04 Mei 2015
Panser Anoa 2 versi amfibi buatan PT Pindad (photo : Defense Studies)
INILAHCOM, Bandung - Guna memudahkan layanan jasa perbankan, PT Pindad kini difasilitas kredit ekspor. Pasalnya, untuk mengirimkan senjata dan kendaraan tempur ke negara lain itu bukanlah hal mudah.
"Sekarang, kita (PT Pindad) siapkan dan didukung kredit ekspor. Biasanya, Indonesia dapat kredit saat beli, tapi dengan layanan ini memungkinkan kita untuk mendapat kredit saat menjual," kata Dirut Pindad Silmy Karim saat ditemui di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, layanan perbankan itu difasilitasi Indonesia Exim Bank. Ekspor barang alutsista itu tidak mudah. Selama ini, layanan tersebut bekerja sama dengan bank-bank di negara tujuan ekspor," ucapnya.
Disinggung mengenai persentasi ekspor antara senjata dan kendaraan tempur, Silmy mengakui sejauh ini pihaknya lebih banyak mengirim kendaraan tempur. Mengapa demikian? Dia mengaku untuk mengekspor persenjataan itu memiliki risiko yang lebih dibandingkan menjual kendaraan tempur.
"Kalau untuk senjata itu kita harus ekstra hati-hati. Tak sedikit industri pertahanan di negara lain yang tersandung kasus karena produk senjatanya disalahgunakan oleh kelompok bersenjata. Kalau minta kendaraan tempur, kita buka pintu lebar-lebar dan silakan memesan ke Pindad," tuturnya seraya membanggakan Panser Anoa sebagai produk unggulan yang diakui dunia internasional.
Lebih jauh Silmy mengatakan Pindad menargetkan pada 2015 ini sebagai tahun tantangan. Bersama seluruh stakeholder, dia berupaya mewujudkan Pindad sebagai industri pertahanan kebanggaan Indonesia. Khususnya, untuk memenuhi amanat negara yang bertugas untuk kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Untuk itu, belum lama ini Pindad menjadi tuan rumah Armoured Vehicles Asia (AVA) 2015. Konferensi kendaraan tempur internasional itu digelar di Jakarta pada 28-29 April kemarin.
"Sejauh ini, hasil dari konferensi itu tercipta kerjasama strategis antarasesama industri pertahanan global. Amerika dan Eropa memang mempunyai keunggulan. Tapi kita bisa bersain di pasar Asia, Timur Tengah, dan Afrika," jelas Silmy.
(Inilah)
Panser Anoa 2 versi amfibi buatan PT Pindad (photo : Defense Studies)
INILAHCOM, Bandung - Guna memudahkan layanan jasa perbankan, PT Pindad kini difasilitas kredit ekspor. Pasalnya, untuk mengirimkan senjata dan kendaraan tempur ke negara lain itu bukanlah hal mudah.
"Sekarang, kita (PT Pindad) siapkan dan didukung kredit ekspor. Biasanya, Indonesia dapat kredit saat beli, tapi dengan layanan ini memungkinkan kita untuk mendapat kredit saat menjual," kata Dirut Pindad Silmy Karim saat ditemui di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, layanan perbankan itu difasilitasi Indonesia Exim Bank. Ekspor barang alutsista itu tidak mudah. Selama ini, layanan tersebut bekerja sama dengan bank-bank di negara tujuan ekspor," ucapnya.
Disinggung mengenai persentasi ekspor antara senjata dan kendaraan tempur, Silmy mengakui sejauh ini pihaknya lebih banyak mengirim kendaraan tempur. Mengapa demikian? Dia mengaku untuk mengekspor persenjataan itu memiliki risiko yang lebih dibandingkan menjual kendaraan tempur.
"Kalau untuk senjata itu kita harus ekstra hati-hati. Tak sedikit industri pertahanan di negara lain yang tersandung kasus karena produk senjatanya disalahgunakan oleh kelompok bersenjata. Kalau minta kendaraan tempur, kita buka pintu lebar-lebar dan silakan memesan ke Pindad," tuturnya seraya membanggakan Panser Anoa sebagai produk unggulan yang diakui dunia internasional.
Lebih jauh Silmy mengatakan Pindad menargetkan pada 2015 ini sebagai tahun tantangan. Bersama seluruh stakeholder, dia berupaya mewujudkan Pindad sebagai industri pertahanan kebanggaan Indonesia. Khususnya, untuk memenuhi amanat negara yang bertugas untuk kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Untuk itu, belum lama ini Pindad menjadi tuan rumah Armoured Vehicles Asia (AVA) 2015. Konferensi kendaraan tempur internasional itu digelar di Jakarta pada 28-29 April kemarin.
"Sejauh ini, hasil dari konferensi itu tercipta kerjasama strategis antarasesama industri pertahanan global. Amerika dan Eropa memang mempunyai keunggulan. Tapi kita bisa bersain di pasar Asia, Timur Tengah, dan Afrika," jelas Silmy.
(Inilah)