16 Mei 2015
KRI Rigel 933 (photo : Ocea)
KRI Rigel-933, kapal survei hidrografi-oseanografi TNI AL tiba
Jakarta (ANTARA News) - Tanpa memerlukan kapal tunda, KRI Rigel-933, kapal survei hidrografi canggih TNI AL terbaru, bisa menambatkan diri di dermaga Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.
Kapal militer berkelir abu-abu laut itu tiba setelah 50 hari lalu berlayar dari galangan kapalnya, OCEA Dossier, di Les Sables-d’Olonne, Prancis, menuju Tanjung Priok.
Kanon 20mm melengkapi KRI Rigel 933 (photo : Sea and Marine)
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, memimpin upacara militer penyambutan kapal perang terbaru TNI AL, di dermaga itu, Jumat.
“Indonesia memesan dua kapal survei di kelas ini kepada galangan kapal itu. Semuanya tepat waktu, baik pembuatan, pengujian, dan pengiriman,” kata Supandi, tentang kapal yang dikategorikan sebagai Multi Purpose Research Vehicle itu.
Setelah upacara penerimaan ini, KRI Rigel-933 akan ditempatkan di Dinas Hidrografi-Oseanografi TNI AL, dengan nomenklatur penomoran 9xx yang menandakan dia dikategorikan secara aset ke dalam jajaran kapal bantu.
Ruang anjungan (photo : Ocea)
KRI Spica 934
Kapal kedua yang dipesan dari galangan kapal OCEA Dossier, di Les Sables-d’Olonne, Prancis, itu akan tiba pada September nanti.
Dia akan diberi nama KRI Spica-934, yang juga memakai nama rasi bintang, sebagaimana halnya dengan Rigel alias rasi Lintang Waluku (Jawa) atau Orion (Inggris/Barat).
Laiknya kapal survei hidrologi, KRI Rigel-933 seukuran panjang 60 meter dan bobot kosong 500 ton itu tidak dilengkapi senjata mematikan, hanya dua senapan mesin 12,7 milimeter yang ditancap di geladak samping kanan dan kirinya, plus senapan mesin 20 milimeter di bawah anjungan.
Yang menjadi keistimewaan kapal seharga 93,848 juta dolar Amerika Serikat ini adalah deretan instrumen khusus penera hidrologis dan oseanografis.
Di antara banyak keistimewaan dan kecanggihan instrumennya, yang paling menyolok mata adalah kehadiran Autonomous Underwater Vehicle mirip torpedo gemuk berwarna oranye terang, di dalam kontainer khusus di geladak luar buritan kapal.
Ruang pemrosesan data (photo : Sea and Marine)
Dialah yang menjadi andalan dalam memindai bentang alam laut mengandalkan sonar sisinya. Instrumen ini buatan Kongsberg, Norwegia.
Dia bisa beroperasi secara mandiri (otonom) berbasis data komputer yang telah diinput dan data keluaran hasil kerjanya bisa dipancarkan seketika waktu.
Masih didukung robot bawah laut buatan ECA Robotics, Prancis, yang awam biasa menamakan ini sebagai Remoted Operated Vehicle, dengan kamera-kamera tiga dimensinya. Olahan datanya bisa dilihat seketika di layar monitor dalam tampilan tiga dimensi.
“Dia bisa membedakan lapisan demi lapisan air laut di kedalaman, hingga mengenali perbedaan salinitas dan pergerakan arus air. Juga bisa membedakan apakah obyek yang dijumpai itu metal, bahan organik, dan sebagainya,” kata Kepala Subdinas Penerangan Umum Dinas Penerangan TNI AL, Kolonel Pelaut Suradi, secara terpisah.
Beberapa hadirin berkata, jika KRI Rigel-933 sudah tiba saat musibah AirAsia Qz8510 terjadi maka proses SAR korban dan evakuasi reruntuhan pesawat terbang itu bisa lebih cepat dan efisien.
Remotely Operated Vehicle (ROV), robot bawah air berfungsi sebagai survei geofisika, bisa menyelam hingga 1.000 meter, punya lengan dengan lima fungsi gerakan untuk ambil obyek di dasar laut. (photo : Viva)
KRI Rigel-933 yang baru tiba ini masih dalam pendampingan pembuatnya, galangan kapal OCEA Dossier.
“Kapal kami ini sangat istimewa, beberapa negara telah memesan. Bisa untuk kepentingan militer ataupun sipil sepenuhnya, tergantung keperluan," katanya.
"Yang penting juga, Angkatan Laut Prancis juga memakai kapal sama dengan yang dipesan Indonesia ini,” kata Manajer Proyek OCEA Dossier, Luc Boulestreau.
Dia turut menyaksikan detik-detik kehadiran KRI Rigel-933 di Tanjungpriok itu. Senyumnya mengembang saat kapal berbodi alumunium itu bisa bermanuver baik dan ditambat.
“Masih banyak sekali keandalan kapal ini yang harus dikuasai sepenuhnya dan kami siap mendukung sepenuh hati,” kata Boulestreau.
