ranjau hingga meledak," ungkapnya.
Masih kata dia, ranjau biasanya ditanam 25-30 sentimeter dibawah permukaan tanah. “Jadi butuh kekuatan yang berbeda untuk mendeteksi, mengaktifkan dan meledakkan ranjau karena ranjau makan waktu untuk dijinakkan secara manual," ujarnya.
"Ini termasuk alat yang sensitif. Tidak semua prajurit Yonzipur 9 bisa mengoperasionalkan robot ini. Cuma ada dua di Indonesia. Satu ada di Yonzipur 9 di Ujung Berung Bandung Provinsi Jawa Barat. Yang sedang anda lihat sekarang. Kemarin robot ini ikut serta dalam latihan tempur di Martapura. Kemudian satu unit lagi ada Yonzipur 10 di Provinsi Jawa Timur," ucap sang operator robot, Serda Agus Sofyan (21).
Pria yang sejak tahun 2014 ini mengendalikan Bozena lewat remot kontrol khusus. "Kekuatan jarak antara remot dan robot ini berbeda tergantung wilayah. Kalau untuk daerah terbuka itu jaraknya lima kilometer. Misalnya seperti daerah gurun. Kalau untuk daerah tertutup seperti hutan, jaraknya dua kilometer saja," ucap pria kelahiran Bima ini.
Dengan kecepatan maksimal 9 km/jam, robot ini lebih sering dipakai setelah suatu areal dikuasai pasukan. "Setelah daerah tertentu dikuasai pasukan, maka Bozena bertugas membersihkan areal tersebut dari ranjau yang sudah ditanam. Boleh juga kalau saat konvoi pasukan tempur, sistem radar mendeteksi bahwa dalam jalur yang akan ditempuh konvoi ada ranjau ditanam. Nah, Bozena akan berada didepan membersihkan ranjau sekaligus membuka jalan," ucap Rendra menjelaskan.
(Saibumi)