26 Januari 2013
KRI Beladau 643 - kapal cepat rudal (photo : Kaskus Militer)
KRI Beladau-643 Perkuat TNI AL
JAKARTA (Pos Kota) – Hari ini merupakan hari bersejarah bagi perkembangan teknologi militer Bangsa Indonesia, khususnya bidang industri perkapalan yaitu dengan diresmikannya buah karya putra-putri Bangsa Indonesia berupa sebuah kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal-40 (KCR-40) yang diberi nama KRI Beladau-643 produksi PT. Palindo Marine Batam.
Peresmian kapal tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE, Kapolri Jenderal Pol. Drs. Timur Pradopo, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M., serta pejabat militer dan sipil lainnya di Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau.
Kehadiran KRI Beladau-643 yang desain dan pembangunannya dilakukan oleh putra-putri Bangsa Indonesia akan memperkuat Alutsista TNI Angkatan Laut sekaligus meningkatkan kemampuan TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan tugas menjaga kedaulatan dan penegakkan hukum di laut yurisdiksi nasional.
Dikatakan oleh Menhan RI Purnomo Yusgiantoro pada acara peresmian tersebut, penambahan Alutsista di laut baik KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) dan KAL (Kapal Angkatan Laut) merupakan jawaban konsekuensi atas kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar adalah lautan. Selain itu lanjut Menhan, Indonesia memiliki posisi yang strategis serta memiliki kekayaan alam yang luar biasa, baik potensi perikanan maupun keragaman hayati. Disamping itu Indonesia juga mempunyai selat dan perairan kepulauan nusantara yang merupakan alur pelayaran utama yang tidak hanya penting bagi Bangsa Indonesia tapi juga bagi bangsa lainnya, itu semua tidak hanya membawa manfaat ekonomis bagi bangsa Indonesia tetapi juga membawa konsekuensi tanggungjawab untuk menjaganya.
Pemukul Cepat
Anjungan kapal KRI Beladau (photo : Tribun News)
KRI Beladau-643 merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula. Kapal berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter, dan berat 250 ton ini memiliki sistem pendorong handal yang mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 27 knot, serta memiliki daya tembak/hancur yang besar karena dilengkapi persenjataan Rudal C-705. Kelebihan kapal perang ini dilengkapi dengan sistem persenjataan canggih berupa Sensor Weapon Control (Sewaco), meriam caliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS), dan meriam anjungan 2 unit caliber 20 mm.
Kapal KCR-40 ini mampu menampung bahan bakar 50 ton, air tawar 15 ton, 35 orang anak buah kapal (ABK) dan masih mampu memuat 13 personel Pasukan Khusus. Kapal ini juga memiliki peralatan navigasi akurat, sehingga memberikan keyakinan keamanan bernavigasi, selain itu dilengkapi peralatan komunikasi yang mampu digunakan untuk melaksanakan komunikasi antar kapal permukaan dan pesawat udara dalam satu kesisteman, sehingga diharapkan mampu mengemban tugas-tugas TNI Angkatan Laut dan juga memberikan efek deterrence bagi pertahanan Negara.
KCR-40 ini terbuat dari baja khusus High Tensile Steel pada bagian hulu dan lambung kapal yang juga produk dalam negeri yang diperoleh dari PT Krakatau Steel, Cilegon, sedangkan untuk bangunan atas kapal menggunakan Aluminium Alloy serta daya gerak menggunakan 3 mesin penggerak dengan menerapkan System Propulsi Fixed Propeller 5 daun pada baling-baling yang menjadikan kapal memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar. Kapal ini juga sudah dilakukan uji coba Harbour Acceptance Test atau uji coba merapat di pelabuhan/dermaga dan Sea Acceptance Test atau uji coba di laut dengan hasil yang memuaskan.
KRI Beladau-643 merupakan kapal ketiga, setelah sebelumnya KRI Clurit-641 diresmikan pada April 2011 dan KRI Kujang-642 yang diresmikan pada Februari 2012. Kapal perang jenis KCR-40 yang dibangun di PT. Palindo Marine Batam ini berukuran panjang 44 meter, lebar 8 meter, berat 238 ton, dan diawaki 35 orang anak buah kapal dan delapan pasukan khusus. Persenjataan antara lain satu unit meriam 30 mm, dua unit meriam anjungan 20 mm, dan dua set Rudal C-705.
(Pos Kota)
See Also :
Kemenhan pun Terima 1 Unit Combat Boat
25 Januari 2013
Combat Boat produksi Palindo Marine (photo : Palindo)
Selain meresmikan kapal perang KRI Beladau 643, Kementerian Pertahanan dan Keamanan RI juga menerima satu unit combat boat yang diproduksi di PT Palindo Marine Shipyard, Batam siang tadi.
Combat boat ini kata Kabalitbang Kemenhan Eddy Sumarno Siradj merupakan salah satu proyek prototype antara Kemenhankam dan PT Palindo Marine Shipyard menggunakan dana dari APBN tahun 2012.
Pembuatan kapal yang bisa mengangkut 8 kru dan 6 orang penumpang itu dilakukan sejak Maret hingga November 2012.
Edi juga mengatakan Combat boat ini memiliki spesifikasi panjang 17,7 meter, lebar 4,0 meter serta mampu berlayar hingga 50 knots.
