24 Maret 2015
Pesawat tempur Rafale mendarat di Halim (photo : Angkasa)
Jakarta (ANTARA News) - Diam-diam tensi persaingan pabrikan pesawat tempur yang ingin produknya ditunjuk menjadi pengganti F-5E/F Tiger II TNI AU meningkat, dan hari ini dua pesawat tempur C-01 Rafale Angkatan Udara Prancis mampir di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Kedua pesawat tempur bermesin ganda multi peran buatan Dassault Aviation, Prancis, itu diangkut memakai pesawat angkut menengah A-400M Angkatan Udara Prancis, seturut informasi dari Dinas Penerangan TNI AU, Senin.
Mereka merupakan kontingen yang sama dari Angkatan Udara Prancis, yang sebelumnya berlaga di Langkawi International Maritime and Aerospace 2015, Malaysia, beberapa hari lalu. Di ASEAN belum ada pengguna C-01 Rafale.
TNI AU berencana menghapus F-5E/F Tiger II buatan Northrop, Amerika Serikat. Ada beberapa calon pengisi yang sedang getol menawarkan diri, yaitu JAS39 Gripen buatan SAAB AB, Swedia, Eurofighter Typhoon (Eurofighter/konsorsium Eropa Barat), F-16 Fighting Falcon Block 60 (Boeing-Amerika Serikat), dan Sukhoi Su-35 Flanker (Rusia).
Bukan cuma Skuadron Udara 14 (di mana Tiger II tergabung) yang akan dicarikan pengganti pesawat tempurnya, melainkan akan juga dibangun tiga skuadron udara tempur baru.
Jika diasumsikan satu skuadron berkekuatan 12 hingga 18 pesawat terbang maka diperlukan 48 hingga 64 unit pesawat tempur baru dilengkapi sistem pendukung, sistem perawatan dan pemeliharaan, sistem pelatihan, dan lain-lain.
Nama C-01 Rafale nyaris tidak pernah disebut-sebut hingga beberapa waktu lalu dan kini dua unit pesawat tempur yang turut alam Operasi Hermattan, di utara Libya, itu menampakkan dirinya. Selain kandungan teknologinya, produk senjata Prancis dikenal memiliki desain sangat menawan dengan harga cukup tinggi.
Selama di Jakarta, kedua unit C-01 Rafale itu akan unjuk terbang di hadapan petinggi TNI AU.
Bukan cuma di Jakarta karena demonstrasi terbang —beberapa pilot tempur TNI AU ikut sebagai penerbang tandem— juga dilaksanakan di Pangkalan Udara Utama Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur. Pangkalan udara inilah yang dikenal sebagai “sarangnya” pesawat tempur TNI AU.
C-01 Rafale dibuat Dassault Aviation (dulu Dassault Breguet) dalam beberapa varian, yaitu Rafale A, Rafale B, Rafale C, Rafale D, dan Rafale M, yang khusus diciptakan untuk ditempatkan di kapal induk.
Rafale, Typhoon, dan Gripen --semuanya bersayap delta dengan sayap kanard-- aktif dalam operasi kemanusiaan di Timur Tengah atas mandat PBB, di antaranya Operasi Karakal (JAS39 Gripen).
Dibandingkan para pesaingnya, sosok Rafale dan Gripen jauh dari menyeramkan namun menyimpan letalitas dan teknologi tinggi dalam memusnahkan lawan di udara, laut, dan darat.
(Antara)
Pesawat tempur Rafale mendarat di Halim (photo : Angkasa)
Jakarta (ANTARA News) - Diam-diam tensi persaingan pabrikan pesawat tempur yang ingin produknya ditunjuk menjadi pengganti F-5E/F Tiger II TNI AU meningkat, dan hari ini dua pesawat tempur C-01 Rafale Angkatan Udara Prancis mampir di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Kedua pesawat tempur bermesin ganda multi peran buatan Dassault Aviation, Prancis, itu diangkut memakai pesawat angkut menengah A-400M Angkatan Udara Prancis, seturut informasi dari Dinas Penerangan TNI AU, Senin.
Mereka merupakan kontingen yang sama dari Angkatan Udara Prancis, yang sebelumnya berlaga di Langkawi International Maritime and Aerospace 2015, Malaysia, beberapa hari lalu. Di ASEAN belum ada pengguna C-01 Rafale.
TNI AU berencana menghapus F-5E/F Tiger II buatan Northrop, Amerika Serikat. Ada beberapa calon pengisi yang sedang getol menawarkan diri, yaitu JAS39 Gripen buatan SAAB AB, Swedia, Eurofighter Typhoon (Eurofighter/konsorsium Eropa Barat), F-16 Fighting Falcon Block 60 (Boeing-Amerika Serikat), dan Sukhoi Su-35 Flanker (Rusia).
Bukan cuma Skuadron Udara 14 (di mana Tiger II tergabung) yang akan dicarikan pengganti pesawat tempurnya, melainkan akan juga dibangun tiga skuadron udara tempur baru.
Jika diasumsikan satu skuadron berkekuatan 12 hingga 18 pesawat terbang maka diperlukan 48 hingga 64 unit pesawat tempur baru dilengkapi sistem pendukung, sistem perawatan dan pemeliharaan, sistem pelatihan, dan lain-lain.
Nama C-01 Rafale nyaris tidak pernah disebut-sebut hingga beberapa waktu lalu dan kini dua unit pesawat tempur yang turut alam Operasi Hermattan, di utara Libya, itu menampakkan dirinya. Selain kandungan teknologinya, produk senjata Prancis dikenal memiliki desain sangat menawan dengan harga cukup tinggi.
Selama di Jakarta, kedua unit C-01 Rafale itu akan unjuk terbang di hadapan petinggi TNI AU.
Bukan cuma di Jakarta karena demonstrasi terbang —beberapa pilot tempur TNI AU ikut sebagai penerbang tandem— juga dilaksanakan di Pangkalan Udara Utama Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur. Pangkalan udara inilah yang dikenal sebagai “sarangnya” pesawat tempur TNI AU.
C-01 Rafale dibuat Dassault Aviation (dulu Dassault Breguet) dalam beberapa varian, yaitu Rafale A, Rafale B, Rafale C, Rafale D, dan Rafale M, yang khusus diciptakan untuk ditempatkan di kapal induk.
Rafale, Typhoon, dan Gripen --semuanya bersayap delta dengan sayap kanard-- aktif dalam operasi kemanusiaan di Timur Tengah atas mandat PBB, di antaranya Operasi Karakal (JAS39 Gripen).
Dibandingkan para pesaingnya, sosok Rafale dan Gripen jauh dari menyeramkan namun menyimpan letalitas dan teknologi tinggi dalam memusnahkan lawan di udara, laut, dan darat.
(Antara)