(Antara)
KRI Rigel 933 (photo : Ocea)
KRI Rigel-933, kapal survei hidrografi-oseanografi TNI AL tiba
Jakarta (ANTARA News) - Tanpa memerlukan kapal tunda, KRI Rigel-933, kapal survei hidrografi canggih TNI AL terbaru, bisa menambatkan diri di dermaga Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.
Kapal militer berkelir abu-abu laut itu tiba setelah 50 hari lalu berlayar dari galangan kapalnya, OCEA Dossier, di Les Sables-d’Olonne, Prancis, menuju Tanjung Priok.
Kanon 20mm melengkapi KRI Rigel 933 (photo : Sea and Marine)
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, memimpin upacara militer penyambutan kapal perang terbaru TNI AL, di dermaga itu, Jumat.
“Indonesia memesan dua kapal survei di kelas ini kepada galangan kapal itu. Semuanya tepat waktu, baik pembuatan, pengujian, dan pengiriman,” kata Supandi, tentang kapal yang dikategorikan sebagai Multi Purpose Research Vehicle itu.
Setelah upacara penerimaan ini, KRI Rigel-933 akan ditempatkan di Dinas Hidrografi-Oseanografi TNI AL, dengan nomenklatur penomoran 9xx yang menandakan dia dikategorikan secara aset ke dalam jajaran kapal bantu.
Ruang anjungan (photo : Ocea)
KRI Spica 934
Kapal kedua yang dipesan dari galangan kapal OCEA Dossier, di Les Sables-d’Olonne, Prancis, itu akan tiba pada September nanti.
Dia akan diberi nama KRI Spica-934, yang juga memakai nama rasi bintang, sebagaimana halnya dengan Rigel alias rasi Lintang Waluku (Jawa) atau Orion (Inggris/Barat).
Laiknya kapal survei hidrologi, KRI Rigel-933 seukuran panjang 60 meter dan bobot kosong 500 ton itu tidak dilengkapi senjata mematikan, hanya dua senapan mesin 12,7 milimeter yang ditancap di geladak samping kanan dan kirinya, plus senapan mesin 20 milimeter di bawah anjungan.
Yang menjadi keistimewaan kapal seharga 93,848 juta dolar Amerika Serikat ini adalah deretan instrumen khusus penera hidrologis dan oseanografis.
Di antara banyak keistimewaan dan kecanggihan instrumennya, yang paling menyolok mata adalah kehadiran Autonomous Underwater Vehicle mirip torpedo gemuk berwarna oranye terang, di dalam kontainer khusus di geladak luar buritan kapal.
Ruang pemrosesan data (photo : Sea and Marine)
Dialah yang menjadi andalan dalam memindai bentang alam laut mengandalkan sonar sisinya. Instrumen ini buatan Kongsberg, Norwegia.
Dia bisa beroperasi secara mandiri (otonom) berbasis data komputer yang telah diinput dan data keluaran hasil kerjanya bisa dipancarkan seketika waktu.
Masih didukung robot bawah laut buatan ECA Robotics, Prancis, yang awam biasa menamakan ini sebagai Remoted Operated Vehicle, dengan kamera-kamera tiga dimensinya. Olahan datanya bisa dilihat seketika di layar monitor dalam tampilan tiga dimensi.
“Dia bisa membedakan lapisan demi lapisan air laut di kedalaman, hingga mengenali perbedaan salinitas dan pergerakan arus air. Juga bisa membedakan apakah obyek yang dijumpai itu metal, bahan organik, dan sebagainya,” kata Kepala Subdinas Penerangan Umum Dinas Penerangan TNI AL, Kolonel Pelaut Suradi, secara terpisah.
Beberapa hadirin berkata, jika KRI Rigel-933 sudah tiba saat musibah AirAsia Qz8510 terjadi maka proses SAR korban dan evakuasi reruntuhan pesawat terbang itu bisa lebih cepat dan efisien.
Remotely Operated Vehicle (ROV), robot bawah air berfungsi sebagai survei geofisika, bisa menyelam hingga 1.000 meter, punya lengan dengan lima fungsi gerakan untuk ambil obyek di dasar laut. (photo : Viva)
“Kapal kami ini sangat istimewa, beberapa negara telah memesan. Bisa untuk kepentingan militer ataupun sipil sepenuhnya, tergantung keperluan," katanya.
"Yang penting juga, Angkatan Laut Prancis juga memakai kapal sama dengan yang dipesan Indonesia ini,” kata Manajer Proyek OCEA Dossier, Luc Boulestreau.
Dia turut menyaksikan detik-detik kehadiran KRI Rigel-933 di Tanjungpriok itu. Senyumnya mengembang saat kapal berbodi alumunium itu bisa bermanuver baik dan ditambat.
“Masih banyak sekali keandalan kapal ini yang harus dikuasai sepenuhnya dan kami siap mendukung sepenuh hati,” kata Boulestreau.
(Antara)