06 Juni 2015
Dua pesawat tempur TNI AU Hawk melakukan manuver pada latihan tempur yang berlangsung selama lima hari (photo : Tribun News)
ANGKASA.CO.ID – Tiga sasaran tembak darat yang disiapkan Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) I di Air Weapon Range (AWR) Buding, Kelapa Kampit, Belitung Timur hancur lebur, Kamis (4/6/2015). Tiga pesawat F-16C 52ID Skadron Udara 16 Lanud Pekanbaru menghancurkan satu sasaran tembak menggunakan bom Mk-82 secara beruntun. Tiga pesawat yang diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma tersebut masing-masing melepaskan empat bom Mk-82 tepat pukul 07.00 WIB.
Selang beberapa menit, sasaran kedua dihancurkan oleh empat pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, kali ini menggunakan serangkaian roket FFAR. Sementara sasaran ketiga dihancurkan oleh tiga pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru, masing-masing dengan dua bom Mk-82. Semua pesawat Hawk 100/200, dari Pontianak dan Pekanbaru, melakukan serangan setelah terbang dari Lanud Palembang. Simulasi penyerangan terhadap sasaran musuh ini sengaja dilakukan tidak dari homebase masing-masing jet tempur.
Bombardir pesawat Hawk mengenai sasaran (photo : TribunNews)
Menyaksikan keberhasilan dan keakuratan para penerbang tempur di jajaran Koopsau I dalam melakukan pengeboman, Panglima Koopsau I Marsda TNI A. Dwi Putranto mengaku sangat puas. Puas karena perwira tinggi bintang dua ini sebelumnya tidak memberikan kesempatan kepada para penerbangnya untuk melakukan familiarisasi medan sasaran, misalnya dengan melakukan simulasi penyerangan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. “Saya asumsikan, pasukan tempur udara saya langsung saya perintahkan untuk menyerang suatu daerah musuh yang belum mereka kenal,” ujarnya. “Dan ternyata berhasil tepat sasaran. Ini membanggakan sekaligus membuktikan bahwa para penerbang tempur di jajaran saya sudah siap melaksanakan tugas secara profesional,” tambahnya.
Proses penembakan sasaran menggunakan jet tempur, memang menjadi semacam inti tolak ukur keberhasilan penyerangan dalam suatu operasi udara. Walaupun tentu, misi-misi lain seperti penerjunan pasukan, perebutan pangkalan, operasi SAR Tempur (Sarpur), operasi bekal ulang, dan sebagainya tidak bisa diabaikan juga. Hal ini pun ditunjukan oleh Skadron Udara 31 yang mengerahkan pesawat C-130 Hercules, Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8 dengan helikopter Super Puma dan Puma, serta Skadron Udara 2 dengan pesawat C295. Ratusan prajurit Baret Jingga atau Korpaskhas juga memperlihatkan kemahiran dalam penguasaan tugasnya masing-masing.
Ratusan anggota Kopaskhas (Korps Pasukan Khas) TNI AU yang diterjunkan enam pesawat Hercules dengan ketinggian 2000 kaki, untuk menyerbu suatu daerah sasaran yang diasumsikan dikuasai oleh musuh. (photo : Okezone)
Manuver Lapangan dari rangkaian Latihan Puncak Jalak Sakti 2015 yang digelar di Belitung Timur tersebut, dipadukan dengan Latihan Puncak Korpaskhas Trisula Perkasa 2015 di tempat yang sama. Latihan terpadu ini ditutup oleh unjuk kemahiran menembak satu target drone menggunakan dua unit rudal panggul antipesawat QW-3 buatan China.
Sebelum proses penembakan dilakukan, target drone yang tidak lain merupakan pesawat tanpa awak (UAV) tersebut diterbangkan terlebih dahulu menggunakan peluncur roket. Dalam sekejap UAV melesat dengan kecepatan 70 m/detik (252 km/jam) dan terbang hingga ketinggian 1.000 m berjarak 2.000 m dari penembak yang telah bersiaga dengan rudal QW-3. Pada saat itulah, suar (flare) yang ada di target drone dinyalakan. Beberapa detik kemudian, dua tim penembak rudal QW-3 melepaskan rudalnya. Rudal QW-3 melesat mengejar target drone bermesin 350 cc yang mampu terbang 50-60 menit. Dalam penembakan ini Korpaskhas menyiagakan tiga rudal jarak pendek QW-3 dimana satu sebagai cadangan, sedangkan target drone yang disiapkan berjumlah dua unit dimana satu digunakan sebagai cadangan.
Target drone S-70 dan prajurit Kopaskhas yang bersiap dengan rudal QW-3 (photo : Angkasa)
Komandan Korpaskhas Marsda TNI Adrian Wattimena tampak gembira dengan keberhasilan para prajuritnya dalam melaksanakan penembakan target sasaran di udara. Rudal QW-3 merupakan alutsista pertahanan udara titik yang dimiliki Korpaskhas saat ini berikut radar Smart Hunter sebagai pendeteksi sasaran tembaknya.
Bila unsur pesawat tempur berhasil menghancurkan sasaran di darat dengan akurat, demikian juga prajurit Korpaskhas mampu menunjukkan profesionalismenya melakukan penembakan secara akurat sasaran di udara.