Combat boat ini berbahan aluminium alloy dengan dua unit mesin masing-masing 900 tenaga kuda.(spt)
(Batam Pos)
KRI Beladau 643 - kapal cepat rudal (photo : Kaskus Militer)
KRI Beladau-643 Perkuat TNI AL
JAKARTA (Pos Kota) – Hari ini merupakan hari bersejarah bagi perkembangan teknologi militer Bangsa Indonesia, khususnya bidang industri perkapalan yaitu dengan diresmikannya buah karya putra-putri Bangsa Indonesia berupa sebuah kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal-40 (KCR-40) yang diberi nama KRI Beladau-643 produksi PT. Palindo Marine Batam.
Peresmian kapal tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE, Kapolri Jenderal Pol. Drs. Timur Pradopo, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M., serta pejabat militer dan sipil lainnya di Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau.
Kehadiran KRI Beladau-643 yang desain dan pembangunannya dilakukan oleh putra-putri Bangsa Indonesia akan memperkuat Alutsista TNI Angkatan Laut sekaligus meningkatkan kemampuan TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan tugas menjaga kedaulatan dan penegakkan hukum di laut yurisdiksi nasional.
Dikatakan oleh Menhan RI Purnomo Yusgiantoro pada acara peresmian tersebut, penambahan Alutsista di laut baik KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) dan KAL (Kapal Angkatan Laut) merupakan jawaban konsekuensi atas kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar adalah lautan. Selain itu lanjut Menhan, Indonesia memiliki posisi yang strategis serta memiliki kekayaan alam yang luar biasa, baik potensi perikanan maupun keragaman hayati. Disamping itu Indonesia juga mempunyai selat dan perairan kepulauan nusantara yang merupakan alur pelayaran utama yang tidak hanya penting bagi Bangsa Indonesia tapi juga bagi bangsa lainnya, itu semua tidak hanya membawa manfaat ekonomis bagi bangsa Indonesia tetapi juga membawa konsekuensi tanggungjawab untuk menjaganya.
Pemukul Cepat
Anjungan kapal KRI Beladau (photo : Tribun News)
KRI Beladau-643 merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula. Kapal berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter, dan berat 250 ton ini memiliki sistem pendorong handal yang mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 27 knot, serta memiliki daya tembak/hancur yang besar karena dilengkapi persenjataan Rudal C-705. Kelebihan kapal perang ini dilengkapi dengan sistem persenjataan canggih berupa Sensor Weapon Control (Sewaco), meriam caliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS), dan meriam anjungan 2 unit caliber 20 mm.
Kapal KCR-40 ini mampu menampung bahan bakar 50 ton, air tawar 15 ton, 35 orang anak buah kapal (ABK) dan masih mampu memuat 13 personel Pasukan Khusus. Kapal ini juga memiliki peralatan navigasi akurat, sehingga memberikan keyakinan keamanan bernavigasi, selain itu dilengkapi peralatan komunikasi yang mampu digunakan untuk melaksanakan komunikasi antar kapal permukaan dan pesawat udara dalam satu kesisteman, sehingga diharapkan mampu mengemban tugas-tugas TNI Angkatan Laut dan juga memberikan efek deterrence bagi pertahanan Negara.
KCR-40 ini terbuat dari baja khusus High Tensile Steel pada bagian hulu dan lambung kapal yang juga produk dalam negeri yang diperoleh dari PT Krakatau Steel, Cilegon, sedangkan untuk bangunan atas kapal menggunakan Aluminium Alloy serta daya gerak menggunakan 3 mesin penggerak dengan menerapkan System Propulsi Fixed Propeller 5 daun pada baling-baling yang menjadikan kapal memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar. Kapal ini juga sudah dilakukan uji coba Harbour Acceptance Test atau uji coba merapat di pelabuhan/dermaga dan Sea Acceptance Test atau uji coba di laut dengan hasil yang memuaskan.
KRI Beladau-643 merupakan kapal ketiga, setelah sebelumnya KRI Clurit-641 diresmikan pada April 2011 dan KRI Kujang-642 yang diresmikan pada Februari 2012. Kapal perang jenis KCR-40 yang dibangun di PT. Palindo Marine Batam ini berukuran panjang 44 meter, lebar 8 meter, berat 238 ton, dan diawaki 35 orang anak buah kapal dan delapan pasukan khusus. Persenjataan antara lain satu unit meriam 30 mm, dua unit meriam anjungan 20 mm, dan dua set Rudal C-705.
(Pos Kota)
See Also :
Kemenhan pun Terima 1 Unit Combat Boat
25 Januari 2013
Combat Boat produksi Palindo Marine (photo : Palindo)
Selain meresmikan kapal perang KRI Beladau 643, Kementerian Pertahanan dan Keamanan RI juga menerima satu unit combat boat yang diproduksi di PT Palindo Marine Shipyard, Batam siang tadi.
Combat boat ini kata Kabalitbang Kemenhan Eddy Sumarno Siradj merupakan salah satu proyek prototype antara Kemenhankam dan PT Palindo Marine Shipyard menggunakan dana dari APBN tahun 2012.
Pembuatan kapal yang bisa mengangkut 8 kru dan 6 orang penumpang itu dilakukan sejak Maret hingga November 2012.
Edi juga mengatakan Combat boat ini memiliki spesifikasi panjang 17,7 meter, lebar 4,0 meter serta mampu berlayar hingga 50 knots.
Combat boat ini berbahan aluminium alloy dengan dua unit mesin masing-masing 900 tenaga kuda.(spt)
(Batam Pos)