28 Januari 2013
Defence Technology Institute (DTI) suatu badan riset dari Kementrian Pertahanan Thailand baru-baru ini mengeluarkan varian baru kendaraan peluncur roket multi laras DTI-1 kepada publik. DTI-1 merupakan kerjasama antara DTI dan China National Precision Machinery Import & Export Corporation (CPMIEC) dengan basis peluncur roket WS-1 buatan China.
Perbedaan yang nyata dari tampilan kendaraan ini dari serie sebelumnya terletak pada kabin pengemudi yang telah dilindungi secara penuh dengan pelat baja. Tersedia pula tempat bagi awak tambahan untuk peluncuran roket sebaris di belakang kursi pengemudi. Kendaraan yang dipakai diduga tetap menggunakan Volvo FM-400 6x6. Tidak dijelaskan Level STANAG dari lapisan baja untuk proteksinya.
DTI masih mempunyai satu agenda riset terkait DTI-1, dengan tetap dibantu oleh CPMIEC negeri ini akan mengembangkan "DTI-1G [Guided]", dengan memakai roket kendali maka presisi penembakan DTI-1 akan lebih baik lagi.
(Defense Studies)
Peluncur roket multi laras DTI-1 (all photos (TAF)
Perbedaan yang nyata dari tampilan kendaraan ini dari serie sebelumnya terletak pada kabin pengemudi yang telah dilindungi secara penuh dengan pelat baja. Tersedia pula tempat bagi awak tambahan untuk peluncuran roket sebaris di belakang kursi pengemudi. Kendaraan yang dipakai diduga tetap menggunakan Volvo FM-400 6x6. Tidak dijelaskan Level STANAG dari lapisan baja untuk proteksinya.
Seperti halnya peluncur roket WS-1, maka DTI-1 juga mempunyai diameter roket 302 mm dan dapat menjangkau sasaran sejauh 180 km. Diameter roket dan jarak jangkau tersebut merupakan yang terbesar di kawasan. Sebagaimana diketahui, korps artileri Angkatan Darat Thailand memang sangat powerful dalam persenjataan.
Rokets DTI-1 dapat dilepaskan dengan kecepatan 5.2 mach, respon waktu yang dibutuhkan untuk penembakan adalah 20 menit. Berat kotor hulu ledaknya mencapai 150 kg, jenis hulu ledak yang dipakai ZDB-2B sama seperti seperti WS-1B yang digunakan China.
DTI masih mempunyai satu agenda riset terkait DTI-1, dengan tetap dibantu oleh CPMIEC negeri ini akan mengembangkan "DTI-1G [Guided]", dengan memakai roket kendali maka presisi penembakan DTI-1 akan lebih baik lagi.
(Defense Studies)