07 Mei 2014
Howitzer KH-179 buatan Korea Selatan (photos : Media Indonesia, Luputan6)
Howitzer Anyar untuk Kodam di Kalimantan
JAKARTA - Meriam anyar TNI AD kemarin secara resmi diserahkan oleh KASAD kepada jajarannya.
TNI AD membeli 18 unit meriam Howitzer KH 179 kaliber 155 mm dari perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai. Meriam tarik tersebut diklaim memiliki daya jangkau lebih jauh dibandingkan para pendahulunya.
Meriam tersebut dipesan sejak dua tahun lalu. Untuk mendatangkannya, TNI AD membayar USD 944 ribu per unit. Ditambah lagi dengan kendaraan penarik meriam seharga USD 170 ribu per unit.
Secara keseluruhan, TNI AD harus mengeluarkan dana USD 20,052 juta atau Rp 230,8 miliar untuk mendatangkan meriam-meriam tersebut.
Kadispenad Brigjen Andika Perkasa menjelaskan, pembelian meriam itu untuk memenuhi kebutuhan satuan tempur yang kekurangan senjata. Kekurangan itu bisa berarti tidak punya atau sudah memiliki meriam namun sudah uzur. "Rencananya meriam akan ditempatkan di Aceh, Kalbar, dan Kaltim," terangnya kemarin.
Artinya, meriam itu akan menjadi alutsista Batalyon 16 Kodam Iskandar Muda, Batalyon 17 Tanjung Pura, dan Batalyon 18 Mulawarman. Masing-masing batalyon mendapatkan enam unit meriam. MabesAD mengakui, persenjataan di ketiga Kodam tersebut masih minim dibandingkan Kodam lainnya.
Howitzer KH 179 memiliki laras sepanjang 10,4 meter dan bobot 6.890 kilogram. Merian tersebut bisa menembakkkan hingga empat peluru per menit dan bisa menembak langsung dengan jarak minimum satu kilometer.
"Jangkauan tembakannya 18 kilometer dengan munisi high explosive dan 30 kilometer menggunakan munisi RAP," lanjutnya.
Sebelumnya, jangkauan meriam Howitzer TNI AD adalah 12 kilometer melalui seri M-101 105 mm. Kelebihan lainnya, meriam tersebut dilengkapi sistem pengisian peluru semiotomatis dan sistem penembakan malam hari. selain itu, bobotnya yang relatif ringan membuat meriam tersebut bisa diangkut dengan pesawat Hercules.
(JPNN)
Howitzer KH-179 buatan Korea Selatan (photos : Media Indonesia, Luputan6)
Howitzer Anyar untuk Kodam di Kalimantan
JAKARTA - Meriam anyar TNI AD kemarin secara resmi diserahkan oleh KASAD kepada jajarannya.
TNI AD membeli 18 unit meriam Howitzer KH 179 kaliber 155 mm dari perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai. Meriam tarik tersebut diklaim memiliki daya jangkau lebih jauh dibandingkan para pendahulunya.
Meriam tersebut dipesan sejak dua tahun lalu. Untuk mendatangkannya, TNI AD membayar USD 944 ribu per unit. Ditambah lagi dengan kendaraan penarik meriam seharga USD 170 ribu per unit.
Secara keseluruhan, TNI AD harus mengeluarkan dana USD 20,052 juta atau Rp 230,8 miliar untuk mendatangkan meriam-meriam tersebut.
Kadispenad Brigjen Andika Perkasa menjelaskan, pembelian meriam itu untuk memenuhi kebutuhan satuan tempur yang kekurangan senjata. Kekurangan itu bisa berarti tidak punya atau sudah memiliki meriam namun sudah uzur. "Rencananya meriam akan ditempatkan di Aceh, Kalbar, dan Kaltim," terangnya kemarin.
Artinya, meriam itu akan menjadi alutsista Batalyon 16 Kodam Iskandar Muda, Batalyon 17 Tanjung Pura, dan Batalyon 18 Mulawarman. Masing-masing batalyon mendapatkan enam unit meriam. MabesAD mengakui, persenjataan di ketiga Kodam tersebut masih minim dibandingkan Kodam lainnya.
Howitzer KH 179 memiliki laras sepanjang 10,4 meter dan bobot 6.890 kilogram. Merian tersebut bisa menembakkkan hingga empat peluru per menit dan bisa menembak langsung dengan jarak minimum satu kilometer.
"Jangkauan tembakannya 18 kilometer dengan munisi high explosive dan 30 kilometer menggunakan munisi RAP," lanjutnya.
Sebelumnya, jangkauan meriam Howitzer TNI AD adalah 12 kilometer melalui seri M-101 105 mm. Kelebihan lainnya, meriam tersebut dilengkapi sistem pengisian peluru semiotomatis dan sistem penembakan malam hari. selain itu, bobotnya yang relatif ringan membuat meriam tersebut bisa diangkut dengan pesawat Hercules.
(JPNN)