(Angkasa)
Dua pesawat tempur TNI AU Hawk melakukan manuver pada latihan tempur yang berlangsung selama lima hari (photo : Tribun News)
ANGKASA.CO.ID – Tiga sasaran tembak darat yang disiapkan Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) I di Air Weapon Range (AWR) Buding, Kelapa Kampit, Belitung Timur hancur lebur, Kamis (4/6/2015). Tiga pesawat F-16C 52ID Skadron Udara 16 Lanud Pekanbaru menghancurkan satu sasaran tembak menggunakan bom Mk-82 secara beruntun. Tiga pesawat yang diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma tersebut masing-masing melepaskan empat bom Mk-82 tepat pukul 07.00 WIB.
Selang beberapa menit, sasaran kedua dihancurkan oleh empat pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, kali ini menggunakan serangkaian roket FFAR. Sementara sasaran ketiga dihancurkan oleh tiga pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru, masing-masing dengan dua bom Mk-82. Semua pesawat Hawk 100/200, dari Pontianak dan Pekanbaru, melakukan serangan setelah terbang dari Lanud Palembang. Simulasi penyerangan terhadap sasaran musuh ini sengaja dilakukan tidak dari homebase masing-masing jet tempur.
Bombardir pesawat Hawk mengenai sasaran (photo : TribunNews)
Menyaksikan keberhasilan dan keakuratan para penerbang tempur di jajaran Koopsau I dalam melakukan pengeboman, Panglima Koopsau I Marsda TNI A. Dwi Putranto mengaku sangat puas. Puas karena perwira tinggi bintang dua ini sebelumnya tidak memberikan kesempatan kepada para penerbangnya untuk melakukan familiarisasi medan sasaran, misalnya dengan melakukan simulasi penyerangan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. “Saya asumsikan, pasukan tempur udara saya langsung saya perintahkan untuk menyerang suatu daerah musuh yang belum mereka kenal,” ujarnya. “Dan ternyata berhasil tepat sasaran. Ini membanggakan sekaligus membuktikan bahwa para penerbang tempur di jajaran saya sudah siap melaksanakan tugas secara profesional,” tambahnya.
Proses penembakan sasaran menggunakan jet tempur, memang menjadi semacam inti tolak ukur keberhasilan penyerangan dalam suatu operasi udara. Walaupun tentu, misi-misi lain seperti penerjunan pasukan, perebutan pangkalan, operasi SAR Tempur (Sarpur), operasi bekal ulang, dan sebagainya tidak bisa diabaikan juga. Hal ini pun ditunjukan oleh Skadron Udara 31 yang mengerahkan pesawat C-130 Hercules, Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8 dengan helikopter Super Puma dan Puma, serta Skadron Udara 2 dengan pesawat C295. Ratusan prajurit Baret Jingga atau Korpaskhas juga memperlihatkan kemahiran dalam penguasaan tugasnya masing-masing.
Ratusan anggota Kopaskhas (Korps Pasukan Khas) TNI AU yang diterjunkan enam pesawat Hercules dengan ketinggian 2000 kaki, untuk menyerbu suatu daerah sasaran yang diasumsikan dikuasai oleh musuh. (photo : Okezone)
Manuver Lapangan dari rangkaian Latihan Puncak Jalak Sakti 2015 yang digelar di Belitung Timur tersebut, dipadukan dengan Latihan Puncak Korpaskhas Trisula Perkasa 2015 di tempat yang sama. Latihan terpadu ini ditutup oleh unjuk kemahiran menembak satu target drone menggunakan dua unit rudal panggul antipesawat QW-3 buatan China.
Sebelum proses penembakan dilakukan, target drone yang tidak lain merupakan pesawat tanpa awak (UAV) tersebut diterbangkan terlebih dahulu menggunakan peluncur roket. Dalam sekejap UAV melesat dengan kecepatan 70 m/detik (252 km/jam) dan terbang hingga ketinggian 1.000 m berjarak 2.000 m dari penembak yang telah bersiaga dengan rudal QW-3. Pada saat itulah, suar (flare) yang ada di target drone dinyalakan. Beberapa detik kemudian, dua tim penembak rudal QW-3 melepaskan rudalnya. Rudal QW-3 melesat mengejar target drone bermesin 350 cc yang mampu terbang 50-60 menit. Dalam penembakan ini Korpaskhas menyiagakan tiga rudal jarak pendek QW-3 dimana satu sebagai cadangan, sedangkan target drone yang disiapkan berjumlah dua unit dimana satu digunakan sebagai cadangan.
Target drone S-70 dan prajurit Kopaskhas yang bersiap dengan rudal QW-3 (photo : Angkasa)
Komandan Korpaskhas Marsda TNI Adrian Wattimena tampak gembira dengan keberhasilan para prajuritnya dalam melaksanakan penembakan target sasaran di udara. Rudal QW-3 merupakan alutsista pertahanan udara titik yang dimiliki Korpaskhas saat ini berikut radar Smart Hunter sebagai pendeteksi sasaran tembaknya.
Bila unsur pesawat tempur berhasil menghancurkan sasaran di darat dengan akurat, demikian juga prajurit Korpaskhas mampu menunjukkan profesionalismenya melakukan penembakan secara akurat sasaran di udara.
(Angkasa)